☁┊Unknown

1.2K 236 6
                                    

"Nara, Princess kakak tercantik, tercinta, terbaik buka pintunya dong. Kakak pengen ngomong sebentar." Dari luar kamar, Yeonjun berteriak sambil terus mengetuk pintu.

Sebuah dentuman hebat bersorak di telinga. Aku tidak tahu mengapa tapi ini sangat sakit. Aku berteriak lalu menutup kedua telinga dengan telapak tangan. Berharap agar suaranya tak terdengar.

"Kenapa?" tanya Jay yang sudah ada di hadapanku lagi. Aku bergeming, tidak mengindahkannya sedikit pun.

"Nara!"

Tidak mendapat jawaban dari empu kamar. Tangan Yeonjun menggerakkan gagang pintu dan hasilnya terbuka. Nyatanya kamar tersebut tidak dikunci seperti biasa.

Baru sebulan lalu cat dinding kamar Nara masih berwarna biru langit serta ornamen doraemon tersebar di mana-mana. Sekarang malah berubah 180 derajat. Nuansanya berganti menjadi putih abu, terkesan lebih minimalist dan esthetic. Semua barang sudah tertata rapi dan ornamen doraemon hanya tinggal beberapa.

Nara yang sedang tertidur menutup salah satu telinga dengan tangan. Kedatangan Yeonjun membuat tidurnya terganggu.

Yeonjun menduga jika Nara tanpa sengaja ketiduran. Terbukti dengan adanya laptop di atas kasur yang menyala dan masih menampilkan salah satu acara survival. Bersamaan itu ada handphone, beberapa buku tugas dan alat tulis yang masih berserakan.

"Tumben nih anak udah tidur jam segini. Segala kasur berantakan kayak kapal pecah lagi," monolog Yeonjun.

Selanjutnya tangan Yeonjun tergerak merapihkan tempat tidur. Dia terlebih dulu menonaktikan laptop. Baru kemudian satu per satu barang yang berada di kasur diletakkan di meja belajar. Tanpa sengaja ia menjatuhkan salah satu buku tugas. Akibatnya, Nara meringis saat masih terpejam.

"Jawab gue, lo kenapa? Jangan buat gue khawatir."

Kalimat barusan jadi yang terakhir aku dengar. Sekarang aku malah tidak mendegar apapun selain dentuman yang memenuhi pendengaran.

Yeonjun mengambil kembali buku tersebut lalu menatanya di atas meja. Kemudian dia membenarkan posisi Nara dan menyelimutinya agar tidurnya menjadi lebih nyaman.

Nara sempat menggeliat, tapi Yeonjun masih dengan kegiatannya. Dia harus melakukan hal ini, karena ini adalah bentuk rasa sayangnya.

Selanjutnya pelukan hangat menyelimuti tubuhku. Lembut serta sangat nyaman. Aku membeku di tempat.

"Nara cepet banget gede sih. Kakak jadi takut kalo kamu punya pacar, nanti malah kakak yang akan tersingkirkan," ujar Yeonjun sambil terus mengusap rambut adiknya.

"Sweet dream my princess," ujarnya lembut sembari mengecup puncak kepala Nara singkat.

Dalam beberapa detik pendengarku pun kembali, tatkala Jay memanggilku lirih. Suaranya yang berat terdengar sedikit bergetar.

Niat hati ingin membicarakan suatu hal penting pada Nara tapi pupus sudah. Yeonjun tidak ingin membangunkan princess-nya yang tertidur. Dia memilih keluar kamar lalu menutup perlahan pintu, membiarkan Nara kembali terlelap nyaman.

┊☁┊☁┊☁┊

Kringgggg

Pukul 7.00 pagi. Alarm berbunyi sangat nyaring dan membuat tidur seseorang sedikit terganggu.

Sempat-sempat disituasi seperti ini kedua telingaku berdengung. Dentuman yang keras seperti tadi siang menyapaku kembali. Lantas segera aku menutup telinga rapat-rapat. Aku meringis kesakitan.

[✔] 𝐌𝐘 𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang