1. Keluarga Admaja

2.3K 173 28
                                    


Waktu memang masih menunjukkan pukul 06.00 pagi, tetapi aktivitas di dalam kediaman keluarga Admaja sudah tampak. Seorang chef mengenakan seragam kebesarannya lengkap dengan topi menjulang dan apron yang melekat, terlihat sibuk di dapur bersih nan luas itu.

 Seorang chef mengenakan seragam kebesarannya lengkap dengan topi menjulang dan apron yang melekat, terlihat sibuk di dapur bersih nan luas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menu dengan sarat gizi seimbang dan menggugah selera selalu siap membentang di atas meja makan.

Di tempat lain, para asisten rumah tangga berseragam setelan senada, juga tengah melakoni tugas masing-masing. Alat penyedot debu bergerak lincah di atas lantai berbahan marmer, memastikan kebersihan setiap sudut ruangan terjaga. Jendela kaca, juga bingkai lukisan yang tersebar hampir di setiap dinding ruangan juga tak pernah luput dari perhatian. Apalagi, bingkai lukisan itu adalah hasil tangan terampil tuan putri keluarga ini.

Satu lagi pemanis ruangan yang tidak boleh dibungkus debu sesenti pun adalah tembikar. Karya seni dari tanah liat ini juga salah satu kerajinan tangan dari putri
pasangan Admaja dan Claudya. Adalah Trisha--gadis penyuka seni yang masih tercatat sebagai mahasiswi seni tahun ketiga di salah satu universitas ternama di Jakarta. Namanya, Trisha Putri Admaja.

"Ya?"

"Sayang, kamu nggak kuliah hari ini?" Admaja menyapa putrinya yang kini tengah duduk menghadap kanvas putih, dengan palet cat warna di salah satu tangan.

Trisha mengehentikan aktivitasnya sejenak."Aku kuliah siang, Pa." Trisha tersenyum sebelum melanjutkan melukis.

Admaja merapat, memperhatikan lukisan putrinya itu dari dekat. "Kamu melukis hamparan padang golf kita?"

"Hmm," jawab Trisha kemudian kembali memainkan kuasnya di atas kanvas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmm," jawab Trisha kemudian kembali memainkan kuasnya di atas kanvas.

Pagi ini suasana padang golf masih berselimut embun, bak permadani hijau yang terhampar di depan mata, menggoda jemari lentik Trisha untuk mentransfer pemandangan sejuk itu ke dalam bingkai lukisan.

Admaja tersenyum, menyentuh lembut puncak kepala Trisha. Putri kesayangannya itu dirasa tumbuh dewasa begitu cepat. Serasa baru kemarin setiap kali Admaja pulang dari kantor, gadis ini berlarian menyambut, lalu menarik atensinya pada lembar-lembar buku gambar yang penuh dengan coretan hasil imajinasinya. Bakat melukis Trisha sudah tampak sedari kecil.

Jagat Raya Trisha (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang