Part 50 [END]

3K 129 12
                                    

Jungkook membekap mulutnya sendiri saat melihat pesan yang dikirimkan oleh Jimin.

'Tak perlu menunggu adikku pulang. Dia meninggal beberapa jam yang lalu karena tak sanggup melawan penyakit yang dideritanya'

Begitulah kira-kira isi pesan dari Jimin yang dikirimkan kepada Jungkook. Jungkook kembali menangis. Ia berharap ini hanya sebuah mimpi dan sebentar lagi akan terbangun dari mimpi buruknya.

Plakk!!

"Awww ... kenapa ini terasa sakit ... hikss," ringisnya saat dia memukul wajahnya sendiri karena masih berharap jika yang terjadi padanya hanya sebuah mimpi buruk.

"Kenapa dia meninggalkanku.. hikss.."

SKIP

3 Bulan kemudian...

Jungkook berkunjung ke makam Jeon Yeonha, kakak perempuan Jungkook. Benar!! dia memiliki seorang kakak.

Jeon Yeonha adalah mendiang kakak perempuan Jungkook yang meninggal karena kecelakaan parah saat Jungkook masih duduk di bangku SMA yang membuat benturan keras dikepalanya yang menyebabkan sang kakak mengalami pendarahan hebat dan tewas ditempat kejadian. Kejadian yang tak pernah sama sekali ia ceritakan pada siapapun, termasuk teman-teman SMA-nya dulu.

Jungkook meletakkan buket bunga yang indah itu di atas batu nisan sang kakak.

"Noona ... maaf aku sudah tidak sesering dulu ke makammu. Mau tau Noona, aku memiliki istri bernama Jeon Y/n ... ah, maksudku Park Y/n. Heheh ... ku mengubah marganya sesuai marga keluarga kita karena aku tak suka orang lain menyebutnya 'Ny.Park' padahal aku, suaminya, marganya 'Jeon'.." ujarnya sembari terkekeh pelan. Terdengar menyedihkan.

Kini, ia sudah seperti orang stres. Rambut dan pakaiannya berantakan. Ia bahkan sering tertawa tak jelas.

"Aku pertama kali meliriknya saat bermain basket di bekas sekolahku. Dia hebat. Dia juga sangat cantik bahkan wajahnya sangat mirip denganmu Noona ditambah lagi sikap keras kepala yang dimilikinya yang membuatku merasa jika dia adalah reinkarnasi dari dirimu."

Berat untuk menceritakan semuanya apalagi harus bercerita mengenai wanita yang ia cintai. Jika kakak perempuannya masih hidup, mungkin bebannya tak akan seberat ini.

Ia kemudian tersenyum paksa kemudian beranjak dari makam sang kakak. Ia memutuskan untuk ke bekas sekolahnya dulu.

Sesampainya dibekas sekolahnya,ia menatap kosong ke arah lapangan basket. Tempat dimana ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Y/n yang membuat ia melakukan segala cara untuk bisa menikahi Y/n meski sebenarnya Y/n masih dibawah umur.

"Kenapa kau menatap lapangan basket seperti itu?"

Jungkook menoleh dan melihat seorang wanita sedang berdiri di sampingnya. entah sejak kapan wanita itu berada didekatnya.

"Bukan urusanmu," ujarnya lalu melangkah pergi.

"Dasar pria sombong."

Jungkook berbalik dan menatap tajam ke arah wanita itu.

"Jika kau bukan seorang wanita, aku sudah memukulmu."

"Pukul saja jika kau berani," tantangnya lalu memutar bola matanya malas

"Ck! Aku tidak mungkin memukul seorang wanita hamil," Jungkook berdecak kesal. Ia pun melanjutkan langkahnya untuk pergi dari tempat itu.

"Takut pada wanita? Pengecut," ujar wanita itu.

Sudah cukup!! Dia benar-benar sudah naik darah karena ulah wanita ini. Jungkook menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap wanita yang tengah membuka masker dan kacamata hitam yang dipakainya.

Jungkook mempercepat langkahnya menghampiri wanita yang ia marahi sebelumnya lalu memeluknya dengan erat.

"Kau tidak mengenaliku, heoh? Aku pikir juga begitu. Aku memakai masker dan kacamata. Terlebih perutku sudah membesar."

"Y/n-ah.. Hiks.."

"Mwo? Apa kau menangis?" ujar Y/n lalu melepas pelukan Jungkook.

"Kenapa kau menangis?" ujarnya lalu menghapus air mata Jungkook dengan ibu jarinya.

"Aku pikir kau..hiks.. Aku pikir kau meninggal...hiks..."

"Kenapa kau berpikiran seperti itu? Kau dapat kabar dari siapa?" Ujarnya dengan ekspresi wajahnya yang serius.

Jungkook kembali memeluk erat tubuh Y/n meski sebenarnya agak sulit karena perut Y/n yang sudah membesar.

"Jimin.. hikss... Dia mengirimiku pesan agar tak menunggumu.. hiks.. Dia bilang kau meninggal"

"Jimin Oppa?" Y/n kembali melepas pelukan Jungkook.

"Aku dan Jimin Oppa tidak memegang ponsel makanya aku tidak mengabarimu jika aku akan pulang. Untung saja aku ingat tempat-tempat yang menjadi tempat bersejarah bagimu. Ponselku dan Jimin Oppa disita oleh ayahku. Apa mungkin ini ulah ayahku?"

Jungkook tak menanggapi ucapan Y/n.ia hanya langsung menyenderkan kepalanya di ceruk leher Y/n yang membuat leher Y/n menjadi basah.

"Kau mau jalan-jalan hari ini?" Tanya Y/n yang dijawab anggukan oleh Jungkook.

SKIP

"Jeon-ah," panggilnya.

Kini Jungkook dan Y/n sedang berada ditaman. Y/n sedang duduk sedangkan Jungkook berbaring dan menjadikan pangkal paha Y/n sebagai bantal sembari memperhatikan kegiatan orang-orang ditaman itu.

"Wae?" Tanya Jungkook lalu menatap wajah Y/n.

"Apa aku gendut?"

"Andwae.. Kau tidak gendut."

"Jangan berbohong, Jeon," ujarnya lalu memukul pelan lengan Jungkook.

"Nee ... Kau terlihat mengembang"

Bruk!!

"Akhhh," Jungkook meringis sembari memegangi bokongnya karena Y/n langsung berdiri dan akhirnya ia pun terjatuh ke tanah.

"Mengembang? Kau pikir aku adonan!! Jahat sekali kau berkata seperti itu padaku!! Aku juga seperti ini karena aku sedang mengandung anakmu!!" Ujar Y/n kesal kemudian berjalan pergi meninggalkan Jungkook.

"Sebenarnya apa salahku? Aku berbohong, dia menyuruhku jujur. Ketika aku jujur, dia bilang aku jahat. Arghhhhh ... wanita memang selalu benar," ujarnya lalu mengejar Y/n.

.
.
.
.
.

THE END

ISTRI SANGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang