Wangi maskulin namun terkesan lembut semerbak menginvansi ruangan, benda persegi yang tergeletak di atas kasur tak hentinya bergetar. Sedangkan sang pemilik masih sibuk menggosok rambut sebahunya agar cepat kering, bukan salahnya jika ia lupa meletakan pengering rambut. Tapi salahkan Kuroo yang selalu menyiapkan segala sesuatu untuknya, sehingga Kenma tidak punya kesempatan untuk bersikap dewasa. Bahkan pria bernama lengkap Kozume Kenma tersebut tidak mengerti cara menyiapkan sarapan sekalipun, yang ia bisa hanya memanggang roti hingga kecoklatan lalu mengolesnya dengan sedikit selai. Ditambah dengan menyeduh kopi instan berperisa latte.
Tahun ketiga terasa lebih panjang, tanpa kehadiran Kuroo tentunya. Pria jamet itu sudah lulus lebih dahulu karena ia setingkat lebih awal dari Kenma. Tidak ada yang melarang, mengatur dan mengomentari apapun yang Kenma lakukan, keculi ia meninggalkan sahabat yang sangat menyayanginya. Jika tanpa Kuroo mungkin saja Kenma tidak akan mengenal mereka semua. Setidaknya ia bersyukur mereka dipersatukan dengan club voli, mereka semua pengertian. Bahkan menerima dengan lapang dada keputusan Kenma untuk berhenti bermain voli.
Bukan tanpa alasan, melainkan ia akan teringat Kuroo saat melakukan olahraga tersebut.
Beberapa bulan lagi adalah hari kelulusan, Kenma masih buntu untuk memikirkan apa yang seharusnya ia lakukan setelah lulus. Apakah melanjutkan study atau lebih baik bekerja saja, merutuki diri sendiri adalah keputusannya. Jika saja sejak dulu ia mandiri dan tidak bergantung pada Kuroo mungkin pria bersurai pirang itu tidak akan sebingung sekarang. Ia terlalu menggantungkan apapun pada Kuroo, dan ia menyesal.
"bagaimana kau bisa telat Kenma-san?" tanya Lev sambil memasukan telor gulung kedalam mulutnya, hari pertama masuk sekolah terasa sepi tanpa senior kelas tiga yang baru saja lulus.
"aku menunggu Kuroo, aku lupa jika dia sudah lulus." ujarnya pelan, Lev dan Tora terdiam tanpa berniat melempar komentar apapun. Keduanya mengerti jika pria pendek itu masih merasa kehilangan.
"biasakan dirimu Kenma, lagipula ada aku yang akan menemanimu mulai saat ini." ujar Tora penuh semangat.
"dan satu lagi, aku sudah berjanji akan menjagamu pada Kuroo senpai." tambahnya sambil mengepalkan tangan dan memukul meja hingga menarik perhatian pengunjung kantin.
"kau menjadi pusat perhatian." Kenma berucap singkat sambil memakan puding yang baru saja ia pesan. Ia bersyukur memiliki sahabat seperti Tora meski dengan sifat yang jauh berbeda jika dibandingkan dirinya.
Bayangan singkat kepedulian Tora dan yang lain setelah Kenma berpisah dengan Kuroo menghiasi setiap paginya, lain kali ia akan mengundang semua untuk mentraktir makan sebagai ucapan terima kasih.
"mau meningkatkan level?" ujar Kenma sambil menyimpan video game disampingnya, Kuroo menatap Kenma dengan penuh binar.
"Hmmm" Kuroo berujar dengan penuh semangat, ia bangkit lalu mengambil bola voli yang bahkan lebih besar dari tangannya. Anak itu akan berubah secara drastis jika membahas mengenai tentang voli. Kenma merasa menemukan kepriabadian berbeda dengan Kuroo yang pendiam saat ia bertemu untuk pertama kalinya.
Seharian ini mereka menghabiskan waktu dengan bermain voli, Kenma sudah kelelahan meski Kuroo masih bersemangat. Namun karena Kuroo sudah mengerti mengenai keadaan sahabatnya ia memilih untuk berhenti dan membawa Kenma untuk pulang. Keduanya mandi bersama dan tidur bersama, Kuroo tidak segan untuk menginap di rumah Kenma karena kedua orang tua mereka mengizinkan hal tersebut.
"Kuroo aku sulit bernafas." ucap Kenma berat, Kuroo melepas pelukannya dan mendapati Kenma yang sudah memerah. Ia memilih untuk mendekat dan terkejut saat merasakan suhu tubuh Kenma yang meningkat. Mungkin saja anak itu terkena demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Kuroken][COMPLETED]
Fiksi PenggemarCerita ini bukanlah tentang perihal rasa sakit yang Kozume terima, tapi perihal jika ia telah jatuh cinta pada rasa sakit itu sendiri. [start : 20/10/2020 finish: 16/01/2021 Status : END] Warn! Yaoi/bxb! Bagi homophobic harap skip dan jangan memaksa...