17. Eat

642 98 6
                                    


Sunghoon dan Sena tertawa pelan mendengar sedikit lelucon aneh yang ditelontarkan Jay dengan mulut penuhnya.

"EH, ITU SUNGHOONNYA KENAPA WOI?!" Jay berteriak menunjuk nunjuk Sunghoon yang-- sibuk dengan--

"EH KAMU MIMISAN!" Sena berdiri cepat, ia mengambil tisu disebelahnya lalu segera melapnya dengan perlahan.

"Ayok kita bersiin dulu," Ajak Sena lalu menarik Sunghoon untuk pergi kekamar kecil diruangan itu.

Jay, terkekeh geli lalu berdiri dari duduknya. Ia bersedekap dada. "Mampus lo. Makanya, ga usah deket deket Sena gue. Enak kan minum racun?" Ia bergumam, detik selanjutnya dia tersenyum miring.

Krekkk

Pintu kamar kecil kembali terbuka, menampilkan Sunghoon yang tersenyum tipis dengan tangan yang Sena gandeng dengan hangat.

Bagai ada api diatas wajah Jay, ia meluap. Tapi, ia tutupi dengan wajah tenang. Aktingnya lumayan.

"Mau kekantin?" Sena mengajak, membuat Sunghoon mengangguk cepat dengan senyuman manis disana.

"Mau ikut ga lo?" Sena bertanya pada Jay yang sedari tadi hanya melamun dengan tangan yang ia silangkan didada.

"Woi anjing" Sena mengumpat membuat Sunghoon menepuk pelan tangan Sena bermaksud menegur.

"E-eh. Ga usah. Kalian aja" Jay mengelengkan kepalanya yang dihadiahi naikan alis dari Sena.

"Ya oke. Kita ke kantin dulu" Seru Sena lalu berjalan menggandeng tangan Sunghoon. Ya, sebenarnya bukan ke kantin. Tapi ke taman.

Krekkk

Pintu Sena buka, menampilkan banyak sekali perawat dan dokter yang berlalu lalang dengan cepat. Terlihat sangat sibuk sekali.

"Dulu kecil, aku pengen jadi dokter" Ucap Sunghoon tiba tiba membuat Sena menoleh kearahnya.

"Tapi, karna masalah penyakit ini aku ga mau jadi dokter," Sena menaikan satu alisnya lalu terkekeh "Emang, sekarang kamu pengen jadi apa?"

Sunghoon tersenyum tipis "Ayah dari anak anak kamu" Wajah Sena bersemu merah, lagi. Ah, tolonglah.

"Itu pun kalo kamu nerima aku yang penyakitan ini" Sena berhenti berjalan yang membuat Sunghoon juga berhenti berjalan.

"Kenapa?" Sunghoon bertanya, mata polosnya menambah kesan menggemaskan.

Sena menghela napas lalu kembali berjalan "Aku suka kamu insecure. Lagipula aku pasti nerima kamu apa adanya."

Sunghoom terkekeh geli lalu mengangguk. "Iya, itu pun kalo aku bisa tetap hidup"

****

Sick.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang