Equilibrium (Part 3)

41 6 5
                                    

                                                                                        ----------

Dua puluh menit jarak tempuh yang diperlukan untuk pergi dari New York ke Las Vegas, Norbek meminta Yora untuk menerbangkan pesawat dengan kecepatan sedang. Tujuannya agar Norbek dapat melihat pemandangan Bumi dengan lebih teliti.

Tidak jauh berbeda.

Perbedaannya hanyalah Bumi terlihat lebih lapang serta banyaknya tumbuhan hijau. Mungkin ada juga sedikit perbedaan dengan beberapa hewannya, misalnya hewan yang sedang memakan rumput tadi. Norbek tidak tahu apa nama hewan tersebut di Bumi, tetapi di Sovernemm. Hewan tersebut tidak berbelang putih hitam, melainkan putih hijau.

"Kita telah tiba di Las Vegas." Kata Yora.

Bogdan yang pertama menginjakkan kaki. "Agak berbeda ya?" Kata Bogdan.

Tidak ada pepohonan yang tumbuh. Berbeda dengan New York, Las Vegas hanyalah padang pasir yang sangat luas. Sebagian besar bangunan telah ditutupi oleh pasir.

"Benar-benar seperti kota yang dipenuhi dosa." Celetuk Bogdan. "sekarang apa Norbek?"

Norbek menunduk dan menggenggam pasir di tangannya, dia memandang sekitar lalu pandangannya beralih ke Yora.

Norbek mengangguk.

Dengan sigap Yora mengeluarkan alat pemindai suhu tubuhnya sekali lagi, alat tersebut terbang tinggi. Setelah beberapa menit kembali ke tangan Yora.

"Apa yang kita dapatkan?"

Yora tersenyum. "Selain kita, ternyata alat ini telah membaca suhu tubuh yang lain. Walaupun suhunya lebih rendah tetapi itu cukup untuk mengindikasikan kalau ada makhluk hidup selain kita."

"Jadi keberadaannya ada di sini? Di tempat kita berdiri?" Tanya Norbek.

"Benar sekali."

"Tetapi tempat ini kosong." Kata Bogdan. "Hanya ada pasir dan debu."

"Mungkin ada di salah satu bangunan-bangunan tersebut."

"Masuk akal." Sahut Yora.

Bogdan mengamati semua bangunan yang telah tertutupi oleh pasir, dia resah. Dia merasa memasuki bangunan satu persatu bukanlah ide yang bagus. Beberapa orang yang belum mengenalnya mungkin akan mengira kalau dia adalah sosok yang pengecut. Tetapi terserah mereka ingin berkata apa, Bogdan selalu percaya dengan perasaannya dan perasaannya tidak pernah salah.

"Norbek, apa kita akan memasuki gedung satu persatu?"

"Tidak ada pilihan lain lagi Bogdan." Norbek menepuk bahu sahabatnya tersebut.

"Baiklah. Tetapi kita tidak akan berpencar, sebab aku tidak bisa melindungi kalian bila kalian tidak ada di dekatku."

"Tidak masalah." Kata Norbek sambil tersenyum.

Tidak ada hasilnya.

Semua bangunan telah mereka masuki, tetapi tidak memberikan satu petunjuk sedikitpun. Seandainya masih ada robot yang masih berfungsi seperti R-22, maka Yora dapat mengunduh memorinya. Namun yang mereka temukan hanyalah rongsokan bangkai robot yang sudah tidak berguna.

"Kita perlu istirahat sebentar." Bogdan terduduk di tanah berpasir. "sama sekali tidak ada petunjuk. Ini bagaikan mengerjakan soal ujian tanpa belajar."

"Yora. Apa kau yakin pemindai kita berfungsi dengan baik? Karena sejauh yang aku lihat hanya kita yang ada di sini."

"A-aku yakin, alat ini tidak mungkin rusak.. iya kan? Benar kan Bogdan?"

A Bed Time StoriesWhere stories live. Discover now