-First-

466 46 15
                                    

Seorang anak laki-laki terbangun di sebuah ruangan yang dipenuhi banyak lemari. Hanya ada dirinya seorang di sana.

"Mama, kau di mana?!!"   Sambil berteriak anak itu mencari keberadaan sang ibu.

Lalu tiba-tiba ia terkejut saat melihat sebuah cermin yang menempel di salah satu lemari. Seketika ia tersenyum pilu, teringat dengan apa yang sudah dialami olehnya dan ibunya.

"Oh iya, aku sudah meninggal."  

Ia terduduk sambil menangis, mengeluarkan semua kesedihannya. Tak menyangka Tuhan telah memanggilnya untuk kembali. Tapi di mana keberadaan ibunya? Apakah ibunya sudah pergi duluan ke Surga dan meninggalkannya sendirian di dunia yang kejam ini?

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Kenapa aku masih berada di sini dan kenapa aku tidak pergi ke Surga juga?"   Tanyanya pada dirinya sendiri.

Lalu ia melihat sesuatu seperti sebuah kunci tak jauh dari tempatnya. Ia pun langsung bangkit dari duduknya dan mengambil kunci tersebut.

Kunci yang sangat cantik dan unik. Kunci berwarna emas yang memiliki jam di pegangannya. Kunci apa itu?

Beberapa saat kemudian ia tersadar, tiba-tiba ia tertarik masuk ke sebuah tempat yang sepi, sunyi dan tidak ada siapa-siapa di sana. Semua berwarna putih dan kosong.

Namun tiba-tiba terdapat banyak sekali jam dinding di sekitarnya. Jarum panjang dan pendeknya berputar tak tentu arah. Ia terkejut sekaligus tak mengerti, ada di mana ia sekarang?








































Felix, ayo bangun nak. Kamu pasti bisa bertahan, mama yakin kamu pasti kuat. Tolong bangunlah, cuman itu yang mama inginkan...



































Perlahan Felix terbangun dari tidur panjangnya. Sudah sekitar sembilan hari ia koma di rumah sakit. Anak kecil berusia tujuh tahun itu masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengannya.

"Kayaknya aku tadi cuman mimpi."

Seorang wanita menyambut penglihatannya. Ia menangis bercampur haru lalu memeluk putra semata wayangnya itu.

Di belakangnya ada seorang pria yang tersenyum haru pula melihat putranya sudah sadar dari komanya. Terlihat ada kebahagiaan di matanya.

Namun entah mengapa tiba-tiba Felix jadi merasa sedikit takut (?) dengan ayahnya itu. Tak tahu apa yang telah terjadi tapi ia merasa semuanya akan berubah.

Seorang dokter muda sedang memeriksa keadaannya, wanita itu sudah melepaskan pelukannya sejak satu menit yang lalu. Si anak masih terdiam, entah apa yang sedang ia pikirkan.

Rambutnya yang sudah rontok tak tersisa karena penyakit yang dideritanya dan wajah pucatnya yang dihiasi dengan bintik-bintik hitam, sungguh ia sangat manis apalagi saat tersenyum.

Semoga Tuhan selalu melindunginya dan memberinya secercah harapan untuk bertahan hidup. Tapi, apakah Tuhan akan berkehendak demikian? Apakah Tuhan masih memberinya waktu untuk hidup di dunia lebih lama lagi?








































Apakah waktu masih tersisa untuknya?

The Past | ChanLix [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang