Niatnya padahal cuma mau ketemu sama adik lo, tapi jadi paket komplit sama keluarga besar lo,
~Cavilla Syailen Zuhra~
***
Cavilla tengah bersiap-siap untuk bermain ke rumah Tevan. Ini pertama kalinya ia akan ke rumah Tevan, katanya teman-temannya akan menyusul mereka, namun entah kapan mereka akan menyusul.
Setelah bersiap, ia keluar dari kamar dan menuju Ibunda yang berada di ruang tamu. Cavilla duduk bersebelahan dengan Ibunda.
"La, Ibunda mau nanya, boleh?" tanya Ibunda dan Cavilla mengganguk.
'Semoga Ibunda enggak tanyain Gavino,' batin Cavilla memohon.
"Gavino kenapa enggak ke sini lagi?" tanya Ibunda yang penasaran.
'Haduh ... gue harus jawab apa?' batinnya meruntuki nasibnya ini.
"Hmm ... Gavino ...." ragu Cavilla.
"Gavino kenapa?" tanya Ibunda.
"Gavin-"
Ting tong
Suara bel berbunyi memotong jawaban Cavilla. Cavilla mengehala napas lega.
"Itu Tevan sepertinya, Villa pergi dulu ya," ujar Cavilla seraya berpamitan.
"Yasudah, hati-hati ... padahal rumah Tevan cuma beda beberapa blok saja dari rumah kita," ujar Ibunda lalu menemani Cavilla keluar rumah.
"Hai, Van," sapa Cavilla dengan raut wajah ceria.
"Halo, Tante," sapa Tevan dengan ramah kepada Ibunda dan mengabaikan sapaan Cavilla.
"Halo, jaga Cavilla ya, dia bandel soalnya," gurau Ibunda membuat Tevan terkekeh.
"Ibunda," tegur Cavilla dengan wajah sebal.
"Bercanda, yasudah segeralah berangkat," ujar Ibunda.
"Kami berangkat dulu, Tante, permisi," pamit Tevan lalu salim kepada Ibunda dan diikuti Cavilla.
Mereka pun akhirnya pergi ke rumah Tevan dengan berjalan kaki.
***
Mereka pun sampai di depan rumah depan yang sudah banyak mobil dan motor di depan halamannya. Cavilla sedikit bingung melihatnya.
"Kok, rame ya, Van?" tanya Cavilla yang ragu untuk masuk.
"Ada keluarga besar gue," jawab Tevan dengan santainya.
"Hah, keluarga besar?" kaget Cavilla yang tidak percaya jika Tevan akan membawanya di saat ada keluarga besarnya, sungguh malu Cavilla.
"Ayo, masuk!" ajak Tevan lalu menggengam tangan Cavilla agar ikut masuk.
"G-gue, malu," ujar Cavilla yang malu karna diperhatikan banyak orang.
"Enggak usah malu, mereka enggak gigit," ujar Tevan agar Cavilla tidak perlu malu dengan keluarga besarnya.
Mereka pun memasuki rumah Tevan bersama-sama. Cavilla mulai merasa malu sekali saat diperhatikan oleh keluarga besar Tevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Benci Orang Ketiga! (LENGKAP!)
Novela Juvenil[Part Lengkap] +Slow revisi+ 💠******💠 Bagaimana nasibmu, jika pacarmu digoda oleh orang ketiga? Menyebalkan bukan? Dan apa rasanya jika pacarmu malah merespon godaan tersebut? Kesal? Marah? atau malah biasa saja? Cavilla Syailen Zuhra si perempua...