"RENJUN-AH~"
"Sstttt!"
Seungmin dan Jeongin yang barusan datang sambil membawa rangkaian bunga besar bertuliskan "Congratulations! You two are going to make such amazing parents!" seraya berteriak memanggil nama sahabatnya itu, berhenti mendadak di ambang pintu. Tersenyum canggung pada semua kepala di dalam ruangan yang menatap mereka kompak dengan alis bertaut.
Jeongin tertawa gamang, sebelum susah payah bersama Seungmin meletakkan rangkaian bunga berukuran besar itu di samping meja. Tubuh keduanya kemudian membungkuk sembilan puluh derajat, berbarengan dengan salam perkenalan yang terurai rapih dari belah bibirnya.
"Duduk sini, nak? Jangan berisik ya, Renjun sedang tidur. Dia menjadi sangat sensitif sejak kemarin," Winwin menepuk-nepuk ruang kosong di sebelahnya pada kedua lelaki manis itu, seraya menunjuk Renjun yang tengah tertidur pulas di atas ranjang dengan posisi menyamping.
"Hehe.. maaf ya Tante. Kita semangat banget waktu tahu keponakan kita mau lahir," Jeongin menggaruk kepalanya canggung.
"Tidak apa-apa. Terimakasih sudah datang ya.."
Jeongin mengangguk lucu. Mata minimalisnya lantas memperhatikan Winwin yang sedang meletakkan beberapa barang keperluan Renjun ke dalam tas besar. "Kapan lahirannya, Tante?"
"Besok. Sesuai tanggal yang mereka pilih,"
"Mereka?"
"Iya. Haechan dan Renjun," Winwin tersenyum manis.
"Ohh. Kirain sekarang~" Jeongin merebahkan kepalanya pada tembok putih di belakangnya, seolah kecewa karena tidak jadi melihat keponakannya hari ini. Seungmin lantas merotasikan kedua matanya melihat reaksi Jeongin yang menurutnya berlebihan.
"Kok besok, Tante? Katanya air ketubannya udah merembes, kan?" imbuh Seungmin, bertanya penasaran.
Winwin yang mendengar pertanyaan itu sontak tertawa geli. Kembali mengingat kemarin bagaimana besannya alias Ten yang misuh-misuh sendiri karena telah tak sengaja memegang air seni Renjun yang dikiranya sebagai air ketuban.
"Itu, bukan air ketuban yang merembes. Tapi... Renjun nggak sengaja pipis," kekehnya.
"Pfftt!" Jeongin menutup mulutnya guna menahan tawa yang hendak pecah.
"Terus Aunty Ten sekarang dimana, Tante?" tanya Seungmin.
"Ah, dia datang sebentar lagi. Tadi izin sebentar menjemput saudaranya yang baru datang dari Thailand di bandara," jelas Winwin.
"Wih keren ya Min keponakan kita!" Jeongin bertepuk tangan sambil menyenggol lengan Seungmin yang tampak tak peduli. "Darahnya blasteran berbagai negara. Thailand, China, Korea, Jepang pun ada!"
"Lah iya? Baru sadar gue!" Seungmin memekik kecil. "Pasti cakep bangetttt!"
"Duh jadi nggak sabar." Jeongin tersenyum membayangkan hari esok, dimana dia akan menjadi bibi.. uhm, atau Paman? Dari anak sahabatnya.
"Tapi nanti kita dipanggil apa ya, Min? Aunty?" Jeongin mengeluarkan pertanyaan randomnya.
"Dih?! Nggak nggak. Gue mau dipanggil uncle aja. Uncle Seungmin,"
"Tapi kamu boti!" Jeongin melotot lucu, tak terima dengan keinginan yang diutarakan oleh Seungmin.
"Tapi kan gue masih laki-laki! Aunty itu buat she dan uncle itu buat he, you know?" debatnya.
"Oh betul juga?" Jeongin mengangguk-angguk ragu. "Berarti kita ini apa ya?"
"Auncle." Seungmin terkekeh. Mengakhiri perdebatan tentang akan dipanggil apa mereka nanti dengan jalan tengah yang sama sekali tidak resolutif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Hubby | Hyuckren [✓]
FanficLee Haechan mencintai Renjun. Sesederhana itu alasannya hingga berani mengambil keputusan besar dalam hidup. Menikah di usia yang sangat dini, bertanggung jawab atas Renjun dan anaknya kelak. Memang berat, mengingat sang jabang bayi yang dikandung R...