𝟷𝟸. hello baby?

24.3K 3.1K 807
                                    

"Mau kemana kita hari ini?"

"Cek adek dong, Papa"

Haechan tertawa gemas mendengar nada bicara Renjun yang dibuat seperti anak-anak itu. Tangannya yang bebas dari kemudi lantas terulur, mengusap lembut pipi kemerahan Renjun. "Aku penasaran dia laki-laki atau perempuan." ujarnya kemudian.

Hari ini, mereka pergi ke rumah sakit. Berencana memeriksa kandungan juga melakukan USG 4D untuk mengetahui jenis kelamin dan rupa si jabang bayi. Sebenarnya Renjun ingin USG yang biasa saja, tapi Haechan menolak. Katanya dia penasaran bagaimana wajah 'adek' yang setiap malam menendang dari dalam sana.

"Kamu maunya laki-laki atau perempuan?" tanya Renjun penasaran.

Haechan mengalihkan atensinya sejenak dari jalan, pada Renjun di sampingnya. "Aku maunya laki-laki, but aku juga nggak masalah kalau perempuan. Sama-sama lucu," jawabnya. "Tapi kayaknya laki-laki deh, Njun.."

"Yakin banget? Kenapa?" kekeh Renjun.

"Soalnya dia aktif banget ya, 'kan? Setiap malam kamu bahkan hampir nggak tidur karena dia nendang," ucapnya mencoba sok cocoklogi. "Fiks laki-laki!"

Renjun tersenyum lebar mendengar penuturan Haechan. Menyaksikan sendiri bagaimana pemuda yang sebentar lagi menyandang status sebagai ayah itu, bersuara dengan antusias mengenai 'anak mereka'.

Ia beruntung bertemu Haechan malam itu. Malam dimana Renjun berada di titik terbawah dalam hidup, sampai tidak lagi percaya kalau Tuhan masih mengasihinya. Sebelum Haechan datang, dan menawarkan hal gila yang justru sekarang ia syukuri. Dicintai ternyata memang sebahagia ini.

Baginya, Haechan benar-benar sosok pangeran yang selalu ia ceritakan pada sang mama saat masih menyusu. Terlalu banyak menonton film kartun, membuat Renjun kecil kala itu lantas berimajinasi menjadi sosok putri.

"Njun? Ih bengong!" Haechan menusuk pelan pipi Renjun, setelah sadar kalau lelaki mungil itu tidak kunjung memberikan respon pada ocehannya. "Mikirin apa kamu, hm?" tanyanya.

Renjun langsung menggeleng ribut, "enggak, aku cuma.. sama kaya kamu, penasaran anak kita nanti laki-laki atau perempuan," jawabnya.

Mata Haechan memicing, "Aku kebanyakan ngomong ya? Oke aku diem deh." Pemuda itu mengangkat satu tangannya, membuat gestur mengunci mulut dan kembali fokus mengemudi.

"Ih enggak!" elak Renjun. "Ayo ngomong lagi, tadi aku bengong maaf.." cicitnya, sembari menggoyang lengan Haechan pelan.

"Jangan bengong, Njun. Nanti anak kita ileran," ucap Haechan asal.

"Hah serius?!" Renjun langsung mengusap perutnya panik, "duh adek jangan ileran ya?"

Terlalu sibuk berbicara dengan bayi dalam perutnya, Renjun sampai tidak sadar kalau mobil yang ditumpanginya sudah berhenti di lobi rumah sakit, dengan Haechan yang kini sibuk mengemasi barang-barang keperluan mereka ke dalam tas.

"Ayo Mama, sudah sampai."

"Oh udah?" kedua mata Renjun mengerjap, lalu melihat Haechan yang malah memandanginya dengan lekat. "Kenapa liat-liat?" tanyanya.

"Kok galak?" balas Haechan.

"Ayo turun, Chan!"

"Eh, mau dibukain apa buka sendiri?"

"Apanya?" Renjun menatap Haechan dengan was-was, membuat yang ditanya sontak menghela napas panjang.

"Itu pintunya, mau dibukain apa kamu buka sendiri?"

"O-oh, haha! B-buka sendiri aja." Renjun langsung keluar setelah membuka pintu mobilnya, kemudian sibuk merutuki pikirannya yang entah kenapa malah berlarian kemana-mana.

Best Hubby | Hyuckren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang