Wanita berambut merah itu menatap pintu besar berwarna coklat yang ada di hadapannya.
Tok tok tok
Ketukan itu cukup untuk membuat seorang wanita berkulit pucat membukakan pintu dengan cepat. Wanita itu adalah Vanya Hargreeves.
"Ruby!" Sambut Vanya senang.
Ruby tersenyum dan memeluk Vanya. Mereka sebenarnya bukan teman akrab, hanya sebatas teman sesama penulis. Ya, Ruby datang untuk melakukan wawancara tentang akademi ini untuk buku novel yang harus ia terbitkan beberapa bulan lagi.
1 minggu yang lalu.
Ruby melangkahkan kakinya dengan santai sambil mendengarkan alunan musik dari earphone-nya. Ia berniat untuk pergi ke sebuah perpustakaan dan merencanakan buku selanjutnya yang akan ia tulis. Ia akan menulis buku tentang The Umbrella Academy, akademi elite yang berisi anak-anak berkekuatan super. Tak seperti yang ia duga, sangat sulit untuk mencari informasi mengenai akademi ini di tahun 2019. Pasalnya, akademi ini sudah tak pernah terdengar semenjak banyak insiden yang menimpa akademi ini.
BRAK!
Terlalu nyaman berimajinasi, Ruby tak sengaja menabrak seorang wanita yang menyebabkan kopinya sedikit tumpah.
"Oh, maaf, aku-" Ucapan wanita tersebut berhenti saat mereka saling bertatapan.
"Vanya Hargreeves?" Ucap Ruby yang mengenali wanita itu.
"Yeah, that's me, dan kau Ruby Stewart kan?" Tanya Vanya pada Ruby yang sedang merapikan pakainnya.
Ruby mengangguk kecil sambil tersenyum.
"I'm sorry about your coffee." Kata Vanya tampak menyesal.
"Tidak apa." Balas Ruby sambil membersihkan sweater coklatnya yang sedikit basah.
"Mm, Vanya, aku turut berduka." Kata Ruby dengan raut muka sedih.
Reginald Hargreeves, adalah seorang miliarder yang merupakan ayah mereka. Kematiannya baru saja terjadi 2 hari yang lalu.
Vanya hanya mengangguk sambil tersenyum tipis sebagai respon.
Sebelum wanita itu meninggalkan Ruby, Ruby yang mengingat Vanya adalah anggota The Umbrella Academy langsung mengajak ia berbincang di sebuah kafe yang berada tak jauh dari tempat mereka bertemu tadi. Setelah menjelaskan semuanya secara detail, Vanya terlihat berfikir sejenak sampai akhirnya ia memutuskan.
"Jadi kau ingin mewawancaraiku?" Tanya Vanya yang ingin memperjelas maksud Ruby.
"Mm, yeah, I think so." Jawab Ruby.
Vanya meneguk kopinya dan kembali berbicara, "Kau tau apa? Langsung aja datangi Umbrella Academy."
Mata Ruby membelalak, "Wait, what?"
Vanya tersenyum kecil, "Minggu depan, jam 2 siang, okay?" Ia menyodorkan kartu namanya kepada Ruby.
Ruby menangguk cepat sebagai respon.
"I have to go, ada kelas biola 20 menit lagi." Vanya mulai merapikan barang barangnya dan keluar dari kafe.
Senyuman kecil terukir di wajah Ruby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Them - TUA Fanfiction
Hayran Kurgu[END] /written when i was 14, cringe alert/ Ruby Stewart adalah seorang penulis novel terkenal. Di umurnya yang 30 tahun, ia ingin menulis buku tentang akademi yang sudah lama tidak terdengar bernama The Umbrella Academy. Akhirnya ia memutuskan untu...