15. Handphone

657 85 0
                                    


Sunghoon mengerjap beberapa kali, terduduk dibangsal itu dan menatap sekelilingnya. Kosong tentu saja.

Ruangan putih dengan aroma obat yang menyengat itu terlihat sangat damai. Sepi, tanpa keberadaan siapa siapa selain Sunghoon. Tapi, dia malah menginginkan Sena berada disebelahnya.

Krekkk

Pintu terbuka dan kembali tertutup setelah seorang gadis yang ia cari sedari tadi masuk. Senyuman tipis ada dibibir peach nya. Dengan tangan yang membawa semangkok bubur hangat, ia menjalan mendekat dan duduk disebelah bangsal Sunghoon.

"Makan dulu ya?" Sena menawari. Sunghoon hanya menggeleng cepat, lalu melihat bubur yang Sena bawa.

"Bubur apa itu?" Tanya Sunghoon mengerjap polos.

"Bubur rumah sakit" Sena menjawab dengan sesendok bubur yang sudah ia arahkan pada Sunghoon. Lagi, Sunghoon menggeleng cepat.

"Ga mau. Aku ga laper" Jawab Sunghoon masih dengan mata yang menatap lurus bubur dihadapannya.

"Makan!" Sena menegas, membuat Sunghoon langsung memakan sesendok bubur itu dengan cepat.

Detik selanjutnya, matanya membulat. "Wahh! Enak! Aku ga tau kalo bubur seenak ini!" Sunghoon tersenyum lebar. Langsung mengambil bubur itu dan memegangnya dengan perlahan.

"A-ah, panas" Sunghoon mendesis membuat Sena tertawa pelan lalu mengambil kembali bubur itu.

"Panas tau. Makanya, sini aku aja yang suapin" Sena menjawab, ia kembali menyendokan sesendok bubur untuk ia suapi pada Sunghoon.

Cepat, Sunghoon langsung memakan nya kembali. "Kok enak sih?"

Sena mengerjap, "Masa? Perasaan dia masaknya kek itu itu aja"

"Enak karna kamu yang suapin. Manisnya nuler ke bubur"

Sena mengerjap beberapa kali lagi. Aish, sempat sempatnya.

"Ih, k-kamu ini! Lagi sakit aja sempet smpetnya gini" Seru Sena lalu menyendokan kembali sesendok bubur itu lalu mengarahkannya pada mulut Sunghoon yang sedari tadi terlihat ingin dimasuki bubur itu.

Detik selanjutnya, Sena membuka benda pipih yang terdapat layar gambar disana. Itu kembali memberi Sunghoon ide untuk membuat sang kekasih merona.

"Kamu tau bedanya kamu sama hp itu?" Sumghoon bertanya. Membuat Sena menggeleng polos. "Apa emang?" Balik Tanyanya.

Sunghoon menyeringai tipis "Hp memang penting," Sena menaikan satu alisnya.

"Tapi kamu lebih penting buat aku," Lanjut Sunghoon.

Lagi, Sena merona. Shit. Semudah itu kah dia dengan gombalan khas Sunghoon?

"SUNGHOOONNN!"

Untung ruangan ini kedap suara.

Sick.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang