~•~•~ Happy Reading ~•~•~
🌀🌀🌀
Wang Yibo baru saja memarkirkan BMW hitamnya di pelataran mansion saat terdengar teriakan John yang menggema. Dia beranjak masuk dan melihat di ruangan luas itu John Seaghan sedang uring-uringan memarahi anak buahnya.
Krish dan Zhanjin tampak berdiri terpaku sambil bersitatap. Dan serempak semua mata tertuju ke arah pintu dimana Wang Yibo baru saja masuk.
Krish langsung memandang Wang Yibo dengan tatapan curiga.
"Apa yang terjadi, John?" tanya Wang Yibo menghiraukan tatapan tajam Krish padanya.
John menatap sekilas pada Wang Yibo, lalu kembali memandangi anak buahnya penuh amarah.
"Aku yakin ada mata-mata diantara kalian. Aku ingin semuanya diperiksa! Semua transaksi selalu gagal dan semua anggota dan barang kita diambil polisi. Aku tidak bisa lagi menerima ke depannya ada kejadian seperti ini lagi. Kalian mengerti?!"
Krish yang daritadi memandang Wang Yibo penuh curiga langsung berkomentar.
"Kau melupakan Wang Yibo, John. Harusnya kau bertanya darimana saja dia pergi."
"Aku cuma ke sebuah kafe. Kau bisa bertanya pada orang-orang yang mengikutiku. Aku yakin aku tak pernah pergi sendiri," elak Wang Yibo santai.
Krish mendengus kesal. Sedangkan John kini terduduk di kursi meja bar dengan meneguk minumannya sekaligus.
"Jiyang akan memeriksa kalian satu persatu. Aku tidak akan membiarkan siapapun lolos. Sekarang kalian semua ke ruangan Jiyang. Dia akan memberikan laporannya padaku. Pergilah!" teriaknya kesal.
Semua anak buahnya yang hampir dua puluh orang itu bubar dan menuju ke ruangan dokter Jiyang. Termasuk Krish dan Zhanjin. Ketika Wang Yibo mau mengikuti, John memanggilnya.
"Kau tetap disini, Yibo. Aku ingin kau melakukan sesuatu."
Wang Yibo berdiri di depan John dan berusaha bersikap tenang. Dia yakin bosnya akan kembali membuat dia melakukan hal yang membahayakan lagi.
"Amber meminta obat lagi. Pergilah ke Malaysia. Zhanjin akan menemanimu."
Wang Yibo mengangguk samar dan menggumam datar.
Dia kembali mengujiku.
~•~
Waktu menunjukkan tengah malam ketika Wang Yibo menyelinap ke kamar Sean. Dia merasa yakin kalau Sean sudah tertidur. Perlahan dia menghampiri tempat tidur. Tampak Sean terbaring dengan selimut sampai menutupi di atas dadanya, tertidur dengan damai.
Perlahan Wang Yibo duduk di tepi tempat tidur menghadap wajah manis itu. Senyumnya mengembang. Wajah itu membuatnya hilang akal, sampai dia nekad mendatangi kamarnya di tengah malam. Wang Yibo yakin dirinya sudah terpesona dengan sosok manis di depannya.
Wang Yibo terus mengamati Sean dalam remang lampu kamar, seperti terpaku memandangi wajah itu tanpa bisa mengedipkan matanya. Perlahan tangannya terjulur hendak menyentuh pipi mulus itu, saat mata Sean tiba-tiba terbuka, dan satu benda keras menyentuh dadanya.
"Jangan sentuh aku," desis Sean tertahan.
Wang Yibo sedikit terkejut tapi tidak membuat dirinya bergerak. Tangan yang tadi hendak menyentuh wajah itu malah sengaja mengusap lembut pipi Sean.
"Aku terkesan, sepertinya kau sengaja menunggu kedatanganku, Sean," ujarnya menyebalkan.
Sean melotot. Dia menepis tangan Wang Yibo lalu bergerak bangun mendorong dada pria itu dengan pistol. Wang Yibo sesaat melirik ke arah pistol yang menodong dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖
AcciónWang Yibo, tangan kanan terpercaya dari seorang mafia yang menguasai perdagangan obat-obat terlarang. Dalam perjalanannya sebagai orang yang selalu menghadapi bahaya, dia bertemu dengan Sean, anak dari bosnya. "Wang Yibo, aku ingin kau membunuh ses...