Kinal membanting pintu mobil seraya berjalan gontai menuju pintu depan rumah mewahnya, sekilas ia melirik jam yg melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Udah jam 1.30 gumammya". Ia bergegas mengeluarkan kunci dari dalam saku celananya untuk membuka pintu. Suara derap langkah kakinya terdengar menggema memecah keheningan sesisi rumah mewah itu.
Tepat di depan tangga menuju lantai dua kinal menghentikan langkahnya, ia sekilas melirik kearah sofa di ruang tamunya , samar samar ia melihat kepala yg entah milik siapa menyembul dari balik sofa itu. Hawa dingin tiba tiba saja menyelimuti sekujur tubuh kinal, ia merasa seperti ada angin dingin meniup tengkuknya, jantungnya mulai berdebar tak karuan. "Itu kepala manusia apa kepala ss..setan yaa..". Gumamnya sembari celingukan mencari barangkali ada manusia lain yg bisa menolongnya, tapi sialnya ia lupa bahwa saat ini sudah larut malam dan bi Ijah pasti sudah tertidur lelap di kamarnya.
Akhirnya dengan lutut bergetar hebat serta keringat dingin yg mulai membasahi tubuhnya, Kinal memberanikan diri untuk mendekati sosok tersebut dengan bibir komat kamit membaca ayat ayat al-Qur'an yg dia hafal.
""Alloohumma barik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa 'adzaa bannar"....ehhh buseeett itu kan do'a sebelum makan yakk? Gumam kinal seraya menepok jidatnya sendiri. "Ahh bodoamat deh yg penting kan sama sama do'a...".
Kinal menghentikan langkahnya saat jarak dirinya dan sosok kepala tersebut hanya tinggal satu langkah kaki saja, kinal terdiam sejenak seraya menyipitkan mata menyelidik sosok kepala di depannya. "Ini setan rambutnya halus bener kayaknya,..emang di dunia setan ada salon juga apa yakk??". Kinal menggaruk kepalanya yg tak gatal bingung dengan pertanyaan yg dia buat sendiri.
Dengan langkah perlahan kinal mulai menyeret kakinya yg meski terasa lemas ia memaksa untuk berjalan, matanya terus mengawasi sosok kepala di depannya, khawatir kalau kalau si pemilik kepala tiba tiba menyerang dan mungkin saja menelannya bulat bulat. Hingga akhirnya..."melody!!!".
Sang pemilik kepala horor yg ternyata adalah melody itu menggeliat pelan, tidurnya sedikit terusik akibat suara tekejut kinal. Perlahan ia mengucek ngucek matanya sebelum akhirnya senyum manis terlukis di sudut bibirnya kala matanya menangkap sosok gadis yg ia tunggu kedatangannya sampai ia ketiduran.
"Kinal?? Kamu kapan pulang?? Aku nungguin kamu sampe ketiduran tau..".
"Engghh anu..aku baru aja pulang mel..".
"Muka kamu kenapa nal? Kok pucet banget? Keringetan gitu lagi..". Melody terheran heran melihat kinal yg berdiri mematung dengan buliran keringat yg membasahi dahi dan pelipisnya, sementara satu tangannya masih menempel di depan dadanya.
Melody bangkit dan berjalan mendekati kinal, tangannya mengusap keringat yg mengucur di dahi kinal seraya menempelkan telapak tangannya selama beberapa detik di kening kinal. "Badan kamu gak panas kok, kenapa wajah kamu pucet gini?". Tanya melody seraya mengelus lembut pipi kinal.
Kinal tak langsung menjawab pertanyaan beruntun melody, ia berjalan lemas lalu duduk di atas sofa berusaha menetralkan debaran jantungnya yg sempat berpacu kencang.
"Tadi aku pikir kamu hantu mel, soalnya cuman keliatan kepalanya aja, aku hampir pingsan tahu..". Gerutu kinal dengan bibir yg cemberut lucu, sepertinya ia sejenak lupa dengan usianya saat ini."Ppppppffffff". Melody berusaha menahan tawanya mengetahui apa yg barusaja terjadi, ternyata hanya karena menyangka dirinya adalah hantu, kinal sampai berkeringat ngos ngosan dengan wajah pucat pasi mirip orang habis lari marathon.
"Ishh kok malah ngetawain sih mel,, aku beneran takut tahu". Kinal menatap kesal pada melody yg malah menertawakannya. Sejenak ia menyesali kebodohannya, kenapa ia harus berkata jujur tadi astaga! Apa kata dunia jika orang orang tahu bahwa seorang devi kinal putri takut hantu??.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect CEO (on going)
FanfictionGxg area! 21+ Anak laki laki yg kencingnya blom lurus jgn kesini! Anak cewek yg kencingnya blom berdiri jgn baca! Hanya kegilaan yg terlintas dalam pikiran dan saya tuangkan ke dalam tulisan, itulah satu satunya cara saya untuk tetap berada dalam ke...