Equilibrium (Part 1)

31 6 0
                                    


------------------------------

Ini adalah pertama kalinya Norbek menginjakkan kaki di planet yang didominasi oleh air ini, dia menghirup nafas panjang lalu menghembuskannya.. Sangat segar pikirnya. Pemandangan yang dilihatnya sangatlah memanjakan mata, dipenuhi dengan warna hijau pepohonan dan tumbuhan rambat yang mengelilingi semua bangunan. Perjalanan selama satu minggu melintasi dimensi ruang sangatlah melelahkan. Tidak ada pemandangan bagus apapun selama perjalanan.

"Suhu udara 127 fahceus, hampir sama dengan suhu di planet kita. Dan berdasarkan data, oksigen di planet ini bisa kita hirup." Kata Yora sembari melepas helm serta baju antariksanya.

"Jadi ini yang dinamakan planet Bumi?" Tanya Bogdan.

"Sepertinya begitu, koordinat pendaratan sangat tepat. Tidak mungkin kita salah mendarat." Jawab Norbek.

"Tapi..." Bogdan melihat di sekitar dan sekelilingnya, mereka mendarat di atas sesuatu yang sepertinya adalah sebuah bangunan. Tetapi Bogdan meragukan itu."Mengapa tidak ada satu pun manusia? Apa kita berada di waktu yang tepat?"

"Kita berada di waktu yang tepat Bogdan, karena itulah kita dikirim ke planet Bumi. Untuk menyelidiki mengapa tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia selama lebih dari lima ratus tahun, para tetua khawatir dan curiga. Mereka ingin mengetahui jawabannya segera."

"Norbek!" Bogdan menoleh kepada temannya yang sedang tersenyum licik. "Kukira kita hanya jalan-jalan biasa, aku tidak mendaftarkan diri untuk menjalankan suatu misi kali ini!" Ujarnya dipenuhi dengan amarah.

Senyum Norbek semakin lebar. "Aku tidak punya pilihan lain, kita kekurangan relawan dan satu-satunya yang bisa kupikirkan untuk membantu misi ini adalah kau! Haha temanku yang sangat bisa diandalkan." Norbek merentangkan tangannya seolah ingin memeluk Bogdan.

Bogdan mengalihkan pandangan dari Norbek, tidak ada gunanya marah-marah. Jarak Bumi ke planet mereka adalah satu minggu perjalanan, semakin cepat mereka menyingkap misteri hilangnya manusia semakin cepat juga mereka pulang.

"Apa kalian sudah baikan?" Tanya Yora sambil mengutak-atik layar hologram di depannya. "Selama kalian sedang asyik berdebat, aku meluncurkan pemindai suhu tubuh. Hasilnya tidak ada satu pun kehidupan manusia, yang terbaca hanyalah hewan-hewan seperti singa, kuda dan lain sebagainya." Yora mematikan hologram. "Bukankah ini sangat aneh?"

"Di mana kita sekarang Yora?" Tanya Norbek.

"Di atas gedung."

"Bukan—maksudku bagian mana kita berada di Bumi ini." Tanya Norbek sekali lagi.

Yora kembali menyalakan hologramnya dan menampilkan planet Bumi.

"Di sini." Yora menunjuk pinggiran sebuah pulau yang sangat besar, Bogdan mendekat karena dia juga ingin tahu di mana mereka berada. "Kita berada di New York Amerika Serikat." Kata Yora.

Norbek mengangguk. "Baiklah, kurasa tidak ada gunanya kita berdiri saja di sini, sekarang saatnya kita menggerakkan badan dan mencari tahu ke mana hilangnya manusia."

------------------------------

Planet Bumi sekarang dianggap bahaya untuk disinggahi, tidak ada yang mengetahui pasti apa penyebab hilangnya manusia. Kemungkinan terburuk adalah penyerangan monster dari planet lain, yang kelaparan dan memangsa semua manusia di Bumi. Bila memang itu yang terjadi maka nyawa mereka bertiga sedang dalam bahaya. Namun mereka mengetahui hal tersebut, sehingga tombak laser senantiasa berada di punggung.

A Bed Time StoriesWhere stories live. Discover now