Equilibrium (Part 2)

33 6 0
                                    

----------

Robot tersebut menghampiri mereka dengan sangat pelan, lengan kirinya sudah tidak ada. Mungkin terlepas di suatu tempat, tangan kanannya sudah hampir putus dan jalannya agak pincang.

Selamat datang di hotel DoubleTree, nama saya R-22 ada yang bisa saya bantu? Robot tersebut memperkenalkan dirinya.

Tidak ada yang menjawab, R-22 mendekat. Saya akan membawakan barang anda ke kamar. Dengan tangan kanannya yang hampir putus, R-22 mencoba meraih tombak Bogdan. Namun dengan reflek Bogdan mundur dan mengakibatkan R-22 terjatuh kelantai. Yora memandang robot tersebut dengan pandangan iba.

"Sepertinya dia adalah pelayan robot hotel ini." Kata Yora. "di sepanjang jalan banyak robot yang sudah tidak berfungsi lagi, tetapi yang ini ternyata masih hidup. Kurasa pabriknya perlu diacungi jempol."

"Jadi dia hanyalah robot pelayan?" Norbek membantu R-22 untuk berdiri. "Syukurlah dia tidak berbahaya. Apa menurutmu dia berbahaya Bogdan?"

"Entahlah, kita tidak tahu program apa yang telah dipasang di dalam kepala robot ini." Kata Bogdan. "aku menyarankan agar kita tetap siaga, bila robot pelayan saja bisa hidup hampir 500 tahun tanpa bantuan manusia, tidak menutup kemungkinan masih ada robot militer yang berkeliaran di luar sana."

"700 tahun." Kata Yora.

"Apa?" Tanya Bogdan.

"Usia robot ini lebih dari 700 tahun, di belakang kepalanya ada tahun pembuatan. Dibuat pada tahun 3300, itu artinya sudah 700 tahun lewat."

"Berdasarkan?"

"Berdasarkan tahun manusia Bumi." Yora memutar mata mendengarkan pertanyaan sepele Bogdan.

"Apa yang akan kita lakukan padanya Norbek?"

"Yora. Coba kau ambil data di dalam chipnya, lalu kita lihat apakah ada suatu petunjuk." Perintah Norbek.

"Baik bos."

Yora membuka perangkat yang dia simpan di dalam tasnya, setelah menemukan di mana lubang penghubung R-22, dia mencoloknya dengan kabel yang terpasang dengan perangkatnya.

"Mari kita unduh."

Sembari menunggu unduhan, Norbek dan Bogdan berkeliling mengamati bangunan yang sepertinya dulu adalah sebuah penginapan yang cukup mewah. Di sekeliling mereka banyak bangkai-bangkai robot yang bergelimpangan. Dan beberapa tulang yang dari susunan dan bentuknya terlihat seperti hewan berkaki empat.

Namun tidak sekalipun mereka melihat adanya tulang manusia.

Bukankah itu artinya manusia tidak ada yang mati? Melainkan menghilang? Kemungkinan terburuk adalah diculik oleh makhluk dimensi lain, dan apabila itu benar, maka kekuatan makhluk tersebut sangatlah kuat sehingga mampu membawa seluruh manusia di Bumi.

Setelah selesai berkeliling mereka kembali menghampiri Yora.

"Sudah?" Tanya Norbek.

"Sebentar... ya sudah. Semua data telah diunduh." Yora melepaskan kabel penghubung.

"Kalau begitu sebaiknya kita keluar dari gedung ini, tempat ini membuatku agak resah." Kata Bogdan.

"Baiklah, kita bisa melihat data unduhan tersebut sambil jalan. Kita akan melanjutkan pencarian kita."

----------

"Bagaimana menurut kalian tentang planet ini?" Tanya Norbek di tengah perjalanan mereka.

"Aku harus mengakui kalau planet ini lumayan nyaman untuk ditinggali, dan kurasa cukup untuk menampung seluruh penghuni Sovremenn." Sahut Bogdan.

"Dan bagaimana menurutmu Yora? Apakah planet ini cukup layak untuk ditinggali?"

Yora berhenti memperhatikan layar hologram yang memperlihatkan memori-memori R-22.

"Kau bercanda? Planet ini masih primitif, bila kau menginginkan kita hidup seperti jaman dulu kala maka tentu saja Bumi layak untuk ditinggali, tetapi tidak untukku."

"Rencananya tidak semua akan ikut berpindah, mungkin kau akan tetap tinggal di Sovermenn." Kata Norbek.

"Tidak masalah bagiku." Yora kembali fokus pada memori R-22.

"Ada petunjuk?" Tanya Norbek.

"Rekaman yang ada di kepalanya terlalu buram, mungkin karena sudah lama tidak dirawat. Tetapi aku menemukan sesuatu yang menarik, coba kalian lihat."

Rekaman tersebut memperlihatkan dari sudut pandang sang robot, terlihat kalau R-22 sedang berkeliling hotel. Dari kondisi dinding dan lantai hotel tersebut, dapat dipastikan kalau memori tersebut terjadi sebelum hilangnya manusia. Terlebih nampak adanya beberapa orang yang lalu lalang di lobi hotel.

R-22 tengah mengikuti satu keluarga, sepertinya dia sedang membawa barang keluarga tersebut. Yang membantu bukan hanya R-22, di samping kanan dan kirinya terdapat robot berbentuk persis seperti R-22. Mereka sama sibuknya seperti R-22, membawa barang.

Ketika si kepala keluarga sedang sibuk mengurus check out, anak perempuannya menghampiri R-22.

"Kami akan ke Las Vegas." Kata anak perempuan tersebut. "semua orang ke Las Vegas, ayah.. ibu.. paman.. pokoknya semua keluargaku akan ke Las Vegas. Apa paman robot tidak akan ikut?"

R-22 hanya diam memandang anak tersebut, dia tidak bisa menjawab karena tidak ada program untuk jawaban atas pertanyaan itu.

Ada yang bisa saya bantu Nona muda? tanya R-22

Dan rekaman tersebut terus bergulir dengan R-22 membawakan barang keluarga itu ke dalam bagasi taksi, dan terus bergulir memperlihatkan bahwa R-22 adalah robot yang sangat pekerja keras.

"Tahun berapa rekaman tersebut terjadi?" Tanya Norbek.

"Tanggal 21 Desember tahun 3501."

"Berarti sekitar 500 tahun yang lalu, Yora coba kau tampilkan rekaman pada keesokan harinya."

Rekaman pada tanggal 22 Desember memperlihatkan lobi hotel yang kosong, Yora mempercepat rekaman tersebut beberapa jam. Sekarang R-22 berkeliling hotel, dan tidak ada satupun manusia di hotel itu. Yora mempercepat beberapa hari, bulan, dan tahun. Keadaan tetap sama dan tidak ada yang berubah.

Mereka bertiga saling pandang.

"Coba kau ulang lagi rekaman tanggal 21 Desember."

Rekaman kembali terulang, R-22 membawakan koper menuju lobi.

"Coba kalian dengar suara orang-orang yang lewat." Pinta Norbek.

Agak sulit untuk mendengarkan suara lain karena R-22 hanya berfokus pada suara manusia yang sedang dia layani, sehingga suara di sekitarnya agak teredam.

Tetapi mereka mendengar satu kata berulang-ulang yang membuat mereka bersemangat lagi dalam pencarian mereka.

Sebuah petunjuk.

Pada tanggal hari terakhir manusia berada di Bumi, yang mereka bahas adalah Las Vegas.

"Itulah petunjuk kita." Kata Norbek. "Kita akan pergi ke Las Vegas."


Bersambung...

A Bed Time StoriesWhere stories live. Discover now