Anggota trainee termasuk aku sedang melahap sarapan di pantri. Di sini banyak menstok persediaan makanan dan minuman. Mulai dari makanan pokok, camilan, biskuit, susu, sirup dan lain-lain. Super lengkap seperti toko sembako.
Menu sarapanku pagi ini adalah sekotak susu vanila dan roti tawar berselai cokelat. Ditemani Hyejin dan Hana—teman sekamar Hyejin—kegiatanku kali ini tidak terlalu sunyi. Mereka banyak bicara dan membuat suasana menjadi lebih hangat. Katanya mereka selalu bersama setiap saat. Akan menyenangkan jika aku bisa terus bergabung bersama mereka.
Areum yang mengatakan akan menjelaskan segalanya. Dia justru menghiraukan aku dan bergabung bersama Yoora dan temannya. Aku tidak tahu dia tulus atau tidak saat mengatakannya di kamar. Tapi aku masih menunggu kejelasan darinya.
"Asal kalian tau, gue seneng banget akhirnya impian gue tercapai," ujar Hyejin sesaat setelah menelan makanannya.
"Impian apa?"
"Jadi trainee. Apalagi sekarang kita dapat trainer yang gantengnya gak ada obat. Gak kebayang deh satu minggu ini setiap saat ngeliat mereka terus. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi." Antusias Hyejin keluar begitu mengatakannya. Matanya berbinar menandakan kebahagiaan.
"Lebay!"
"Suka-suka inces dong." Hyejin berbicara sambil menguyah. Alhasil suaranya terdengar lucu karena pipi yang menggembung.
Hana tertawa. Sementara aku masih sibuk mengunyah.
"Lo juga seneng 'kan, Ra?"
"Biasa aja."
"Biasa aja? Ra, gue tau ini bukan mimpi lo. Tapi lo pernah bilang kan kalo ini itu kemauan orang tua lo?"
"Emangnya kapan aku bilang kayak gitu?"
Hyejin berdecak. Ia mengulurkan tangan lalu menempelkannya di keningku. Tidak ada tanggapan lebih dariku, hanya sebuah tatapan heran.
"Lo sakit atau pikun lo yang nambah parah sih?"
Aku mencoba memutar otak kembali. Memastikan kebenaran yang Hyejin katakan. Belum tuntas mengingat, seseorang berseru.
"Attention please!"
Perempuan berambut panjang diikat ke belakang mengambil alih perhatian kami. Dia cantik, sangat cantik. Jika diperhatikan lebih jauh dialah yang tercantik diantara kami, tapi ini hanya pendapatku loh.
"Gue cuma mau kasih peringatan sama lo semua, kalo kak Heeseung dan kak Jay itu punya gue," kata Yoora sambil membawa sarapannya. Dia duduk di kursi ujung meja makan.
Lumayan jauh dari tempat aku duduk.Suasana yang tadinya riuh penuh obrolan antartrainee kini menjadi hening. Terlihat jelas kalau mereka tidak suka apa yang Yoora katakan barusan.
Yoora mengalihkan pandangan ke arahku. "Eh iya, lo anak baru jangan suka tebar pesona deh! Cukup hari ini aja lo buat gue murka," kata dia yang membuat semua orang mengalihkan perhatiannya kepadaku.
"Aku?"
"Iya, jangan coba-coba tebar pesona sama mereka lagi. Lo tuh anak kemarin malem. Jadi gak usah sok!"
Aku teramat bingung. Bisa-bisanya Yoora mengartikan sikapku mencari perhatian trainer. Padahal ingin dekat dengan mereka pun aku tidak sudi.
"Gue kasih lo semua peringatan pertama ya. Jangan pernah deketin trainer apalagi yang hyungline. Kalo masih ada yang berani, gue pastiin hidup lo pada gak aman!"
Aku tidak tahu siapa Yoora sebenarnya. Akan tetapi, ia berani mengancam orang lain hanya perkara mendekati trainer. Ada hak apa dia? Aku pikir tidak ada yang spesial darinya. Bukankah kami semua sama di sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 𝐌𝐘 𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌
Fanfiction𝐒𝐄𝐑𝐈𝐄𝐒 𝟏 ↪ 𝐟𝐭. 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍, 𝐂𝐡𝐨𝐢 𝐘𝐞𝐨𝐧𝐣𝐮𝐧 "Kak, ini cuma mimpi kan? Ayo jawab!" Mimpi dan kenyataan adalah dua hal yang kadang saling bertentangan. Namun di setiap mimpi akan ada hal baik dan buruk yang bisa dijelaskan. Dan pa...