Tepati janji

1.3K 80 7
                                    

Hanya makhluk sepertinya yang berani menggoda kekasih orang
~Cavilla Syailen Zuhra~

Cavilla sudah berada di mobil bersama Gavino. Keadaan begitu ramai di dalam mobil dengan nyanyiian Gavino dan Cavilla.

"Jangan ... kau pilih dia ...." nyanyi Cavilla yang seketika membuat Cavilla sadar dengan nyanyiannya dan berhenti bernyanyi.

"Kenapa berhenti bernyayi?" tanya Gavino dengan tatapan yang fokus ke jalan di depannya.

'Ternyata dia tidak sadar, syukurlah,' batin Cavilla.

"Hei, ada apa?" tanya Gavino.

"Eh, enggak kok vin," jawab Cavilla berbohong.

"Kita sudah sampai," ujar Gavino lalu memarkirkan mobilnya.

Mereka pun keluar dari mobil dan memasuki sebuah Cafe dengan tema classic.

Mereka duduk dan menikmati makanan mereka yang mereka pesan. Keadaan di meja mereka begitu sepi.

"Cavilla, kamu baik-baik ajakan?" tanya Gavino yang merasa aneh dengan sikap Cavilla malam ini.

"Tarasya ...."

"Jangan pikirkan itu, aku sudah berjanji," ujar Gavino.

'Semoga kamu bisa menepatinya,' batin Cavilla lalu menyantap kembali makanannya.

"Hai," sapa seorang perempuan yang tiba-tiba datang dan duduk di samping bangku Gavino yang kosong.

'Ih, Tarasya kenapa harus ada sih?' batin Cavilla kesal.

"Mau apa lo ke sini?" tanya Cavilla dengan jutek.

Tarasya menatap Cavilla dengan tatapan yang tidak suka. Hey, bukan kah seharusnya Cavilla yang menatapnya seperti itu?

"Gue? Ke sini? Ya, nyamperin Gavino dong," jawab Tarasya lalu tersenyum meremehkan Cavilla.

Cavilla mengela napas panjang. Gavino memegang tangan Cavilla, itu sukses membuat Tarasya kesal.

"Cavilla, kita pulang saja." ujar Gavino lalu menarik tangan Cavilla untuk pergi dari sana.

"Gav, Gavino!" teriak Tarasya tidak percaya melihat hal itu.

****

Gavino dan Cavilla sekarang berada di dalam mobil untuk pulang. Cavilla terdiam sedari tadi, Gavino pun sama.

"Aku menepati janji 'kan?" tanya Gavino untuk mencairkan suasana.

Cavilla hanya mengganguk saja sebagai jawaban. Gavino menatap Cavilla sebentar lalu kembali fokus menyetir. Bergantian sekarang Cavilla yang menatap Gavino sesaat lalu menatap ke luar jendela.

'Aku percaya dia akan setia, tapi ... tidak dengan hatiku yang ragu,' batin Cavilla.

"Cav," panggil Gavino

"Iya?" sahut Cavilla lalu menatap Gavino

"Masih ingat saat aku tembak kamu?" tanya Gavino.

Cavilla pun berpikir.

Aku Benci Orang Ketiga! (LENGKAP!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang