Tok.. tok..
Suara ketukan pintu,membuat Senja yang tadinya melamun di dalam kamarnya,tersentak.Tangan nya mulai menghapus jejak air mata yang membasahi pipinya.
Membuka pintu kamar dan menuju ke pintu utama rumahnya."Sebentar!"ucapnya sedikit keras,agar bisa terdengar.
Senja sempat mengerutkan keningnya,ketika mengetahui siapa yang datang kerumahnya.Namun, dengan segera Ia mengubah ekspresi wajahnya dengan senyuman ramah.Mengulurkan tangannya untuk menyalami seseorang yang tengah berdiri di depan pintu rumahnya."Masuk dulu,Bu."tawarnya pada Rasti.
Rasti melangkahkan kakinya memasuki rumah kecil Senja,namun matanya terbelalak takjub saat melihat semua barang-barangnya tertata rapi di tempatnya.Rumahnya bukanlah rumah yang mewah,namun kerapian yang disuguhkan di dalamnya,membuat orang yang datang merasa nyaman berada dirumah itu."Ada apa ya,Bu? Datang kerumah Senja,malam-malam seperti ini?"pertanyaan Senja membuat Rasti menyudahi tatapannya pada seisi rumahnya.Menatap Senja yang juga sedang menatapnya.
"Ibu,khawatir sama kamu.Ibu takut kamu merasa kesepian,apa sebaiknya,kamu tinggal bersama,kami?"
"Eh,gausah deh,Bu.Senja bisa hidup mandiri kok,lagian mau sampek kapan Senja harus bergantung sama oranglain?"jawabnya.
Rasti menghela napas sejenak,sungguh teguh prinsip yang dimiliki Senja.Sekali tidak mau,dia akan tetap seperti itu.Tangan Rasti terulur mengusap lembut puncak kepala Senja.Melihat wajahnya yang damai dan terlihat sosok yang baik hati lagi ramah.
"Mau minum apa,Bu?"tawar Senja.
Rasti tersenyum sesaat,"gausah,Ibu mau pulang aja.Kasian juga Fajar di rumah sendirian."tolaknya sembari berdiri dari duduknya.
Senja mengulurkan tangannya menyalami Rasti,mengantarkan wanita itu sampai di depan pintu rumahnya."hati-hati,Bu"
Rasti sudah menancapkan gasnya meninggalkan perkarangan rumah Senja.Menutup pintu dengan raut wajah yang kembali sedih.Kepergian sang Ibu membuatnya sangat merasa kesepian.
Senja menatap pintu kamar milik Almarhumah Ibunya,tatapan yang tak bisa diartikan.Rasa sesak ketika ditinggal pergi untuk selamanya,terulang lagi di hatinya.Berjalan dengan pikiran yang masih tertuju pada Ibu nya.Dibukanya perlahan pintu kamar itu,sembari memperhatikan seluruh sudut ruangannya.Rapi dan terasa nyaman yang dia rasakan ketika masuk ke kamar itu.
Senja berjalan ke arah meja yang ada di dalam kamar Ibu nya,mengambil foto dirinya dan sang Ibu yang sedang tersenyum manis ke kamera.Kejadian seperti ini,tidak akan pernah bisa Senja lakukan lagi bersama Ibunya.Tatapan Senja teralihkan oleh lemari putih milik sang Ibu.Mulai berjalan mendekat dan berniat membukanya.Satu tangan Senja,sudah memegang handle lemari itu.Di bukanya dengan perlahan,
Brak...
Sebuah box berwarna antara gradasi orange dan biru,jatuh menimpah kepalanya.Senja sempat tersontak kaget,mengusap kepalanya yang sedikit sakit dan membungkukkan diri mengambil box tersebut.Senja berjalan ke arah tempat tidur Ibunya,duduk di tepi dan mulai membuka box itu.
Benda yang pertama Senja lihat adalah baju bayi dan kain gendong batik yang tersusun rapi.Kening Senja sudah membentuk kerutan yang jelas,membuka lipatannya dan mulai memperhatikan barang yang ada di dalamnya.Saat tangan Senja terulur mengambil kain batik itu,Ia menemukan secarik kertas berwarna putih yang mulai lusuh.Diambilnya dan mulai membaca dengan seksama.
"Untuk kamu orangtua baru dari bayi ini,saya hanya bisa mengucapkan ribuan terimakasih padamu.
Tolong bantulah aku untuk merawatnya,dia adalah bayi yang tak berdosa.Hanya karna suamiku yang tak menginginkan anak perempuan,aku harus meninggalkannya dijalanan.
Tolong jangan memberi tahunya tentang hal ini saat dia sudah beranjak dewasa.Aku takut,dia akan membenci ibu kandungnya.
Tolong rawat dia seperti kau merawat anak kandungmu sendiri."Maharani
Kening Senja yang tadinya mengerut,setelah selesai membaca isi surat itu,berubah menjadi tatapan tak percaya.Mencoba mengusir pikiran buruknya dan mencoba berfikir positif.Mungkin,anak itu bukanlah dirinya,pikir Senja saat itu.Ia mulai mencari sesuatu lagi di dalam box itu,berharap menemukan sesuatu yang dapat memberikannya kejelasan.
"Aku harus tanya soal ini,sama Bi Ani,"ujarnya pelan dan segera bergegas keluar rumahnya.
Senja berjalan ke arah samping rumahnya,mengetuk pintu rumah itu dengan sedikit raut wajah khawatir."Assalamu'alaikum,"ucapnya sambil terus mengetuk.
"Walaikumsalam,"jawab pemilik rumah itu.
Wanita paruh baya yang umurnya sudah menginjak seperti Almarhumah sang Ibu,keluar dari dalam rumah itu.Ani,tetangga Senja yang sangat baik padanya dan sang Ibu.Senja berniat bertanya padanya,barangkali Bi Ani tau tentang semua ini.
"Senja,ada apa kesini malam-malam?"tanya nya sembari mempersilahkan Senja duduk.
Senja memberikan box yang didapatnya tadi pada wanita itu."Apa ini,Senja?"tanya Bi Ani heran.
Bi Ani mulai membuka isi box tersebut dan melihat semua barang-barang di dalamnya.Raut wajahnya berubah seketika.Takut,cemas,dan tak tau harus bicara apa pada Senja.Dengan sebisa mungkin,dia merubah ekspresi wajahnya seperti semula.Berfikir bahwa tak terjadi apapun saat ini.
"Bibi,tau tentang ini?"tanya Senja yang sudah penasaran.
"A-apa?"jawab Bi Ani gugup.
"Senja mohon,Bi,kalo Bibi tau tentang ini,tolong ceritain ke Senja yang sebenernya.Surat itu,bukan tentang Senja kan,Bi?"
Bi Ani tak tau lagi harus menjawab apa,melihat wajah Senja yang sedang menatapnya memohon penjelasan.Ia tidak tega melihatnya,mungkin ini saatnya Senja mengetahui semuanya.
"Iya,surat itu memang untuk kamu,Senja,"tuturnya yang membuat Senja bingung dan tak percaya.
"17 tahun yang lalu,Ibu kamu menemukanmu di pinggir jalan dekat tong sampah,saat dia sedang berdagang keliling menjajakan jualanannya.Tepat pukul 19:00,dibawah sinar Senja yang memaparkan sinarnya,dia membawamu pulang.Sebenarnya,perasaan takut selalu menyerangnya setiap saat,namun dengan menatapmu,semua kekhawatirannya berubah menjadi rasa sayang yang berlipat ganda."jelasnya.
Air mata Senja sudah jatuh bercucuran.Sempat menggeleng tak percaya,oleh apa yang diceritakan oleh Bi Ani."kenapa? kenapa Ibu kandungku membuangku,Bi?"tanya Senja di sela isakan tangisnya.
"Bibi juga gatau,mungkin dia punya alasan sendiri untuk itu.Ini sudah takdir Tuhan,Senja,kamu harus mencari tau apa yang terjadi oleh Ibu kandungmu,hingga dia tega membuangmu seperti itu."
Senja memeluk erat tubuh wanita itu,berhayal bahwa saat ini yang dipeluknya adalah sang Ibu.Namun,takdir berkata lain,Ibunya telah meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Senja akan cari tau,siapa Ibu kandung Senja,Bu..
Ujar Senja dalam hati.
Sungguh malang nasibnya,berbagai hal buruk selalu menghampirinya.Apakah kehidupannya akan berakhir dalam masalah sepanjang hidupnya? Tuhan,tolong jika benar itu terjadi,Senja harap kau tidak pernah melahirkannya kedunia yang kejam ini."Setiap rasa sakit,memberi pelajaran dan setiap pelajaran,dapat merubah seseorang."
"Hidup adalah sebuah perjalanan yang bisa dijadikan pengalaman,bukan sekedar masalah yang harus diselesaikan"
Senja...
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Raya
Teen FictionFajar ku, tetaplah bersinar menyalurkan kehangatan, dan pergi dengan memberi harapan untuk kembali. Jangan seperti Senja, datang hanya untuk memberi keindahan sesaat, dan pergi memberikan kegelapan. [Revisi setelah ending]