Suara alunan lagu wanita terbahagia yang dinyanyikan Bunga Citra Lestari,menemani gadis yang sedang menatap pantulan dirinya di cermin.
Sesekali Ia juga ikut bernyanyi mengikuti alunan lagu nya.Sambil memasukkan beberapa buku sekolah,sesuai dengan mata pelajaran hari ini." Jauh... didalam hati, selalu ku rasa,Bersyukur, aku mengenangmu... karena cinta... dari kamu... jadikan aku... wanita..terbahagia di dunia,""Senja...! "teriak seorang wanita di luar kamarnya."ayo geulis, cepetan! Udah siang... "lanjutnya.
"Iya,Ibu... "jawab nya dan segera bergegas keluar kamarnya sambil mematikan musik yang masih melantunkan alunan nya.
"Ini bekal makan siang kamu,dan ini yang kamu pesan kemaren."Rawati,Ibu Senja memberikan kotak bekal makan siang dan Nampan berisikan jajan tradisional Bandung padanya.
"Makasih,Bu... "ucapnya sembari tersenyum.
"Naha,anjeun hoyong pisan ngajual di sakola? naon henteu dimarahi?(kamu beneran mau jualan di sekolah? apa tidak dimarahi?)" tanya sang Ibu pada Senja.
"Iya atuh,Ibu.."jawabnya
"Henteu,Bu."lanjut Senja yakin sembari tersenyum,meyakinkan hati Ibunya yang khawatir."Ibu, sieun, Senja bakal dimarahi.Henteu,muhun?hayu atuh urang jual waè!(Ibu, takut, Senja dimarahi.Tidak usah,ya? biar, Ibu saja yang jualan!)"tawar Ibunya lagi.
Dia sangat takut jika Senja jualan di sekolah,takut Senja diejek dan dimarahi oleh gurunya.Dia juga tidak mau merepotkannya,tugas nya hanyalah belajar.Masalah jualan dan uang,itu urusan dia sebagai kepala keluarga disini.
"Gausah atuh, Ibu.. "tolaknya
"Senja mau bantu,Ibu."Senja bergegas berdiri dan mengambil Nampan jualannya,sembari mengulurkan tangannya untuk menyalami Ibunya."Senja berangkat dulu ya,Bu? udah siang,"ucapnya sambil memakai ransel sekolahnya yang berwarna biru muda.
"Assalamu'alaikum.. "pamitnya."Walaikumsalam... hati-hati, Senja!"pekik sang Ibu ketika sudah melihat Senja berada diambang pintu.
"Kamu anak yang baik,Senja... Ibu gak mau kehilangan kamu.Gimana kalo kamu tau,siap Ibu sebenernya.. apakah kamu masih bersifat seperti ini?"lirih Rawati yang masih menatap kepergian Senja.
*****
Kaki Senja baru saja mendarat di tepi jalan Raya,sedang menunggu angkot yang akan mengantarkannya sampai kesekolah dengan tepat waktu dan selamat.Dia selalu tersenyum ramah pada siapapun yang lewat hilir-mudik didepannya.Sampai tatapannya berpaling ke seekor anak kucing yang berada ditengah perjalanan yang lumayan ramai.Dengan cekatan,Senja mengangkat tubuh anak kucing itu dan memindahkannya di pinggir jalan.
"Kamu jangan kemana-mana atuh,Cing.. disini aja,ya? biar tidak tertabrak motor."ucapnya pada kucing itu.
Senja memang gadis yang baik dan ramah.Selalu membantu siapapun yang sedang kesulitan dan tak mengharapkan imbalan apapun.Dengan langkah jenjangnya,Ia melangkahkan kakinya kembali untuk berada ditempat semula.
Tin...
Klakson mobil berwarna hitam yang melintas dihadapan Senja.Gadis itu sedikit tertabrak oleh kab mobil tersebut,yang mengakibatkan dagangannya jatuh berceceran dijalanan.
"Woi! Kalo jalan pake mata!"teriak seorang lelaki yang berada didalam mobil yang sudah menabrak Senja.
Senja mencoba bangkit dan berjalan dengan sedikit pincang,menghampiri sang pemilik mobil."kamu yang harusnya hati-hati! Ini bukan jalan Ayah kamu,jadi tolong jangan kebut-kebutan!"marahnya pada lelaki itu.
Lelaki itu tersenyum miring, mendengar perkataan Senja yang membuat dirinya ingin menghujaninya dengan perkataan-perkataan kasar.Dia tidak membalas perkataan Senja,melajukan gasnya melewati jalanan Raya yang lumayan ramai pagi ini.
"Dasar orang kaya gak punya hati!"ujar Senja geram dan berjalan untuk memunguti dagangannya yang berantakan ditengah jalan.
"Maafin Senja,ya,Bu... dagangannya kebuang sia-sia.Padahal Ibu udah capek-capek buatnya.. "lirihnya kembali.
Angkot yang akan ditumpangi Senja,sudah datang dengan tepat waktu.Dengan terburu-buru Ia berlari agar tak tertinggal oleh angkotnya.
Disepanjang perjalanan menuju sekolah,Senja masih menatap sedih Nampan dipangkuannya.Hanya dengan berdaganglah dia dan Ibu nya bertahan hidup.Tapi hari ini,dagangannya terbuang sia-sia hanya karena orang yang tak bertanggung jawab."maaf,Bu.."ucapnya dalam hati dan menghapus jejak air mata yang keluar melalui sudut matanya.
"Kenapa dagangannya berantakan,Neng?"tanya seorang Ibu yang duduk disebelah Senja.
"Iya,Bu,tadi saya tertabrak mobil yang melintas di jalan."jawabnya jujur sembari tersenyum.
"Aduh,Eneng... hati-hati atuh kalo nyebrang,"ujar Ibu itu lagi.
"Iya,Bu.. hehe"Tawahan hambar dari Senja,melukiskan kesedihan yang sedang diratapinya.Dengan menghela napas panjangnya,Ia mencoba menerima semua kejadian tadi dengan lapang dada.
"Saya diluan,ya,Bu.."pamitnya pada seorang Ibu yang sempat berbicara padanya.
"Iya,Neng.."
Senja memasuki sekolahnya dengan senyum ramah yang diberikan pada Satpam penjaga gerbang sekolah SMA Utama."Assalamu'alaikum,Mang Ujang!"panggilnya
"Walaikumsalam,Senja.. loh itu kenapa atuh dagangannya berantakan?"tanga Mang Ujang heran padanya.
"Gapapa,Mang,"jawabnya dengan wajah lesu."saya nitip disini boleh?"tawarnya pada Mang Ujang.
"Ya boleh atuh.. "Mang Ujang mengambil alih Nampan dagangan Senja dan meletakkan didalam pos tempatnya beristirahat.
"Makasih banyak,Mang..kalo gitu,Senja masuk dulu,ya?"pamitnya dan langsung berjalan meninggalkan gerbang sekolahnya menuju kelas.
Desiran angin pagi ini,membuat perasaan Senja menjadi teringat kejadian malangnya tadi.Disepanjang perjalannya di koridor sekolah,Ia hanya melamun memikirkan perasaan sang Ibu apabila mengetahui dagangannya yang berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Raya
Teen FictionFajar ku, tetaplah bersinar menyalurkan kehangatan, dan pergi dengan memberi harapan untuk kembali. Jangan seperti Senja, datang hanya untuk memberi keindahan sesaat, dan pergi memberikan kegelapan. [Revisi setelah ending]