~•~•~ Happy Reading ~•~•~
🌀🌀🌀
Sosok ramping dan tinggi itu berdiri di depan mansion mewah yang dijaga beberapa pengawal. Pria itu sangat tampan, dengan tampilan yang begitu menawan. Kaos leher tinggi warna beige, syal panjang kotak-kotak, dan blazer panjang coklat tua. Bahunya menyandang tas hitam seperti tas kerja tebal. Mata hitam bening dan bibir tipisnya mengatup rapat.
Salah satu penjaga menghampirinya.
Pria itu langsung berkata.
"Katakan Sean sudah datang," ujarnya datar.
Penjaga itu mengangguk. Lalu beranjak masuk.
John Seaghan tampak sedang duduk di kursi kebesarannya menghadapi komputer yang menyala. Entah apa yang dikerjakannya saat ketukan terdengar di pintu.
"Masuk!" suaranya tegas dan berat.
Salah satu penjaga terlihat masuk, lalu sedikit mengangguk.
"Tuan muda Sean sudah datang, Bos," lapornya.
John tampak mengernyit sejenak. Beberapa menit kemudian, dia tersenyum dan beranjak bangkit. Lalu keluar diikuti penjaga yang tadi membawa berita.
Mendekati pintu yang terbuka, John tampak melangkah dengan gagah dan tersenyum lebar melihat yang berdiri di depan rumahnya. Kedua tangannya mengembang ke samping.
"Sean, how are you my son? Ada angin apa tiba-tiba datang ke Shanghai?"
Lantas dia memeluk sosok ramping itu.
"Ayah, tentu saja aku merindukanmu," sahut pria yang bernama Sean, sambil menyambut pelukan John.
Setelah beberapa detik, John melepas rangkulannya dan meneliti pria di depannya. Matanya berkilat kagum.
"Aku tidak menyangka kau akan setampan ini, Sean. Terakhir kali aku melihatmu sepuluh tahun yang lalu kau sangat kurus dan seperti kurang gizi, kenapa bisa berubah drastis begini?" tanyanya tidak yakin.
Sean tertawa ringan. Dia mengibaskan tangannya.
"Tentu saja karena bibi yang merawatku begitu cerewet. Dia selalu memberikan yang terbaik buatku," senyumnya hangat meyakinkan.John tertawa lepas. Lalu menggandeng bahu Sean dan membawanya masuk ke dalam.
"Bagaimana sekolahmu? Kapan kau lulus?" tanya John sambil terus berjalan menaiki tangga ke lantai atas.
"Sekarang lagi masa tenang, Ayah. Dua bulan lagi baru kelulusan."
John menepuk-nepuk bahu anaknya. Mereka tiba di depan pintu kamar. Lalu dia membukanya.
"Ini kamarmu, Sean. Jadi kau berniat liburan disini? Nikmatilah kota Shanghai yang indah."
"Hm," Sean tersenyum ceria.
"Terima kasih, Ayah."
Gigi kelincinya terlihat menggemaskan.John mengacak rambutnya, lalu keluar dari kamar.
"Kalau ada perlu apa-apa, kau bilang padaku. Dan penjaga pun akan memenuhi semua keinginanmu," John berkata sebelum benar-benar keluar dari kamar itu.
Sean cuma mengangguk, lalu dia menyimpan tasnya di meja kerja yang ada di kamar tersebut. Sean meneliti ruangan kamarnya. Cukup luas dengan satu tempat tidur besar, satu set sofa dan meja, satu meja kerja. Satu kamar mandi yang besar dan lemari pakaian di sudut kamar.
Dia melangkah mendekati jendela yang langsung menghadap ke jalan depan. Terlihat beberapa penjaga yang berpatroli di pintu utama.
Penjagaan yang ketat, batinnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖
حركة (أكشن)Wang Yibo, tangan kanan terpercaya dari seorang mafia yang menguasai perdagangan obat-obat terlarang. Dalam perjalanannya sebagai orang yang selalu menghadapi bahaya, dia bertemu dengan Sean, anak dari bosnya. "Wang Yibo, aku ingin kau membunuh ses...