Bertengkar?

43 1 0
                                    

Happy reading

*

******

Malam ini langit begitu indah. Bulan memancarkan cahayanya yang menerangi bumi, ditambah oleh susunan bintang-bintang yang bertaburan di angkasa. Malam masih menunjukkan pukul 19:30, dengan Senja yang sedang membaca buku di ruang tamunya.

Ditemani oleh secangkir teh panas dan makanan ringan di atas mejanya. Senja mempunyai hobi yang banyak sebenernya, selain berhenti ketika jalan, iya juga sering bersin, tapi sering gak bisa ataupun mampet di tengah jalan. Itu membuat dirinya lebih kesal daripada diganggu oleh Fajar.

"Malam, "ucap seseorang yang berada di ambang pintu rumahnya.

Senja mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang dibacanya. Melihat Fajar yang berdiri dengan menyenderkan bahunya di pintu. Senja mengerutkan keningnya heran,ada apa Fajar datang kerumahnya? Apa ada yang tertinggal? Atau, dia mau memutuskan pertemanannya?

"Fajar? "ujarnya pelan. Senja melangkahkan kakinya mendekati Fajar yang tersenyum ramah. Ke tampanan yang ada diwajahnya membuat Senja meleleh.

"Makan, yuk? "tawar Fajar dengan menarik tangan Senja.

"Eh, tunggu! Ganti baju dulu, ya?"tawar Senja.

"Iya, gak, ya? "Fajar mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan jari telunjuknya. "yaudah, deh. Tapi jangan lama-lama, udah laper soalnya. "lanjut Fajar sambil tertawa.

"Tunggu disini. "perintah Senja sambil menunjuk sofa miliknya.

"Gak boleh ikut ke kamar? "Fajar menggodanya dengan menaik turunkan kedua alisnya, mengejek.

"Mau diarak satu kampung? "

"Boleh. Kalo sama lo! "ucapnya sambil tersenyum miring.

"Udah, ah. Jadi makan gak? "

"Yaudah, cepetan ganti majunya. "
Senja melangkahkan kakinya memasuki kamar, untuk mengganti pakaiannya.

Di sisi lain, Fajar mengambil novel yang dibaca Senja tadi. Meminum dan juga memakan cemilan miliknya sembari membaca isi novelnya dengan teliti.

Wajahnya tampak sangat serius. Mungkin dia suka dengan novel itu. Hingga kehadiran Senja di hadapannya, tak menyadarkan Fajar dari aktivitas membacanya.

"Ayo, "ajak Senja sembari membenarkan tas sampingnya.

"Tunggu bentar, ih. Udah mau ketebak nih penjahatnya. "jawab Fajar dengan kesal.

"Fajar, nanti keburu malam! "kesal Senja.

Fajar berdecak kesal karena Senja. Meletakkan novelnya ke tempat semula dan beralih menatap Senja, yang berpenampilan seadanya. Dengan rambut panjangnya yang di urai, dress berwarna Nude sebatas dengkul, dan  pansus putih melengkapinya.

"Kenapa liatinnya gitu? Cantik, ya?"tanya Senja dengan percaya diri.

"Apaan, jelek gini. "tangan Fajar mulai terulur menguncir rambut Senja.

Yang awalnya terurai, sekarang sudah terkuncir menjadi dua bagian. Fajar sungguh membuat Senja menjadi anak-anak malam ini. Tapi, ada yang aneh. Kenapa kuncirannya bisa rapi? Padahal'kan Fajar seorang laki-laki. Apa Fajar pernah melekukan ini pada perempuan lain sebelumnya?

Fajar memperhatikan wajah Senja dengan mengetuk-ngetuk dagunya kembali. Menelitinya hingga ke sudut. Fajar rasa, ada yang kurang dari ini. Tangannya mulai terulur lagi, menurunkan poni yang sempat ikut terkuncir nya.

Tampilan Senja malam ini sudah selayaknya seperti anak SD yang akan pergi bersama Ayahnya. Rambut dikuncir dua, dan poni yang menghiasi keningnya.

Senja RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang