Wang Yibo, tangan kanan terpercaya dari seorang mafia yang menguasai perdagangan obat-obat terlarang. Dalam perjalanannya sebagai orang yang selalu menghadapi bahaya, dia bertemu dengan Sean, anak dari bosnya.
"Wang Yibo, aku ingin kau membunuh ses...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~•~•~ Happy Reading ~•~•~
🌀🌀🌀
Singapura.
Di sebuah kafe, menjelang sore, terlihat Wang Yibo dan Krish sedang duduk berhadapan. Sambil menikmati satu cangkir kopi masing-masing.
Wang Yibo dengan tampilan serba hitam, kemeja dan jaket kulit hitam, serta kacamata hitamnya. Sangat kontras dengan wajah yang putih memukau, wajah itu begitu tampan. Sangat sempurna.
Krish dengan tampilan tak jauh beda, kemeja dan jas hitam. Matanya melirik tajam pada Wang Yibo yang terlihat tenang dengan ekspresinya yang dingin. Menyeruput kopi tanpa terganggu dengan lirikan tajam rekannya.
Sampai ponsel Wang Yibo yang sedaritadi tergeletak di meja berbunyi. Dia pun segera mengangkatnya.
"Hm," Wang Yibo bergumam datar sesudah beberapa saat mendengarkan suara di seberang.
Lalu dia menutup ponsel. Menghabiskan sisa kopi dan beranjak bangkit.
"Kita jalan," ujarnya pada Krish dan melangkah ke luar kafe.
Krish berjalan mengikuti. Mereka pun menaiki mobil masing-masing yang terparkir di depan kafe, dan melaju ke alamat yang tadi disebutkan suara di seberang telepon.
Clarke Quay Club.
Setelah tiga puluh menit melewati River Valley Road, mereka berdua tiba di klub tersebut. Sebuah gedung yang besar. Begitu masuk, suara hingar bingar menyambut gendang telinga. Lampu-lampu berkedap kedip membingungkan mata.
Wang Yibo membawa satu tas alumunium seukuran laptop besar berwarna silver. Mereka ditahan salah satu bodyguard di pintu, setelah beberapa detik memperlihatkan identitas, mereka dituntun masuk ke dalam dan memasuki salah satu ruangan disitu.
Pintu terbuka dan terlihat dua orang yang duduk di belakang meja panjang. Kedua sisi meja terdapat pengawal masing-masing satu orang.
Begitu masuk mata Wang Yibo dibalik kacamata langsung menyapu seluruh ruangan dan membaca situasi. Saat pintu tertutup, suara bising di luar tidak terdengar memekakkan telinga.
Wang Yibo menyeringai.
Bagus, kedapsuara, batinnya.
Dia dan Krish duduk di depan kedua orang itu. Dua orang laki-laki, dengan tampilan sama resminya dengan mereka.
Wang Yibo meletakkan tas kecilnya di atas meja dan membuka kacamata. Bibirnya tersenyum sinis.
"Kau pintar memilih tempat, Leo," ujarnya meremehkan.
Yang dipanggil Leo menyahut sinis. "Aku mengenalmu, Wang Yibo. Apa barangnya disini?" Leo menyentuh tas di atas meja.
Wang Yibo meletakkan tangannya di atas tas dengan gaya santai. Matanya menatap penuh peringatan.