☁┊Obverse

1.2K 265 5
                                        

"Puas kalian?!"

Hyejin, Hana tidak kalah terkejut dariku ketika Jinnie tiba-tiba menyentak. Dia memelototkan mata super tajam. Dari situ saja sudah terlihat jelas kalau dia sedang marah besar.

"Dasar licik! Dari dulu beraninya cuma ngadu," seru Yoora penuh emosi.

"Siapa suruh ngajak gelut duluan," kata Hyejin.

"Mungkin trainer tetap nggak bisa percaya waktu itu karena gak ada bukti. Tapi karena kebodohan sendiri, lo nyemplung ke jurang yang lo buat," tambah Hana.

"Gue pastiin besok adalah hari terakhir lo semua," ancam Yoora sambil mengacungkan jari telunjuknya.

"Kita enggak takut," kata Hyejin.

"Awas lo! Liat aja besok," ancamnya sekali lagi lalu pergi bersama Jinnie, meninggalkan tempat dengan penuh amarah.

"Gak usah didengerin. Itu cuma gertakan mereka. Masuk aja yuk," kata Hana.

Aku berusaha menepis jauh-jauh ancaman Yoora yang mampir dipikiran. Memang aku tidak perlu ambil pusing. Semua orang berada pada dipihakku. Jadi untuk apa aku khawatir?

Aku masuk ke dalam gedung bersama Hyejin dan Hana. Ketika langkah kami baru saja menginjak pantri, aku mendadak haus. "Kalian naik duluan aja, gue mau ambil minum dulu." Hyejin dan Hana menghentikan langkah kala aku tertinggal di belakang.

"Di atas juga ada," respon Hana.

"Mau yang beda. Gih duluan!"

"Nara, Nara. Cari kok yang gak ada." Hyejin menarik lengan Hana untuk menaiki tangga. Keduanya naik ke lantai dua meninggalkanku sendiri. Ralat, bukan mereka yang meninggalkanku lebih tepatnya aku yang memisahkan diri.

"Jangan lama-lama," seru Hana ketika sudah mengambil setengah jalan.

Iya, aku mendengarnya. Cepat-cepat aku melangkah menuju kulkas di sudut ruangan. Pintu kulkas segera kubuka. Aku terperangah mendapati banyak minuman serta makanan. Perasaan terakhir kali membuka isinya sudah hampir habis. Sekarang malah kembali terisi penuh. Aku  heran, mungkinkah yang menyiapkannya para trainer? Jika bukan, lalu siapa? Aku tidak melihat staf maupun pelayan di sini.

Saat ini, susu cokelat kemasan kotak menjadi pusat perhatianku. Ketika hendak mengambilnya, suara benda jatuh terdengar dari lobi. Aku terkaget-kaget dan mengurungkan niat mengambil susu.

Aku menutup kembali pintu kulkas. Penasaran, aku melangkahkan kaki menuju lobi seorang diri. Jujur saja bulu kudukku mulai meremang. Alasannya, karena seingatku tidak ada selain aku, Hyejin dan Hana yang masuk terakhir ke dalam gedung. Pikirku pun semua trainee sudah naik dan bersiap tidur.

Trainer? Rasanya tidak mungkin. Mereka 'kan beristirahat di gedung yang berlainan. Mereka ke sini hanya saat ada latihan dan kegiatan.

Langkahku hampir mendekati sumber suara. Terlihat seorang perempuan yang duduk dalam posisi memunggungiku. Rambut panjangnya tergerai indah. Aku lihat pakaiannya serba hitam dari atas sampai bawah. Dimulai sweter dan celana jins-nya. 

"Permisi, siapa ya?"

Tidak ada respon darinya membuat aku melangkah maju untuk memastikan. Ketika berjalan aku hanya terfokus pada punggungnya. Oleh karenanya aku tanpa sengaja menyenggol hiasan patung kuda yang berdiri di bufet. Suara jatuh dari benda tersebut membuat perempuan itu menoleh ke belakang. 

[✔] 𝐌𝐘 𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang