"Cek,cek,ekhem... panggilan kepada anak kami yang bernama Senja Raya,kelas XI Mipa 2.Agar datang keruang kepala sekolah,ditunggu sekarang juga.."Seluruh siswa SMA Utama,mendengarkan panggilan yang ditujukan untuk Senja.Terutama siswa maupun siswi kelas XI Mipa 2 yang menatap aneh Senja.
Pikirannya sudah dipenuhi oleh berbagai macam pertanyaan,apa yang sudah membuatnya dipanggil oleh Kepala Sekolahnya? Segala pertanyaan yang ditakutinya muncul dalam pikiran gadis itu.Berjalan dengan pikiran kosong dan tak memperhatikan jalan.
Brak...
Tubuh Senja terpental dengan mudahnya dan berhasil mendaratkan bokongnya dilantai koridor sekolah.Senja meringis sesaat, kepalanya mulai mengingat segala kejadian yang dialaminya satu harian ini,sungguh sangat sial hidupnya.Setelah ini,apa ada lagi kejadian yang tak mengenakkan yang sedang menunggunya?
Berdiri dengan memegangi bokongnya yang nyeri dan mengusap membersihkan debu yang menempel di Rok sekolahnya.Mata Senja mendadak terbuka lebar,keningnya sudah membentuk kerutan yang sangat jelas.
"Kamu? "ujarnya tak percaya.Sungguh,ada apa sebenarnya dengan pria satu ini? Kenapa dirinya berada dimana-mana sekarang? dan anehnya,kenapa selalu membuat dirinya sial?
Pria itu berdecak kesal dan memalingkan wajahnya dari hadapan Senja."Kalo udah tau salah itu,minta maaf! "ucapnya tajam.Senja semakin bingung dengan pria ini,setiap kejadian yang menimpanya dengan pria itu,kenapa yang selalu disalahkan adalah dirinya? Bukannya dia juga tak memperhatikan jalan?
"Kita,sama-sama salah! Kamu juga jalan sambil main hp,dan tidak memperhatikan jalan!" jelas Senja yang mendapatkan tawahan remeh dari pria itu.Semua pasang mata di sana, sedang menatap dua orang yang sedang bertengkar dengan kening yang mengukir.Sampai seorang wanita dengan Rok Sekolah, satu jengkal diatas lutut dan sedikit mendongakkan kepalanya menerobos masuk kerumunan itu dengan tampang tajam,siap memaki Senja.
"Gitu cara Lo ngomong sama kakak kelas?!"Wanita itu mencengkram kuat dagu Senja yang mengakibatkan si empunya meringis."Kalo masih junior,gausah berani-beraninya ngelawan disini!" Ia menepik dagu Senja dengan kasarnya dan berlalu meninggalkannya,sambil menarik lengan pria itu.
Senja hanya dapat menahan linangan air matanya yang siap jatuh membasahi pipi.Dengan segera mungkin Ia membuang perasaan sedih di dalam hatinya dan melanjutkan perjalanan, keruangan Kepala Sekolah.Tatapan dan ejekan semua murid,diberikan padanya.Mencoba menulikan pendengaran dan mengganggap tak terjadi apapun.Dengan langkah cepat,dia memasuki ruang Kepala Sekolah yang sudah menunggunya.
"Assalamu'alaikum."ucapnya dan menghampiri Pak Suprapto yang sedang memainkan Laptop di hadapannya.
"Walaikumsalam,"Kepala Sekolah Senja menatapnya dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan."ayo silahkan duduk,Senja.. "tawarnya dan dengan segera dilakukan Senja.
"Ada apa,ya,Pak?" tanyanya dengan takut.Pak Suprapto,selaku Kepala Sekolahnya menghela napas sejenak."Kamu,anak dari Ibu Rawati?" lanjutnya bertanya.
"I-iya,Pak. Ada apa,ya?"Perasaan tak enak,sudah berkeliaran di pikirannya.Mencoba perfikir dengan positif dan menuggu jawaban dari Kepala Sekolahnya.
"Ibu kamu, mengalami kecelakaan dan sekarang berada dirumah sakit.Kamu,harus melihatnya,karena yang saya dengar,Ibu kamu,dalam kondisi kristis."tuturnya dengan suara yang prihatin.Senja menggeleng tak percaya.Butiran-butiran air mata sudah mendarat dipipi mulusnya.Perasaan takut,sekaligus cemas bercampur aduk menjadi satu didalam hatinya.Dia tidak mendengar lagi apa yang dikatakan Pak Suprapto,dia berlari memasukki kelasnya dengan tangisan yang terisak.Memasukkan seluruh peralatan Sekolahnya,tanpa berbicara dengan seorangpun.
"Ja,Lo mau kemana?" tanya Cika,sahabatnya.
Senja tak menjawab pertanyaannya,dia berlari dengan sekuat tenaga.Tak perduli apapun yang dibicarakan teman-temannya.Semua orang tertabrak oleh Senja,tak perduli lagi apa yang mereka ucapkan,sekarang dipikirannya hanyalah Ibu,Ibu dan Ibu.
Tanpa Ia sadari,ada sepasang mata yang sedang menatapnya bingung.Fajar Syah Alba,pria yang sudah menabrak Senja tadi pagi,dan juga saat dikoridor.Pria dengan tinggi semampai dan penampilannya yang berantakan,membuat dirinya dikenal sebagai Most wanted di SMA Utama.Tapi anehnya,dia belum pernah melihat Senja disini.Mencoba memalingkan tatapannya terhadap gadis itu dan melanjutkan perjalanannya menuju rooftop Sekolah.
"Jar,Jar!"panggil Edo,teman sepermainan sekaligus teman sekolahnya,memanggil dengan nada tinggi.
"Hmm.. "jawab Fajar malas.
"Cewek yang tadi berantem sama Lo,dia pulang karena Ibu nya kecelakaan dan sekarang lagi kritis!"Fajar mendengar penuturan Edo, dengan tak memalingkan wajahnya sedikitpun dari langit Sekolah.Tak berniat mengetahui lebih jelas.
"Terus,urusannya sama Gue,apa?"tanyanya yang membuat Edo berdecak kesal sekaligus menarik napas dalam-dalam.
"Lo gak ngerasa bersalah udah buat Dia,sedih? Dan secara gak langsung,Lo juga udah nambah beban hidup Dia,Jar! Lo gak kasian?!"Edo tersulut emosi dengan kelakuan sahabatnya satu ini.
"Inget Jar,Senja itu bukan orang Kaya,Dia, gak kaya Lo! Dia anak sederhana yang bertahan hidup hanya dengan menjual kue!"Fajar terdiam sejenak.Mencoba mencerna pencerahan dari Edo,sedikit perasaannya tersentil oleh ucapannya.Kejadian yang menimpanya dan Senja, terulang lagi dimemorinya.
"Jadi,mau Lo,Gue harus ngelakuin apa?"
"Y-ya,ya anterin Senja,kek Jar! Kasian Dia,lagi nunggu angkot buat kerumah sakit."saran Edo.
Fajar menatap Edo sekilas,berdiri meninggalkannya dengan sedikit berlari menuju parkiran untuk mengambil mobilnya.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Raya
Teen FictionFajar ku, tetaplah bersinar menyalurkan kehangatan, dan pergi dengan memberi harapan untuk kembali. Jangan seperti Senja, datang hanya untuk memberi keindahan sesaat, dan pergi memberikan kegelapan. [Revisi setelah ending]