Janji kedua

596 83 41
                                    

Pemandangan malam dengan hembusan angin berbau bunga musim semi akan selalu menjadi kenangan indah yang tak terlupakan bagi Kenma. Dimana Kuro terdiam dengan lukisan taburan bintang tepat di manik cokelat miliknya.

Kuroo mencuri pandang kearah pria pendek itu, tidak hentinya ia berguman dengan kata cantik. Membuat yang mendengarnya salah tingkah dan memerah malu.

"Kenma-san, mungkinkah jika dulu kita sangat dekat. Rasanya begitu nyaman saat kau ada disisiku." Kuroo berkata pelan tanpa mengalihkan pandangan dari langit. Sangat memalukan jika ia bertanya sesuatu yang bahkan dilupakan beberapa saat setelahnya.

Dementia yang ia derita sudah cukup kronis, catatan pengingat, foto bahkan video sulit untuk membantunya mengingat. Kenma yakin Kuroo menutupi penyakitnya sedari lama. Ia tidak habis pikir, apa pria itu tidak percaya padanya sehingga menutupi hal yang begitu penting.

"yah kita lumayan dekat, dulu saat bermain voli aku jadi setter dan kamu yang melakukan spike. Kita cukup populer saat SMA dulu." ujar Kenma menahan tangis. Jika dipikir lagi Kenma tidak pernah mengakui dirinya sendiri sebagai kekasih dari pria jangkung itu. Ia hanya mengakui Kuroo sebagai kekasihnya.

Serta jika diingat secara detail, Kenma tidak pernah merespon ungkapan cinta dari Kuroo.
Ia sangat rindu ungkapan I Love you dari bibir pria itu.

"begitukah? Aku merasa kita bahkan lebih dekat daripada sebatas hubungan partner
team voli." ujar Kuroo masih penasaran. Pria itu mengalihkan seluruh atensi pada Kenma. Meminta penjelasan yang lebih detail dari sebelumnya.

Kenma menghela napas kasar, ia tidak tahan melihat keadaan sang kekasih. Dengan linangan air mata Kenma menyatukan dua labium berbeda volume. Menjadikan Kuroo menegang karena terkejut.

"kau kekasihku," kembali Kenma tidak berani mengakui dirinya sebagai kekasih Kuroo.
Pria itu menunduk sedih dengan surai menutupi sebagian wajahnya.

"aku kekasihmu?" Kuroo menatap Kenma lembut. Ia mendongakan wajah Kenma yang tengah menunduk. Membawanya kembali kedalam ciuman rindu.

"Kuroo." Kenma menangis sambil meraup oksigen setelah kehabisan napas. Ia mencoba menjauh dari tubuh sang kekasih karena pria itu pasti kesakitan menopang beban tubuhnya.

"lalu kenapa kau tidak mengingatkanku Kenma-san, tolong ingatkan aku jika kau kekasihku setiap saat." ujar Kuroo prustasi.

"ada perasaan sakit setiap kali aku melupakan sesuatu, perasaan rindu yang mendalam saat kau tidak ada disisiku Kenma-san. Tolong ingatkan aku setiap kali aku melupakannya. Berjanjilah padaku untuk selalu ada disisiku Kenma." lanjutnya parau karena pria jangkung itu semakin terisak. Kenma mengangguk cepat, ia tidak ingin melihat kembali sisi lemah dari Kuroo. Karena ia begitu yakin jika Kuroo adalah pria yang kuat.

Kenma mengangguk dan memeluk Kuroo semakin erat, membisikan kata "kau kekasihku, satu-satunya kekasih yang aku sayangi. Kumohon jangan lupakan aku Kuroo-san."

Kuroo tersenyum lembut, ia kembali membawa Kenma kedalam ciuman hangat. Ia berusaha turun dari Kursi roda dengan susah payah.

"Kenma bantu aku turun." ucapnya lemah.

"tidak, kita akan segera kembali kedalam. Hari sudah larut dan udara semakin dingin." ujar Kenma mengingatkan.

"kumohon Kenma-san, jarang sekali kita berduaan seperti ini. Selagi aku mengingatmu aku ingin menghabiskan waktu denganmu lebih lama." ujarnya merengek. Kenma sedikit bimbang, tapi melihat tatapan Kuroo membuatknya tidak berkutik. Ia membantu menurunkan pria itu lalu duduk dipangkuannya setelah ditarik paksa. Udara malam semakin berhembus, Kenma merasakan hangat diseluruh tubuhnya.

Hurt [Kuroken][COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang