Bab - 7 Kota Yang Menua

8 2 0
                                    

Sudah hampir 10 tahun aku merantau keluar kota demi mencari kehidupan yang diimpikan hingga kini aku tak pernah pulang, hanya bertanya kabar melalui pesan singkat atau telpon dengan keluarga dikampung.

Bukan tak rindu, apalagi lari dari tempat dimana aku lahir, tumbuh dan dewasa tapi ada saatnya kita pergi untuk sejenak ntah untuk berapa lama atau tak kembali lagi.

Semua ingatan tak pernah ilang sedikitpun, setiap sudut kota yang mengingatkanku kisah-kisah kecil yang indah dan tak dapat diulang.

Kini aku kembali untuk menuntaskan semua kisah kelam yang sepertinya wajib untuk diulang, mungkin tak sama persis tapi setidaknya bisa menuntaskan janji nostalgia. Bersepeda, jajan dikaki lima kalau dulu mungkin ada yang namanya televisi berjalan tapi sekarang tidak hampir setiap punya jadi untuk apa lagi. Padahal kalau masih ada, ku kira menarik untuk dilakukan sekarang.

Satu yang aku kagum dari kota ini, walau sudah semakin berkembang tapi kebiasaan yang ada tak pernah berubah. Kalau merasa berbeda mungkin dari banyaknya bangunan, tapi tidak dengan jalan yang penuh pedagang, becak-becak dipinggir jalan, sepeda ontel yang masih saja dipakai lebih menarik hati mungkin sudah waktunya aku pulang. Sibuk dengan diri dengan keinginan tanpa tau kebutuhan seperti apa.

Kembali dengan rindu yang menggebu, satu hari bagai satu detik lebih lama mungkin ada kebaikan untuk mental dan hati. Tersenyum karena dunia masih menerima mu.

#senandikaeventgalaxystarpublisher

 The MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang