2. Goes On

190 32 2
                                    

Seungmin menyumpah dalam hati ketika ia lihat hujan turun lagi sore ini. Cukup deras, hingga membuatnya terpaksa mengurungkan niat untuk berjalan ke parkiran menerobos hujan. Seungmin menarik handphonenya, sekilas melihat jam berapa yang tertera pada layar hp nya itu.

"Woiiieeettt.... Diem-diem ae lu."

Seungmin merasa dirinya dirangkul secara tiba-tiba dari belakang membuatnya hampir terjungkal ke depan.

"Apaan sih Hee, ngagetin mulu perasaan kerjaan elu."

"Hehe.... Ya abis lu disini sendirian ngeliatin ujan, kesambet baru tau rasa lu."

Pelakunya tentu bisa di sebutkan bahwa itu adalah Heejin. Ya, Jeon Heejin, manusia yang sama yang selalu merecoki hidup Seungmin sejak dulu di bangku SMA, sekaligus temannya. Heejin sendiri sekarang mengambil jurusan farmasi, dan kebetulan hari ini dia baru saja selesai praktikum di laboratorium fakultas Seungmin, mangkanya mereka bisa bertemu di lobi fakultas sekarang.

"Udeh pulang sono lu, jangan gangguin ketenangan gue."

"Ye, gue juga maunya sih balik, tp kan masih ujan bos, ya kalik gue lari ke parkiran, ogah lah gue."

"la ntuh di tas ada payung, ya pakek payung lah lu sono pergi."

Ucap Seungmin sembari menunjuk-nunjuk payung yang terselip di kantong samping tas cewek itu.

"Helo..... Lo ga liat apa, nih ujannya deres plus angin, percuma gue pakek payung ntar basah kuyup juga lah, gimane sih lu."

"Ya ngapain kek lu sono, lo gaada temen ape gimana si, lu nolep ya di jurusan elu."

"Enak aja, gue nolep? Hellooo..... Siapa kaga tau gue Jeon Heejin, dengan followers hampir 4K di Ig ha? Lagian lo napa ngusir amat sih ke gue, lo mau jalan sama Ye-"

Heejin tidak melanjutkan kalimatnya. Ia merutuki dirinya sendiri dalam hati. Bodoh sekali, Yeji dan Seungmin kan sudah putus hampir dua bulan yang lalu, membahas Yeji di depan Seungmin sama saja perbuatan paling tega yang bisa dibayangkan untuk melukai Seungmin.

"Ma-maaf gue ga bermaksud."

Seungmin menghela nafasnya sembari melempar pandangan ke arah luar, menatap lebatnya air hujan yang turun deras menghujam tanah.

"Gapapa, ngapain juga minta maaf soal begituan, harusnya lo tuh minta maap soal tiker gue dulu yang lo slepret seenak jidat waktu ospek, sampek gue kena omel kating plus temen satu pleton gue gila."

Heejin hanya nyengir ketika mengingat kejadian waktu ospek tahun lalu, ketika ia lupa membawa tikar untuk pletonnya, dan waktu itu Heejin mengendap-endap masuk barisan fakultas Seungmin yang kebetulan berjejer dengan barisannya dan mencuri tikar bawaan Seungmin.

"Eh..... Btw gue denger-denger lo bentar lagi bakal dilantik jadi pengurus himpunan fakultas, tumben lu mau ikut begituan, biasa juga males walaupun ditawarin."

"Ya, gapapa sih, itung-itung nambah temen sama pengalaman juga, lagipula gue banyak gabut di kos an."

"Ha? Gabut lo bilang? Lo udah gila, semester ini praktikum ama laporan jurusan elo ama gue tuh banyaknya sebelas dua belas tauk, ya kalik lo gabut orang gue terakhir kaga tidur semalem gara gara ngejar laporan."

"Ye.... Itu kan elo, gue mah aman."

"cailah iye dah iye, dasar emang orang pinter mah sabeb."

Sebenarnya, gabut hanyalah alasan Seungmin. Tujuan utamanya bergabung ke pengurus himpunan adalah untuk menyibukkan dirinya yang sudah sibuk itu agar dia tidak terus terusan memikirkan Yeji. Ya, memang setelah sekian lama ini, Yeji selalu berputar dipikiran Seungmin hampir tiap malam. Itulah yang membuat Seungmin juga jengkel sendiri dan memutuskan bergabung dengan himpunan agar waktunya bisa lebih bermanfaat dari pada memikirkan paca- ralat, mantannya itu.

"Dah..... Lah.... Gue cabut dulu ke parkiran, kalo nungguin nih ujan kaga kelar-kelar, keburu capek gue, bhay..."

Seungmin menarik zipper dan memakai tudung jaketnya sebelum berlari menembus hujan meninggalkan Heejin di lobby fakultas sendirian.

Heejin terdiam, lah tu anak kok aneh sih, tadi kata kaga mau keujanan, la ini malah lari, dasar ogeb batin Heejin.














✴️✴️✴️✴️

"Ji.... Yeji..... Ey....."

"Oh.... Eh.... Iya....."

Yeji tersadar ketika teman sekelasnya Siyeon menyadarkan dirinya yang sedang melamun di lorong depan ruang kelasnya.

"Kok diem aja sih, yuk masuk, udah mau mulai kelasnya."

"Oh.... Iya, siap siap, makasih ya."

Yeji segera bangkit dan masuk keruang kelas, ia sengaja memilih bangku tepat di samping jendela besar. Sepanjang kelas Yeji lebih banyak melamun daripada memperhatikan materi yang disampaikan oleh dosennya. Memang, kelas di sore hari adalah hal paling tidak disukai Yeji. Apalagi sore ini hujan turun cukup deras, Yeji bisa melihat pemandangan di luar sana yang sangat tidak bersahabat. Dari jendela ruangan di lantai 4 ini, ia bisa melihat lurus ke arah jalan kembar dibawah yang membelah kampusnya, sekaligus akses utama kampus. Suara deras air hujan lebih terdengar jelas daripada suara pengajar, sehingga perhatian Yeji lebih teralihkan untuk memandangi langit dan rintik air hujan.

Yeji melamun dan melihat ke arah jalan, seketika itu lah ia melihat sebuah motor yang melaju dengan kecepatan sedang melintas di jalan itu. Walaupun hujan masih melanda, tapi penglihatan Yeji tidak kalah jelasnya untuk mengenali siapa yang mengendarai motor itu. Ya, dari jas hujan ponco warna abu-abu, dan helm hitam bercorak merah, Yeji bisa langsung tau kalau itu adalah Seungmin.

Terlintas rasa marah Yeji ketika mengetahui Seungmin mengendarai motornya di kondisi hujan seperti ini, satu hal yang dari dulu sangat Yeji larang, karena Seungmin selalu tidak peduli soal keadaan seperti ini. Padahal, itu sangat berbahaya menurut Yeji.

Sebuah kenyataan kemudian kembali menyadarkan Yeji. Sekarang dia bukanlah siapa-siapa Seungmin. Ia sendiri yang memutuskan hubungan diantara mereka. Dulu ketika tau Seungmin melakukan hal seperti itu, Yeji pasti akan langsung pundung dan marah, tapi sekarang Yeji hanya bisa diam dan berusaha tidak peduli.

"Ga kerasa udah hampir 2 bulan, gue tau lo benci gue kak, maafin gue."

Yeji bergumam sembari mengingat-ingat semua kenangan diantara dirinya dan Seungmin. Semua kenangan manis dari hubungan mereka, sampai dengan kenangan di hari itu, di hari ia memutuskan mengakhiri hubungan diantara mereka berdua. Sebuah keputusan yang bisa dibilang aneh dari Yeji, karena sampai saat ini Yeji sendiri tidak benar-benar tau 100% mengapa ia mengakhiri hubungan mereka hari itu. Di tengah Seungmin yang sangat menyayanginya, ia menyakiti hati Seungmin dan menghancurkannya berkeping-keping.




















Drt....drt....

Yeji merasakan telfonnya bergetar, tanda bahwa ada sebuah notifikasi masuk. Ia segera membuka hpnya dan melihat bar notifikasi untuk menemukan ada pesan baru dari dua chat room berbeda.

RYUJEAN
AKHIR MINGGU NANTI AYANG GUE BALIK....
YESSSS❤❤❤❤
GUE SENENG BANGET JI
LO UDAH DIKABARIN?

Yeji membalas pesan singkat dari Ryujin itu dengan nada antusias juga sebelum berpindah ke chatroom dirinya dengan Hyunjin a.k.a Saudara kembarnya.

KEMBARAN~~

Oit..... Akhir minggu besok gue balik rumah....
Kosongin jadwal elu yak
Lo harus cerita semuanya sama gue....

Yeji tersenyum kecut sebelum, membalas pesan dari kembarannya itu. Akhirnya Hyunjin tau juga, jadilah ia terpaksa bercerita dan berhenti menyembunyikan soal ini semua dari saudara kembarnya itu.







Point Of View ||SEUNGMIN x YEJI||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang