Menunggu

55 2 0
                                    

Happy reading

"Kalian berdua, ngapai di kelas ini?"tanya Guru yang akan mengajar di kelas Senja.

Semua pasang mata sedang menatap Senja, Cika, Edo dan juga Roni yang sedang berada di samping meja nya. Bu Susi, selaku Guru yang akan mengajar di kelas ini merasa terganggu oleh kehadiran mereka. Tidak biasa-biasannya mereka seperti ini, pasti ada yang aneh, pikirnya.

"Ibu liat, kita, ngapai?"tanya Roni kembali.

"Berdiri, "jawab Bu Susi, guru Fisika SMA Utama.

"Nah, itu tau! "ujar Roni lagi.

"Siapa yang nyuruh kalian? "tanya Guru Fisika itu lagi, sembari berjalan mendekat ke arah mereka.

"Fajar, "jawab Roni.

"Panggil Fajar, kesini. Saya mau bicara sama dia. "perintahnya dan segera dilakukan oleh Roni.

Edo masih setia berdiri di samping meja Senja, dengan senyuman yang mengembang menampilkan lesung pipi yang dimilikinya.

Tok.. tok..

Suara ketukan pintu berhasil mengalihkan perhatian seluruh teman sekelas Senja. Melihat Fajar yang datang dengan Roni di belakangnya.

"Pagi, Bu, "sapanya dan melangkahkan kakinya memasuki kelas itu.

"Pagi, "balas Bu Susi.

"Ada apa, ya, Bu? "tanya Fajar heran.

"Benar, kamu menyuruh Edo dan Roni ke sini? "

"Iya, Bu. "jawab Fajar sembari memasukkan satu tangannya ke kantung celana sekolahnya.

"Untuk apa? "

"Jagain Senja, "ucap Fajar sambil menatap meja Senja sekilas.

Senja yang mendengar perkataan Fajar, hanya bisa tersenyum kikuk menatap ke teman-temannya, menampilkan deretan giginya. Semua teman-temannya menatap ke arahnya. Tatapan bingung dan juga aneh.

"Kamu takut Senja diculik? Dia pacar kamu? "

"Enggak... "jedanya sedikit lalu dilanjutkan lagi"enggak juga, "

"Terus, ngapai kamu nyuruh mereka buat jagain Senja? "

"Jadi gini, Bu. Mama saya, yang nyuruh buat saya jagain Senja. Saya 'kan gamau nolak perintah orangtua, nanti dosa. Jadi, saya iyain deh perintahnya. Tapi, saya pikir-pikir males juga jagain dia. Jadi, saya mutusin buat nyuruh Edo sama Roni buat jagain Senja. "jelasnya yang mendapat tatapan aneh dari Gurunya.

"Untuk apa Mama kamu, nyuruh jagain Senja? "

"Nah, kalo soal itu, Ibu mending tanya langsung ajadeh sama Mama saya, "

*******

Fajar sudah berada di parkiran sekolah sejak lima belas menit yang lalu. Wajahnya menunjukkan kekesalan akibat menunggu terlalu lama. Dengan handphone di tangan kirinya dan sesekali, Ia juga melihat jam tangan yang dipakainya.

Fajar berdecak kesal, sungguh Senja sudah membuat dirinya menunggu untuk pertama kalinya. Kalau bukan karena perintah Mamanya, dia tidak akan mau menunggu, apalagi menjaga Senja.

Senja RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang