Hanya memantau dari jauh, tidak akan ada yang menyakitinya selagi kita masih memantaunya.
~Bagas Aksara~
***
Cavilla dan yang lain sedang berada di kantin. Mereka tidak makan, tetapi berdiskusi tentang Gavino juga kejadian kemarin malam saat Cavilla turun di tengah jalan.
"Kita pantau dari jauh aja, nih?" tanya Cavilla.
"Iya," jawab Nadine disertai angggukan kecil.
Wajah Cavilla terlihat khawatir, ia takut melakukan kesalah atau sampai ini semua gagal dan Tarasya melakukan rencana buruknya dengan lancar sekali tanpa hambatan.
Bagas memerhatikan gerakan Cavilla yang seperti gelisah.
"Hanya memantau dari jauh, tidak akan ada yang menyakitinya selagi kita masih memantaunya." ucap Bagas lalu berdiri dan pergi dari sana.
Nadine mengikuti Bagas dari belakang karna ia tidak bisa jauh-jauh dari Bagas.
"Lagi pula kita ada dia," ujar Ansya.
"Dia?" bingung Cavilla yang belum paham.
"Lo masih muda jangan pikun dulu," ceplos Gio membuat Cavilla menatapnya dengan tatapan tajam.
"Bercanda," ringis Gio yang ditatap seperti itu.
Setelah itu mereka pun beranjak pergi dari tempat duduk untuk pergi memesan makanan mereka masing-masing.
Saat sedang mengantre. Cavilla tidak sengaja bertemu si mantan pacarnya dan si perebut pacar. Tatapan Cavilla tertuju hanya kepada Tarasya. Tatapan itu seolah seperti memberinya peringatan agar tidak macam-macam dengan Gavino.
"Natapnya gitu banget," tegur Tarasya yang tidak suka ditatap seperti itu oleh Cavilla.
"Suka-suka saya," ujar Cavilla.
"Hey, sudah-sudah." lerai Gavino yang tidak ingin ada keributan.
Cavilla dan Tarasya hanya saling bertatapan sejenak lalu membuang muka mereka ke sembarang arah.
****
Cavilla sedang duduk di dekat pagar rumahnya sembari menatap langit di sana. Ia memikirkan Gavino, tapi bukan karna ia ingin kembali dengan Gavino, karna perasaan itu sudah musnah dan hilang. Ia khawatir dengan keadaan Gavino saja sekarang ini.
Ting!
Suara handphone berbunyi membuat perhatiannya teralihkan kepada handphone tersebut.
Ia menatap kepada foto yang barusan dikirim oleh seseorang. Sepertinya acara memantaunya ini berjalan dengan lancar sekali karna banyak bantuan, walau tidak selamanya mereka akan terus memantau seperti ini.
Cavilla menghela napas lega, "Sudah ku bilang saat itu, hubungan mereka tidak akan lama."
Cavilla bangkit dan mengambil cardingnya yang ada ditaruh di pagar lalu ia pergi dari sana, tidak lupa ia mengetik pesan pamig untuk ibunda agar ibunda tidak khawatir atau uring-uringan mencari keberadaan dirinya
Cavilla berjalan melewati beberapa blok sampai akhirnya ia berada di deoan rumah yang besar. Ia mengetik sesuatu, lalu mengirimnya. Tidak lama ada balasan pesan dan muncullah sosok Tevan yang keluar dari rumah tersebut dengan tampilan sederhana, mengenakan kaos biru dan celana selutut berwarna krem.
Tevan menghampiri Cavilla, "Ada apa?" tanya Tevan.
"Antar aku jalan-jalan sebentar, boleh?"
Tevan menganguk lalu kembali ke rumahnya untuk mengambil jaket dan kunci motor. Tevan pun sudah siap lalu mengeluarkan motornya seraya menjemput Cavilla yang berada di depan rumahnya
***
Sudah siang. Tetapi Cavilla dan Tevan masih berkeliling menyusuri kota. Awalnya Tevan ingin beristirahat sejenak, tapi Cavilla ingin tetap begini.
"Van, ke Mall sebentar yuk!" ajak Cavilla dan Tevan hanya menurut saja lalu membelokan motornya ke arah Mall yang tidak jauh dari tempat mereka tadi.
Setelah parkir dan memasuki Mall. Cavilla mengajak Tevan ke tempat busana untuk membeli pakaian yang ia mau.
"Akhirnya ketemu yang gue suka." ucap Cavilla seraya mengambil baju kemeja berwarna biru muda dengan motif bunga-bunga kecil berwarna putih.
Tevan tersenyum saat melihat Cavilla tersenyum. Ia merasa bahagia jika Cavilla juga bahagia, apa ia mulai suka kepada Cavilla? Ntahlah, hanya Tevan dan hatinya yang tau.
"Van, ini ada pasangannya. Mau couple gak?" tanya Cavilla sembari mengangkat baju kemeja lelaki yang sama sepertinya, namun gambar bunganya hanya ada 1 di ujung saku.
"Boleh, gue yang bayar," jawab Tevan.
"Eh, gue bayar sendiri aja." tolak Cavilla yang ingin dibayarkan bajunya.
"Sesekali," ujar Tevan lalu Cavilla tersenyum senang.
*****
Halooooooo
Udah up nih🙈
Maaf telat:') Authornya sakit.Jangan lupa voment ya!
Masukkan ke RL atau Perpustakaan kalian!
Saranghaeyo🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Benci Orang Ketiga! (LENGKAP!)
Ficção Adolescente[Part Lengkap] +Slow revisi+ 💠******💠 Bagaimana nasibmu, jika pacarmu digoda oleh orang ketiga? Menyebalkan bukan? Dan apa rasanya jika pacarmu malah merespon godaan tersebut? Kesal? Marah? atau malah biasa saja? Cavilla Syailen Zuhra si perempua...