Beberapa minggu kembali ke Hogwarts telah kulalui. Bulan September juga telah sampai di hari terakhirnya, rasanya seperti kami tidak pernah meninggalkan Hogwarts untuk berlibur. Bahkan, banyak hal yang terjadi dalam sebulan ini, termasuk perkenalan Dolores Umbridge, Harry terkena banyak masalah, dan percobaanku yang gagal dalam mengadakan pesta 'kembali ke sekolah'. Awalnya berjalan baik-baik saja, malam pertama kami kembali ke Hogwarts, namun 30 menit acara berlangsung, siapa lagi yang mengguncang ruang rekreasi kami selain Draco Malfoy? Tersenyum lebar setiap saat, ia menyatakan sebagai prefek, itulah "tugasnya" untuk memastikan tidak ada murid yang melakukan "hal konyol" tanpa izin. Menurutku, ia hanya tidak menyukai ketika orang lain bersenang-senang lebih dari dirinya. Setelah itu, ia muncul di beberapa acara, hanya untuk "memeriksa"—seakan Gryffindor tidak memiliki prefeknya sendiri.
Pada Senin pagi, aku berjalan dengan lesu menuju ruang kelas ramuan. Aku terduduk di bangku, merasa sedikit putus asa karena sedikitnya kegembiraan yang kurasakan oleh karena Malfoy, dan karena banyaknya tugas sekolah yang diberikan.
Aku duduk berhadapan dengan dua siswi Slytherin, Millicent Bulstrode dan Daphne Greengrass. Seakan kami tidak sedang di jam pagi di hari Senin, mereka tertegun fokus pada ramuan mereka, wajah keduanya terlihat merona. Mungkin wajahku akan terlihat sama jika aku memiliki motivasi yang sama, namun tidak, dan aku terus berusaha tetap duduk seraya membuat ramuanku.
Tatapan mataku berpindah ke arah tempat duduk Draco. Ia juga terlihat lesu di bangkunya, mencatat sedikit omongan Profesor Snape. Lengan bagian bawahnya bersembunyi di dalam jubahnya yang sedikit ditarik untuk membebaskan tangannya untuk menulis. Ia berhenti sesaat, beberapa kali mengetuk pena bulunya di meja, dan tanpa peringatan, pandangan matanya bertemu denganku. Ia mengangkat satu alisnya, menangkapku sedang memperhatikannya. Tidak ingin memberinya kepuasan dengan menatapnya tajam, aku mengerucutkan bibir dan segera melihat ke arah lain.
Pandanganku terhenti di Millicent dan Daphne, dan aku menyadari bahwa mereka sedang berbisik. Aku tidak bisa menahan rasa penasaranku dan aku sedikit memiringkan kepalaku untuk mendengarnya.
"Dimulai jam setengah sembilan," kata Daphne, "kita perhitungkan hampir seluruh anak baru sudah di kamarnya masing-masing."
Millicent mengangguk, "mereka selalu merusak pesta."
"Ya, mereka tidak akan merusaknya kali ini. Kita tidak akan membiarkannya."
Millicent berhenti sejenak untuk membaca instruksi pada buku ramuannya, dan aku mengambil kesempatan itu untuk berdeham, "siapa yang membuat pesta ini?"
Daphne melihatku, "apa urusannya denganmu?"
"Penasaran aja. Jika ini pesta anak tahun ke-empat, pesta ini bukanlah pesta besar, 'kan?"
"Mungkin Draco." Kata Millicent, tanpa memandangku.
"Memang selalu Draco." Kata Daphne dengan yakin. Ia menatap Draco dengan tersipu, seakan dengan Draco yang mengadakan pesta itu dapat menghapus segala perbuatan buruknya yang telah dilakukannya pada banyak orang. Draco menatap Daphne dengan ekspresi tidak tertarik sebelum kembali menatap bukunya.
Aku bersenandung, berusaha untuk terdengar kasual, "kalian tau ia menghancurkan pesta Gryffindor beberapa waktu lalu?" aku meningkatkan volume suara sedikit, "agak munafik, ya?"
Pandangan Draco tetap pada bukunya, namun ujung bibir kanannya terangkat.
Daphne memutar bola matanya, "itulah perbedaan antara kalian dan kami. Pesta Slytherin tidak bisa dihancurkan."
"Lihat nanti." Aku bergumam, memainkan pena bulu.
"Apa?" kata Daphne dengan suara keras. Pandangan Draco tertuju padaku, dan aku tau, aku berhasil mendapatkan reaksi darinya.
Aku memberi Daphne senyum sinis nan manisku, "kubilang, aku harap pesta kalian lancar."
-
Malam itu, aku berjalan ke ruang bawah tanah untuk memeriksa anggota 'perusak pesta' yang kubuat. Namun aku sendirian; walau aku sudah memohon ke Harry, Ron dan Hermione untuk bergabung, mereka sibuk mengurus pertemuan resmi perdana DA (Dumbledore's Army). Yasudahlah.
Koridor terlihat gelap, namun suara musik yang berat sedikit terdengar melalui dinding di sebelah kananku. Aku merapat, menyeret kakiku, berusaha mengingatkan diriku bahwa aku terlihat bodoh karena terlalu bersemangat. Aku tidak mengenakan pakaian yang pas untuk acara ini dan celana piyamaku yang pendek membuat dinginnya musim gugur menyerbak kedua kakiku. Cuacanya memang dingin, namun aku tidak menyadari itu awalnya. Langit juga sudah terlihat gelap; hari semakin pendek jika sudah mendekati musim dingin. Koridor sangat gelap, pasti sangat mudah untuk bersembunyi di sini. Siapapun bisa berdiri di pojok ruangan menunggu—
Tangan yang kuat menangkapku dari belakang, "tidak semudah itu."
Aku memutar tubuhku untuk memandang Draco. Ekspresi wajahnya yang sombong perlahan menghilang ketika ia melihat senyumku yang lebar. "Ada apa?"
Draco berkedip, "kau tidak akan merusak pesta apapun malam ini, Young."
"Kau ini bicara apa?" kataku, "aku hanya berjalan-jalan biasa."
"Jangan main-main, Young. Kau di sini untuk merusak pestaku karena aku merusak pestamu. Sayang sekali—"
"Atau mungkin—" aku menginterupsinya, "mungkin, aku hanya ingin membuatmu gugup semalaman, agar kau sulit untuk bersenang-senang?" bayangan ekspresi tidak yakin tergambar di wajah Draco dan aku tersenyum manis lagi. "Bercanda," aku tersenyum, "kau tidak perlu khawatir tentang aku merusak pestamu. Malah, Profesor Umbridge seharusnya tiba di sini kapan saja." Draco membuka mulutnya dan hal itu membuat senyumku semakin lebar. "Yah, itu hanya rumor yang kudengar. Seseorang mungkin melaporkan rencanamu malam ini. Aku yakin musikmu akan berhenti sebentar lagi—oh, dengar, dia berhenti sekarang!"
Musik yang berhenti langsung menimbulkan kesunyian dan tiba-tiba aku merasa awkward. Draco memandangku dengan tajam, "Beraninya kau—"
"Mata dibalas mata, Malfoy," kataku tenang, "kau menyerangku, aku menyerang balik."
Draco menggertakan giginya, "lebih baik kau berharap kau tidak akan menyesali ini, Young."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Draco,
Fanfictioncc: @malfoyuh Link: https://www.wattpad.com/story/65144436-dear-draco Hai, semuanya! Ini adalah hasil terjemahan bahasa Indonesia dari fanfiction "Dear Draco," yang ditulis oleh Ana / @malfoyuh. INI BUKAN KARYAKU, AKU CUMA PENERJEMAH. Aku tertarik...