Agen 11

1.6K 233 13
                                    

~•~•~ Happy Reading ~•~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~•~ Happy Reading ~•~•~

🌀🌀🌀

Pagi jam sembilan, setelah penghuni rumah itu selesai sarapan, Xiao Zhan tampak mendekati ruangan dokter Jiyang. Setelah mengetuk, suara lembut itu terdengar menyuruhnya masuk.

Xiao Zhan tersenyum ketika melihat dokter Jiyang sedang memeriksa berbagai obat-obatan.

"Sean? Ada yang sakit?" dokter Jiyang bertanya sambil masih merapikan peralatan dokternya.

Xiao Zhan terkekeh canggung.

"Ah tidak, aku hanya ingin bicara denganmu, aku tidak punya teman dekat di rumah ini," sahut Xiao Zhan mencoba rileks.

"Oh ya? Kau yakin, Sean?"

Xiao Zhan tertawa kaku. Lalu duduk di kursi sofa coklat yang empuk. Matanya melihat-lihat ke seluruh ruangan.

Dokter Jiyang melirik ke arah Sean, lalu beranjak mendekat dan duduk di depannya. Tangannya masih memegang satu buah buku kecil yang selalu dipakai untuk menulis resep.

"Ada yang mau kau tanyakan?"

Xiao Zhan menoleh lalu ekspresinya berubah sedikit serius.

"Aku akan langsung ke inti, Jiyang. Kau pernah begitu dekat dengan nyonya rumah ini. Aku ingin tahu siapa nama nyonyamu?"

Dokter Jiyang tampak mengernyit.

"Kenapa kau tertarik dengan namanya? Bukankah kalian tidak ada hubungan apa-apa?"

Xiao Zhan mencoba mencari alasan.

"Justru karena aku tidak mengenalnya, aku lebih tertarik lagi. Aku dengar dari ceritamu kalau dia seorang wanita yang baik. Andai saja aku bisa mengenalnya seperti dirimu," keluh Xiao Zhan meyakinkan.

"Hm, seperti itulah. Aku tidak akan mempersulitmu."

Dokter Jiyang bangkit, menuju mejanya dan mengambil ballpoin. Dia kembali duduk dan menuliskan satu nama dibuku kecil. Lalu merobek dan memberikannya pada Sean.

Sean dengan sigap menerimanya. Matanya langsung berbinar melihat satu nama di kertas itu.

Maria deLuca.

~•~

Wang Yibo sedang berdiri di ruangan penyimpanan obat-obat terlarang yang hanya bisa dibuka dengan sidik jari John. Dia memperhatikan John yang sedang memasukkan beberapa bungkus ke dalam tas silver. Lalu memberikannya pada Wang Yibo.

"Helena mau kau yang mengirimnya. Kau sudah tahu dimana kalian akan bertemu."

"Hm," Wang Yibo bergumam datar.

Setelah menerima tas itu, Wang Yibo menunggu sampai John selesai dan keluar bersama dari ruangan itu. Lalu diapun beranjak hendak menuruni tangga saat suara John menghentikannya.

𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang