16. Lips

781 89 0
                                    


"Hahahahah, maaf maaf" Sunghoon cekikikan, wajahnya terlihat sehat. Tapi padahal tidak, hiksrot.

"Udah ya gombalnya, makan dulu sini" Sena menyuruh kembali menyuapkan sesendok bubur yang Sunghoon bilang enak itu. Padahal, rasanya hambar.

"Senaaa" Sunghoon memanggil membuat Sena menoleh cepat dan mendapati Sunghoon yang mengerucutkan bibirnya. Kenapa manja?

"Kenapa?"

"Suapinnya jangan pake sendok lagi.." Sunghoon meminta membuat Sena mengerjap aneh. Jika tak pake sendok, harus pakai apa?

"Lah? Jadi pake apa?" Sena bertanya meletakan sesendok bubur itu kembali kemangkoknya.

Sunghoon tertawa perlahan lalu menunjuk bibirnya. Sena menaikan satu alisnya, "Maksudnya?"

"Suapinnya pake--bibir"

Dude--

"H-haa?" Sena menutup mulutnya kuat kuat. Tidak! Bibirnya harus suci. Tapi, saat ia menoleh kearah Sunghoon lagi rasanya ia ingin memberi apa yang Sunghoon minta.

Gadis bersurai hitam itu menghela nafas "Caranya?"

"Gini" Sunghoon mengambil sesendok bubur lalu mengarahkannya pada Sena. Sena hanya menempelkannya pada bibirnya membuat bubur itu tertempel dibibirnya.

"Terus?" Sena menaikan satu alisnya membuat Sunghoon tersenyum riang. Seperti pedo.g

"Terus,.."

Cupp

Benda kenyal dan sedikit manis itu tertempel dibibir Sena. Hanya sebentar tapi---

Berhasil membuat wajah Sena kembali memerah tentu saja. Sudahlah, jangan tanyakan tentang wajah Sena jika Sunghoon melakukan atau mengatakan hal manis, ok?

"SUNGHOON!!"

Tolong, harap jangan berteriak. Telinga orang yang tajam bisa saja menjadi tumpul karnamu.

Sunghoon hanya tertawa sampai suara pintu dibuka itu mengalihkan atensi keduanya.

Krekkk

"Senaa! Dan s — iapa aja lu yang cowo. MAKAN KUYY!" Jay mengangkat sekantong makanan cepat saji yang membuat Sunghoon dan Sena tertawa pelan dan mengangguk.

Sick.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang