Bab - 4 Sepucuk Surat

11 2 0
                                    

Goresan itu masih tercetak jelas. Sudah berapa tahun lamanya kusimpan kertas ini. Hal yang membuatku bodoh seketika, membawa ku terbang tak tentu arah.

Kalimat yang kau tulis kala itu hanya terlewat sekilas, jika diulang lagi kau tak kan pernah ingat sedikit pun pernah berpikir apalagi menulisnya menjadi surat.

Namun satu yang masih membuatku ragu akan itu, diamplop surat kau tulis sebuah kalimat.

"Jariku berkata apa adanya"

Masih menjadi teka-teki bagiku tentang kalimat itu. Apakah yang kau maksud dari jari berkata apa adanya? Apakah jarimu menulis apa yang kau katakan? Tapi jika kau sungung-sungguh, kenapa kau menghilang? Kenapa setelah surat itu sampai, kau seperti ditelan oleh bumi?

"Ah, tidak akan kubuang sia-sia waktuku hanya untuk memikirkan surat ini" gumamku.

Jangan lagi aku dibuat bingung dengan keputusanku setelah semua berakhir dan aku mengambil jalan sendiri. Semua itu palsu, semua itu hanya ilusi tak ada kenyataan dan keseriusan dalam benakmu.

Harapan itu hanya kau gantungkan padaku, aku yang berangan tapi kau menjatuhkan semua anganku.

Tak ada yang perlu aku percaya lagi darimu, surat ini tak akan menjadi alasan dirimu datang namun menjadi alasan aku pergi. Karena semua hanya kebohongan yang membuatku terombang-ambing untuk terus menerus.

#senandikaeventgalaxystarpublisher

 The MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang