berubah

1.2K 124 20
                                    

Seperti yang sudah diduga, saat pria pirang itu membuka mata akibat cahaya matahari yang menembus celah jendela maka saat itulah pandangannya merasa kehilangan. Dengan tubuh lemas ia mencuci muka serta gosok gigi. Bersiap kesekolah meski ia yakin hari ini tidak akan menjadi hari spesial.

Seperti sekelebat bayangan, kuroo yang menangis memeluknya erat. Mengungkapkan seluruh perasaannya dengan penuh keputusasaan. Menurut Kenma pria jangkung itu terlalu banyak membuang waktu untuk hal yang dianggapnya sia-sia. Apapun keputusan yang diambil, apapun yang terjadi tidak akan mengubah bahwa mereka tidak mungkin dipersatukan. Selain karena keduanya pria tentu saja ada ketakutan lain yang membayangi pikirannya. Cinta berubah menjadi benci lalu saling meninggalkan. Bukankah semua konsep cinta selalu seperti itu.

Entah karena pemikirannya yang terlalu overthinking akibat sering menonton drama cinta tragis ataukah perasaan tidak ingin kehilangan. Ia masih belum bisa menemukan manakah jawaban yang sebenarnya.

Kenma mendapati note berwarna merah menempel di cermin, ia membacanya seksama.

"aku menyiapkan sarapan dibawah, orang tuamu sudah pergi kerja pagi-pagi sekali. Katanya ada meeting.

Maaf aku tidak bisa menunggumu hingga kau bangun, aku harus membantu Alisa dengan barang bawaannya yang banyak.

Ngomong-ngomong maafkan sikapku kemarin. Kau pasti sangat terkejut, aku benar-benar menyesal.

Sampai jumpa di pesta kelulusan"

-Kuroo Tersurou

Hembusan nafas singkat menjadi penutup pesan tersebut, Kenma memijit kepalanya singkat. Mungkinkah pria itu terus menahan diri selama setahun belakangan, bukankah dia selalu berkata baik-baik saja bahkan ia sempat bergurau tentang wanita seksi. Kenma pikir Kuroo sudah bisa melupakan perasaan yang tidak wajar tentang mencintainya. Sepertinya pria itu perlu diingatkan kembali meski ia tidak yakin jika dirinyalah yang perlu diingatkan.

✨✨✨

Flashback

Hujan mengguyur bumi tanpa ampun, beberapa pohon tumbang akibat tidak mampu menopang air yang terus berjatuhan dengan lebatnya. Bukan sekali atau dua kali pria berambut hitam legam itu terus memandangi jendela yang tertutup dengan cahaya samar dari dalam. Kuroo menggosok rambutnya yang basah, ia pikir latihan kali ini cukup menguras energi. Mungkin Kenma akan demam karena terlalu kelelahan. Haruskan ia pergi untuk memastikan.

Suara petir mengintrupsi lamunannya, seketika cahaya samar dari rumah sebrang padam. Namun tidak ada satupun tanda penghuni itu menyalakan sumber cahaya lain. Perasaannya seketika tidak enak, pria jamet itu meraih jaket khas tim Nekoma lalu berlari membelah hujan. Tidak peduli apapun ia menerobos masuk karena memiliki kunci yang sudah diberikan oleh kedua orang tua Kenma dengan alasan mereka juga menganggap Kuroo sebagai anaknya.

"Kenma..."

Tidak ada sahutan selain gemericik air terdengar dari arah kamar mandi. Kuroo menunggunya hingga ia selesai, namun yang ditunggu tidak kunjung keluar. Ia mencoba mengetuk dan berakhir dengan hasil nihil. Cahaya langit mulai meredup karena hari semakin malam, Kuroo menerobos masuk dan mengabaikan bayangan Kenma yang akan memarahinya.

Seketika ia terpaku, Kenma tengah menutup mata dengan busa menutupi seluruh tubuhnya. Ia tenggelam didalam bathup kecuali kepalanya yang menunduk.

"Kenma!!"

Kenma perlahan membuka mata dan menatap Kuroo sayu, bibirnya yang biru terkatup rapat dengan tubuh bergetar.

"a-aku lemas." ujarnya parau, Kuroo segera mengangkat pria kecil itu lalu membersihkannya dengan shower. Tidak peduli pakaiannya menjadi basah sekalipun yang penting sahabatnya segera keluar dari tempat itu. Kuroo mengangkat tubuh naked milik sang sahabat lalu membungkusnya dengan selimut tebal. Ia mengambil selimut lain dilemari lalu kembali membungkusnya hingga tiga lapis.

Hurt [Kuroken][COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang