Veranda pov💙
"Ehhh tapi kamu gak usah kesini, aku udah bayar kok tadi, hallo...haloo!! (Hening) Ku lihat layar ponselku ternyata panggilannya sudah terputus.
Adduuhh kenapa dia malah mau kesini sih,gumamku, entah kenapa aku jadi mendadak gugup saat ini, aku berjalan ke samping mobilku dan sedikit memantas diriku di kaca mobil, kurapikan rambutku yg sedikit berantakan, ahh sepertinya aku harus sedikit memperbaiki polesan make up di mukaku,gumamku saat ku lihat wajahku penuh dengan keringat akibat teriknya matahari siang ini. Ku langkahkan kakiku menuju toilet yg terletak di samping bengkel ini.
Ting!
Suara notifikasi di ponselku menandakan ada pesan masuk. Kubuka hpku dan kulihat ada satu pesan masuk.
(From:no name)
Share lokasi kamu dong, aku udah di jalan nih.
Sepertinya pesan itu dari dia, tanpa pikir panjang kubalas pesannya dengan mengshare lokasiku saat ini, stelah itu kumasukan kembali hpku ke dalam tas dan lanjut berjalan menuju toilet.Setelah kegiatan toiletku selesai, kuputuskan untuk menunggu dia di dalam mobil saja pikirku, karena matahari saat ini sedang terik teriknya.
Baru saja aku ingin membuka pintu mobilku, ku lihat mobil sport warna hitam berjalan dan berhenti tepat di samping mobilku, ahh sepertinya itu dia, pikirku.
Rasa gugup perlahan mulai kurasakan lagi, entah kenapa aku jadi deg-degan begini, aku bingung bagaimana caraku menyapanya, aku harus berekspresi seperti apa?? Ramahkah? Atau dingin kah? Aku jadi bingung sendiri hingga tanpa kusadari aku hanya menunduk kaku melihatnya yg mulai berjalan ke arahku."Heiii!!". Sapanya saat dia sudah berdiri tepat di depanku.
Perlahan kuangkat wajahku untuk melihatnya, dia tengah tersenyum memamerkan gigi gingsulnya seperti tadi pagi, tak dapat kupungkiri bahwa dia sungguh manis sekali dengan senyum ramah dan tatapan matanya yg menatapku lembut.Jantungku semakin berdebar tak karuan, apa yg terjadi denganku hari ini?. Pikirku.
"Ehh.. hhaiii", balasku dengan sedikit terbata, aku merutuki diriku sendiri yg malah gugup di depan dia, aku yakin dia pasti menyadarinya, aduuhhh bodoh sekali aku ini."Oh iya kita belum kenalan kan ya? Kenalin aku kinal" ucapnya kemudian seraya menjulurkan tangannya ke arahku.
"Aku veranda, panggil aja ve" sahutku singkat.Kami saling menjabat tangan cukup lama, sangat tidak wajar untuk saling berjabat tangan memperkenalkan diri yg biasanya hanya terjadi beberapa detik, saat ini dia malah menjabat tanganku sedikit erat dengan pandangan matanya yg sulit ku artikan tertuju padaku.
Aku tidak berani menatap matanya yg entah mengapa membuat jantungku berdebar semakin kencang, ku tundukan wajahku sedikit ke samping untuk menghindari tatapannya.Sampai beberapa detik kemudian "eh maaf,hehe" ucapnya sembari melepaskan jabatan tangannya dari tanganku, kulihat dia tengah menggaruk tengkuknya sendiri sambil tersenyum kaku ke arahku.
Apakah dia juga merasa gugup sepertiku?."Embb yaudh tunggu disini ya aku mau bayar biaya servis mobil kamu dulu".ujarnya kemudian.
"Ehh nggk usah, tadi udah aku bayar kok, waktu di telfon juga aku mau bilang kalo semuanya udah aku bayar tp kamu keburu matiin telfonnya" ucapku.
"Loh kok malah kamu yg bayar sih, itu kan salah aku ve, aku gaenak sama kamu jdinya" ucapnya dengan nada menyesal dan sedikit memonyongkan bibirnya, lucu sekali pikirku.
"Yaudh gini aja deh, sebagai gantinya gimana kalo aku traktir kamu makan siang ya, mau yaaa ve" lanjutnya lagi dengan wajah memohon kepadaku.Sebenarnya aku tidak ingin berlama lama berada di dekat dia karena entah mengapa itu membuat detak jantungku semakin tak karuan, tapi aku juga tidak bisa menolak ajakannya, aku takut dia menganggapku wanita yg sombong jadilah ku iyakan saja ajakannya.
Kini aku telah berada di dalam mobilnya, lagi lagi karena kemauannya yg sedikit memaksaku untuk memilih naik mobilnya saja, sementara mobilku aku titipkan di bengkel. Entah kenapa aku hanya mengiyakan saja semua kemauannya, ingin menolakpun rasanya sulit sekali karena saat aku mencoba untuk berbicara mulutku ini sama sekali tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun ,entahlah mungkin karena aku terlalu gugup, tapi gugup karena apa???
"Kamu kenapa?kok kyaknya gelisah gitu?" Tanyanya yg menatapku sekilas lalu kembali fokus mengemudi.
"Eengghh enggak kok gpp" sahutku mencoba untuk terlihat senormal mungkin.
"Emhh kirain". Ucapnya sembari tersenyum menatapku , tatapan yg begitu lembut. baru kali ini aku merasa senang di tatap oleh seorang wanita, yg jelas aku merasa wanita ini sangat berbeda dengan teman teman wanitaku yg lain, di dekatnya aku merasa tenang, seakan dia adalah sosok pria yg akan selalu siap melindungiku kapan saja."Ve kita makan disini aja yah?" Tanyanya sembari menepikan mobilnya di depan sebuah cafe.
"Boleh nal" jawabku. Rasa gugup yg sejak tadi kurasakan perlahan hilang melihat melihat keramahannya padaku, kini malah aku merasa nyaman ada di dekatnya padahal kita baru saja bertemu.Setelah dia memarkirkan mobilnya, dia keluar terlebih dulu dan membukakan pintu mobilnya untukku, aku sedikit kaget dengan perlakuan manisnya ini, sungguh dia adalah wanita yg aneh yg saat aku berada di sampingnya aku tidak merasa bahwa aku sedang bersama seorang wanita.
"Mkasih nal" ucapku.
"Sama sama tuan putri" ucapnya sembari sedikit membungkukan badannya seolah dia adalah seorang pangeran dan aku tuan putrinya.Kurasakan pipiku sedikit memanas dan aku yakin pipiku pasti sudah merah sekarang akibat perlakuan manisnya yg kutahu dia hanya menggodaku tapi tetap saja aku merasa senang.
Setelah memasuki cafe dan memilih tempat duduk, kami segera memesan makanan dan selang beberapa menit makanan kami pun telah tersaji di atas meja.
Ku lihat pesanan makanan milik kinal yg ternyata lumayan banyak, bukan cuma satu menu tapi tiga menu sekaligus.Karena penasaran ku beranikan diriku untuk bertanya "nal itu makanannya kok banyak banget, emang abis segitu? Tanyaku yg langsung dia balas dengan senyuman bodohnya.
"Aku kalo makan siang emang segini porsiku ve, kalo nggk nanti perutku ini gk bakal kenyang" jawabnya sambil mengelus elus perutnya sendiri.
Aku yg melihatnya hanya bisa terkekeh geli melihat tingkahnya yg lucu menurutku. Tingkah konyolnya berhasil mencairkan kecanggunganku terhadapnya, membuatku sudah tidak sungkan lagi untuk membalas candaan dan ledekannya kepadaku. Baru kali ini aku merasa senyaman ini dengan orang yg baru aku kenal."Ehm ve aku boleh tanya sesuatu nggk" ucapnya setelah menelan suapan terkahir makanannya.
"Boleh, mau tanya apa nal?" Jawabku.
"Emmh kayaknya aku pernah ngeliat kamu di club malam kemarin , itu kamu kan ve?" Ucapnya sedikit ragu ragu sambil menatap lekat mataku.
Aku hampir saja tersedak mendengar pertanyaannya, sebenarnya aku belum siap untuk menjawab pertanyaan semacam ini apalagi dari dia yg barusaja kukenal, tapi mau menghindar seperti apapun tidak ada gunanya toh dia juga pasti sudah tahu wanita seperti apakah aku ini.Dengan nada yg kubuat setenang mungkin kujawab pertanyaannya "iya" jawabku sembari menundukan kepalaku berpura pura sibuk dengan makanan di piringku hanya untuk menghindari tatapannya.
Aku sudah tahu apa yg akan di tanyakannya lagi padaku setelah ini, dan akupun sudah siap untuk menjawab pertanyaannya dengan apa adanya. Walaupun itu akan terasa sangat memalukan tapi pada kenyataannya aku memang wanita yg pantas untuk di permalukan bukan?."Ohh brarti aku gk salah liat dong ve, kamu cantik bgt malem itu" ujarnya yg membuatku sedikit kaget, karena ternyata dia tidak menanyakan apa yg seharusnya dia tanyakan, apa dia takut membuatku tersinggung?
"Mkasih" ucapku tanpa menoleh ke arahnya, aku tidak lagi berani menatapnya, aku merasa malu kepada diriku sendiri karena aku yakin meskipun dia tidak bertanya secara langsung padaku, dia pasti sudah tahu siapa wanita yg ada di hadapannya saat ini.
"Malam itu kamu cantik tapi hari ini kamu jauh lebih cantik ve" lanjutnya lagi yg sukses membuatku salah tingkah, apakah dia serius dengan kata katanya?ataukah dia hanya ingin mencairkan suasana akibat pertanyaannya yg sedikit membuatku tidak nyaman?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect CEO (on going)
FanfictionGxg area! 21+ Anak laki laki yg kencingnya blom lurus jgn kesini! Anak cewek yg kencingnya blom berdiri jgn baca! Hanya kegilaan yg terlintas dalam pikiran dan saya tuangkan ke dalam tulisan, itulah satu satunya cara saya untuk tetap berada dalam ke...