Refreshing

1.2K 67 11
                                    

Kita refreshing dulu, biar otak segar dan hati pun senang.

~Nadine Liana~

***

Cavilla dan Nadine duduk bersama di sebuah kursi panjang. Mereka berada di sebuah taman bermain untuk melihat anak-anak kecil bermain di sana dengan wajah yang gembira.

"Mereka lucu banget ya!" seru Nadine.

"Iya pastilah, kalau nyebelin itu Nadine," ujar Cavilla lalu tertawa.

"Hey, kamu juga nyebelin ya!" timpal Nadine.

Mereka ribut kecil. Tiba-tiba ada anak kecil laki-laki yang berusia sekitar 4 tahun, menghampiri mereka lalu menepuk-nepuk kaki Cavilla dan Nadine.

"Eh, adik kecil kenapa?" tanya Nadine.

"Belicik!" jawab anak kecil tersebut dengan ketus lalu pergi begitu saja.

Nadine dan Cavilla menatap anak kecil tersebut dengan tatapan tak menyangka. Bayangkan saja, seorang anak kecil bersikap ketus kepada yang lebih tua lalu pergi begitu saja.

"Untung anak kecil," gumam Cavilla.

"Untung gemesin," gumam Nadine.

"Ada ya anak kayak gitu," ucap mereka bersamaan.

"Ya, itu ada," ucap mereka bersamaan lagi.

***

Cavilla keluar dari kamar dan segera berjalan menuju ruang makan untuk makam bersama dengan orang tua tersayangnya.

"Villa dateng," ujar Cavilla dengan senyum bahagia.

"Halo sayang," sapa kedua orang tuanya.

Cavilla duduk dan menatap masakan Ibunda yang baginya paling lezat sedunia dan tidak ada tandingannya.

"Sepertinya ada yang sedang bahagia nih," sindir Ayah.

Cavilla terkekeh lalu menyendokkan nasi untuk Ayah dan Ibunda-nya. Lalu ia menambahkan lauk-nya dan menuangkan air minum, ia sudah biasa seperti ini dan sangat senang melakukannya.

"Terima kasih, sayang," ujar kedua orang tuanya.

"Sama-sama,"

Mereka pun mulai makan dengan keadaan hening, hanya ada suara benturan sendok dan piring juga suara air yang dituangkan beberapa kali. Setelah semua selesai mereka membereskan meja makan bersama-sama dan mencuci piring juga gelas yang sudah dipakai tadi.

Semua pun selesai dan ini waktunya menonton TV bersama. Mereka menonton film komedi yang membuat banyak gelak tawa.

"Vil," panggil Ibunda.

"Hubunganmu dan Gavino bagaimana?" tanya Ibunda yang terlihat khawatir dengan hubungan mereka.

Cavilla yang mendengar pertanyaan Ibunda itu langsung berdehem dan tersenyum.

"Baik kok Bun, lebih baik bahkan," jawab Cavilla dengan senyum palsunya.

Ia tidak ingin Ibunda khawatir kepadanya hanya karna masalah hubungannya.

"Baguslah, kalau dia macam-macam bilang saja pada Ayah!" ujar Ayah yang tatapannya masih pada TV yang menyala.

"Mau Ayah beri pelajaran?" tanya Cavilla.

"Mau Ayah kasih makan," jawab Ayah mengada-ngada membuat Ibunda dan Cavilla tertawa kecil.

"Kenapa dikasih makan?" tanya Ibunda sekarang.

"Kasian kalau dikasih pelajaran, nanti pusing seratus satu keliling dia," jawab Ayah yang humornya sangat receh.

Cavilla dan Ibunda hanya tertawa mendengar ucapan Ayah barusan.

"Kalau Ayah macam-macam sama Ibunda, awas saja Yah!" ancam Cavilla.

"Kenapa?" tanya Ayah.

"Nanti enggak dikasih makan! Masak sendiri aja," jawab Cavilla dengan wajah tanpa dosanya.

"Ohh ... Begitu ...." ucap Ayah dengan tatapan yang sulit ditebak.

Cavilla dengan cepat beranjak dari kursi dan segera berlari ke kamar karna takut Ayah mengerjai-nya.

***

Hari ini adalah hari libur yang menyenangkan bagi Cavilla dan Nadine. Mereka pagi-pagi sekali pergi ke Bandung. Mereka naik apa? Mobil! Siapa yang nyetir? Ya supir dong. Kalau salah satu mereka yang nyetir yang ada bukan ke Bandung nanti malah ke Jurang.

"Kita ke mana nih?" tanya Cavilla pada Nadine.

"Alun-alun?" tanya Nadine.

"Heh, kita udah dua kali ke sana loh hari ini," ujar Cavilla.

"Nyari makan dong," ujar Nadine dan Cavilla mengganguk.

"Pak, kita nyari resto atau cafe ya pak," ujar Nadine.

Mereka pun mencari tempat makan sekalian untuk beristirahat sejenak. Mereka pun berhenti di sebuah Cafe yang cocok sekali untuk para anak muda berkumpul atau biasa kita sebut anak-anak milenial.

"Pak Dika mau ikut kita makan? Bareng-bareng," tawar Cavilla dengan sopan.

"Aduh non, makasih, tapi bapak mau nyari makan ditempat lain," tolak pak Dika lalu dibalas anggukan oleh Cavilla dan Nadine.

"Nanti kalau sudah selesai telpon saya ya non," ujar pak Dika.

"Siap pak," sahut Cavilla dan Nadine lalu turun dari mobil.

Mereka pun memasuki Cafe tersebut yang bernama Cafe Sejati.

"Kayak cinta aja, cinta sejati," gumam Nadine lalu terkekeh.

"Nadine, kita duduk di sana saja yuk!" ujar Cavilla sambil menunjuk meja yang berada di dekat jendela yang di hiasi lampu tumbler warna warni.

"Yuk!" ujar Nadine setuju.

Mereka pun duduk dan mulai memesan makanan, sambil menunggu pesanan datang mereka berbicang-bincang kecil.

"Kita refreshing dulu, biar otak segar dan hati pun senang," ujar Nadine dengan bahagia.

"Bener banget, ntar pas besok sekolah otak mendadak ngedrop lagi," ujar Cavilla lalu mereka tertawa.

"Eh, gue ke toilet dulu ya? Kebelet nih," ujar Cavilla lalu Nadine mengganguk.

Cavilla pun segera berjalan menuju toilet dengan sedikit berlari-lari kecil. Setelah selesai ia mencuci tangan dan membenarkan make up nya yang mulai hilang. Ia hanya pakai bedak dan lipstick dengan warna yang serasi dengan bibirnya. Ia pun keluar, tapi langkahnya terhenti saat bertatapan dengan Tarasya.

"Apa liat-liat?" ketus Tarasya lalu memasuki toilet.

Cavilla menatap sekilas kebelakang, untuk melihat Tarasya. Ia sekarang memiliki perasaan yang buruk. Segera ia berjalan menuju mejanya kembali.

***

Hola aku update lagi!
Jangan lupa tinggalkan jejaknya❤
Krisaran juga boleh kok.

See u🌷

Aku Benci Orang Ketiga! (LENGKAP!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang