Jadi Rebutan lagi

1.3K 75 9
                                    

Dengarkan aku, wahai sekumpulan pencinta wanita! Dia dekat dengan yang lain, bukan berarti hubunganku kandas!
~Cavilla Syailen Zuhra~

***

Beberapa hari kemudian. Cavilla sedang memiliki mood yang bagus hari ini. Ia memasuki kelas dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Nadine yang melihat sahabatnya tersenyum seperti itu malab terheran-heran.

Cavilla duduk di kursinya. Cavilla masih tersenyum-senyum saja, Nadine menjadi menatapnya aneh.

"Lo kerasukan?" tanya Nadine sambil menatap Cavilla penuh tanda tanya.

Cavilla menoleh ke arah Nadine lalu terkekeh.

"Mood gue lagi bagus banget!" seru Cavilla.

"Baguslah ...." ujar Nadine lalu tersenyum.

"Oh, ini ada titip dari Gilang," ujar Nadine sembari mengeluarkan kotak kecil dengan pita berwarna pink.

"Apa itu?" tanya Cavilla buat bingung.

'Jangan-jangan!' batin Cavilla menduga-duga.

Nadine memberikan kotak tersebut dan di terima oleh Cavilla. Cavilla membuka kotak tersebut dan terkejut melihat isinya. Nadine yang penasaran langsung sedikit berdiri ingin melihat isi kotak tersebut, namun Cavilla segera menutupnya dan berlari ke luar kelas.

"Cavilla!" teriak Nadine saat terkejut Cavilla tiba-tiba berlari begitu saja.

Cavilla pergi menuju lokernya dan segera membuka lokernya.

Bruk bruk!

Tumpukan kotak, coklat, bunga, dan surat berjatuhan. Cavilla menutup mulutnya.

'Jangan terulang lagi!' batin Cavilla mulai gelisah.

"Cavilla!" teriak sekerumunan laki-laki yang berlari kearah Cavilla.

Cavilla berbalik dan menatap mereka dengan tatapan kesal lalu segera pergi.

"Cavilla tunggu!" teriak mereka bersamaan.

Cavilla berlari kemana saja. Ia berlari tanpa tau harus kemana saja. ia akhirnya berhenti secara tiba-tiba saat ia sudah mulai lelah.

Kerumunan lelaki tersebut ikut berhenti dan menatap punggung Cavilla yang terdiam. Cavilla berbalik menatap mereka.

"Kenapa kalian sekarang ngejar-ngejar aku lagi sih?" tanya Cavilla yang kesal.

"Karna kamu udah kandas sama Gavino," jawab salah satu lelaki.

Memang sudah beberapa hari sejak kejadian di kemarin itu Cavilla dan Gavino malah mulai merenggang.

"Kenapa beranggapan begitu?" tanya Cavilla lagi.

"Gavino sudah dekat dengan yang lain, tandanya kalian sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi," ujar lelaki lainnya menjawab pertanyaan Cavilla.

Cavilla malah agak kesal mendengar jawaban itu. Mereka tidak tau apa-apa, mengapa mereka ribet banget, pikir Cavilla.

"Dengarkan aku, wahai sekumpulan pencinta wanita! Dia dekat dengan yang lain, bukan berarti hubunganku kandas!" tegas Cavilla lalu berlari pergi.

Seketika para lelaki tersebut terdiam, mencerna kata-kata Cavilla barusan.

***

Cavilla sejak jam pelajaran dimulai ia menjadi bad mood akibat sekumpulan 'Para Pencinta Wanita'. Nadine memperhatikan sahabatnya ini, ia bingung apa yang sebenarnya terjadi tadi.

"Mau ke Kantin enggak?" tanya Nadine.

"Enggak," jawab Cavilla singkat dengan raut wajah yang masam.

"Gavino nyariin, loh!" seru Nadine yang ia pikir akan membuat Cavilla bersemangat kembali.

"Gavino sakit," ujar Cavilla lalu membuka buku yang ada dihadapannya.

"Lo kenapa?" tanya Nadine.

"Gue jadi rebutan lagi," gumam Cavilla.

"Pantes aja lo langsung lari tadi dan pas balik lagi lo keringetan," ujar Nadine.

Cavilla menghela napas, rasanya ia malas bersekolah hari ini. Yang tadinya moodnya bagus seketika hancur begitu saja.

"Gue males ke kantin, tapi gue laper," ujar Cavilla diiringin kekehan.

"Yaudah ke Kantin, yuk! Sebelum bel," ajak Nadine.

Cavilla mengganguk tanda mau. Mereka pun akhirnya pergi ke kantin bersama.

***

Saat baru memasuki kantin. Beberapa anak laki menatap Cavilla, tetapi Cavilla hanya acuh walau ia merasa risih. Nadine yang sadar kalau Cavilla diperhatikan terus langsung menatap tajam sekeliling Kantin dengan tatapan tajam.

"Bi, mau ketopraknya satu ya, minumnya es teh manis aja," ujar Cavilla pada ibu-ibu kantin.

"Ndine juga sama," tambah Nadine.

"Siap, mau pedes atau enggak?" ucap Ibu kantin seraya bertanya.

"Aku dikit aja, Bi," jawab Nadine.

"Cavilla pedes, pedes banget!" jawab Cavilla.

"Loh? Kamu gak kuat pedes," ujar Nadine pada Cavilla.

"Jangan debat dulu ih, 20 menit lagi bel," ujar Cavilla yang malas berdebat perihal rasa pedas.

"Yaudah deh," pasrah Nadine lalu mencari tempat duduk diikuti oleh Cavilla.

"Nadine," panggil Cavilla dan Nadine langsung menatap Cavilla dengan raut wajah bingung.

"Makasih udah perhatian sama Cavilla," ujar Cavilla lalu terkekeh.

"Iya, gue kan sahabat lo," ujar Nadine lalu tersenyum.

"Ada yang kurang perasaan," gumam Cavilla.

"Apa?" tanya Nadine yang merasa tidak ada yang kurang.

"Pelakor ilang ya? Apa udah musnah? Atau dia pindah gitu?" bingung Cavilla.

Nadine menepuk jidatnya saat mendengar ucapan Cavilla yang menurutnya ada-ada saja.

"Kalau ada lo marah-marah, tapi pas gak ada lo nyari-nyari, aneh!" ujar Nadine sembari memicingkan matanya Cavilla.

"Kan cuma heran aja," ujar Cavilla lalu tak lama pesanan mereka datang dan mereka mulai menyantapnya.

'Apa mereka sedang bersama-sama?' pikir Cavilla.

***

Hai hai haiiii
Akhirnya up lagi xixixi
Jangan lupa vote yups😘

Saranghae❤

Aku Benci Orang Ketiga! (LENGKAP!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang