#AMW- 08

3.9K 630 184
                                    

Jam digital yang terletak diatas nakas telah menunjukkan pukul 1 siang, yang mana sudah berapa jam Lisa belum sadar.

Dokter bilang, Lisa kelelahan walaupun demamnya sudah turun, dan itu yang menyebabkannya mimisan. Jungkook tetap memeluk Lisa sampai sekarang, setelah dokter itu ia suruh pergi.

Dalam keadaan shirtless, Jungkook memeluk tubuh Lisa, ikut terlelap walaupun pergerakan kecil gadis yang berada dalam pelukannya selalu membuat ia langsung membuka mata.

Jungkook benci darah jika itu berasal dari tubuh Lisa. Sejak dulu, sedingin apapun sikapnya, ia tetap akan marah pada siapapun yang melukai Lisa, termasuk Yoongi, Jennie, Karina, atau bahkan dirinya sendiri.

Ia menghukum dirinya, yang membuat Lisa seperti ini. Tangannya sudah penuh dengan sayatan yang ia buat sendiri. Lukanya belum mengering tentu saja.

"Jungkook.." Lisa menggeliat, semakin merapat pada Jungkook, dan Jungkook langsung membuka matanya. Sorotan matanya memancarkan kekalutan luar biasa, tiba tiba menyendu begitu Lisa membalas pelukannya.

"Maafkan aku."

Jungkook memejamkan matanya, menikmati kehangatan dihatinya begitu Lisa membuatnya kembali jatuh.

Lisa sedikit melonggarkan pelukannya, ia mendongak, yang mana membuat Jungkook menunduk karna saat ini kepala Lisa sebatas dagunya.

"Hidungku berdarah, dan kau pasti juga berdarah."

Tepat sasaran.

Lisa tau semua tentang Jungkook, dari hal terkecil hingga hal terbesar seperti itu. Ia tau. Karna itulah ia tadi langsung pergi dari kantin begitu setetes cairan pekat menetes dari hidungnya, ia ingin menyembunyikan ini, karna takut akan ikut melukai Jungkook.

Nyatanya ia melukai Jungkook lagi, dan itu adalah hal juga dibencinya.

"Lisa, maafkan aku." Jungkook memejamkan matanya, menempelkan dahi mereka.

"Lisa.." Lis tersenyum kecil, ia menangkup rahang Jungkook, mengelusnya dalam posisi yang sama, lalu menjauhkan wajahnya.

"Aku tak mau kau terluka karna aku."

"Maka jangan terluka."

Lisa menyatukan kedua bibir mereka, memberikan lumatan lembut yang membuat hati keduanya menghangat bersama. Maka Jungkook semakin menarik pinggang Lisa mendekat, menekan tenguknya untuk memperdalam lumatan keduanya. Lisa membuka mulutnya, memberi akses pada Jungkook untuk masuk, dan membelit lidahnya.

Begitu merasa cukup, Lisa melepaskan lumatannya dengan nafas terengah. Keduanya memejamkan mata, kembali menempelkan dahi dengan tangan Lisa yang masih berada dirahang Jungkook.

Bunyi bel disusul notifikasi dari ponsel Jungkook mengalihkan perhatian keduanya. Jungkook meraih ponselnya, melihat notifikasi chat terbaru dari Karina yang mengatakan sudah didepan pintu.

"Lisa, aku harus mengambil obat dan vitaminmu."

Lisa mengangguk, lalu Jungkook segera bangkit menuju ruangan closet untuk berpakaian.

Lisa meringis melihat banyaknya sayatan pada tangan Jungkook, itu sangat menyakitkan pastinya. Ia merutuki kebodohan dirinya sendiri, tidur terlentang lalu memejamkan mata.

Jungkook kembali setelah berpakaian, ia mengecup dahi, kedua pipi, hidung, dagu, dan bibir Lisa.

"Hubungi aku jika ada sesuatu."

Lisa berdehem, sampai akhirnya suara pintu yang terbuka dan kemudian tertutup, ia membuka matanya, menatap nanar langit langit kamar Jungkok, menghela nafas panjang.

At My WorstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang