BAB 20 (Karyawan Baru di Kantor)

458 28 4
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Yang gak tau cara menghargai usaha seseorang dan gak tau tata krama saat bertamu, gak usah baca cerita ini yah.  Makasih 😇

Follow IG: syhnbahy__

.
.
.

POV Wafa Xeanna.

Setelah mengikuti acara reuni, Papa terlihat lebih banyak murung sekarang.

Papa tidak banyak bicara seperti sebelum-sebelumnya. Bahkan, Papa lebih banyak mengurung diri di kamar sehabis bekerja. Keluar kamar hanya untuk keperluan makan.

"Pa, makanannya udah siap di meja," ucapku pada Papa yang berada di dalam kamarnya.

Ingin sekali aku tanyakan masalah yang dilalui oleh Papa sebenarnya, tapi hal itu urung aku lakukan mengingat ini bukanlah ranahku.

"Iya, sebentar," balasnya.

Papa lalu keluar dengan kaus oblongnya yang dipadu padankan dengan sarung.

Kami duduk di meja makan dengan tenang. Tidak ada yang membuka suara sama sekali. Papa terlihat tidak bernafsu dengan makanan yang aku masak.

"Pa, masakannya nggak enak yah? Kok Papa kayak nggak suka gitu?"

"Hah, apa? Kata siapa? Enak gini, kok," ucap Papa.

"Terus kenapa muka Papa ditekuk gitu? Papa ada masalah?"

"Ng—nggak ada masalah, kok. Papa cuman capek aja. Kemarin 'kan ikutan reuni sampai sore gitu," ucapnya.

Ah ya, benar juga. Kemarin Papa sangat lama di acara reuni SMA-nya. Apa yang Papa lakukan sampai lama seperti itu? Apa jangan-jangan Papa CLBK sama mantannya?

"Oh iya, Papa kemarin kenapa lama? Pulangnya aja sampai mau azan magrib gitu," tanyaku meminta keterangan.

"E ... papa kemarin itu ...." Belum selesai Papa menjawab, sebuah panggilan masuk ke handphone Papa.

Drrt!

Drrt!

"Bentar, papa angkat telepon dulu," izinnya.

Papa berjalan menjauh saat mengangkat panggilan masuk.

"Apa? Baik Pak, saya ke sana sekarang."

"..."

"Tidak, saya tidak sedang sibuk."

"..."

"Baiklah, saya segera berangkat."

Samar-samar aku mendengar obrolan Papa bersama orang yang berada di sebrang telepon. Bisa dipastikan itu adalah atasan Papa di kantor.

"Wa, papa harus ke kantor sekarang. Kamu mau ikut? Mumpung hari ini kalian libur," ajak Papa.

"Beneran, Pa? Nggak bohong 'kan?"

"Ya nggaklah, cepet kamu siap-siap," titah Papa.

Asik juga kalau harus ke kantor Papa. Sudah lama aku tak ke sana bareng Papa. Mungkin aku bisa sedikit bernostalgia bersama Papa di sana.

****

Sekarang kami sudah tiba di kantor tempat Papa bekerja. Kantornya lumayan indah dan megah.

"Selamat Pagi, Pak Devan," ucap sang resepsionis.

"Pagi," balas Papa.

Kami terus berjalan masuk. Di sini banyak sekali orang yang hadir. Semua mengenali Papa.

My Papa is Duda Keren (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang