12 • Titip Maaf pada Semesta

258 67 154
                                    

Apa jangan-jangan aku membiarkan diriku terlena? Apa selama ini aku egois terhadap Ray? batinnya kalut.

Rasa nyaman yang awalnya bermula tanpa sengaja berevolusi menjadi lebih dengan sesuka hati.

Sesakit ini rasanya patah hati, jatuh cinta memang selalu terasa salah untuk dirinya.

Bodohnya, Azzura sendirilah yang membuka celah untuk kembali patah hati kedua kalinya.

🌹🌹🌹

Tubuhnya bergerak maju, namun tak sedikit pun bibirnya terbuka. Pertemuan singkat dengan Hana menyulap perjalanannya menuju kantor menjadi suram.

Taksi yang mengantarnya ke sini sudah pergi, dan Azzura sudah berdiri di Larose Publishing sekitar empat menit. Melalui kaca di pintu kantor, ia mengatur wajahnya agar terlihat lebih baik. Melalui kaca yang sama pula, Azzura bisa dengan jelas mengintip figur Ray.

Bel kecil di atas pintu berbunyi. Berjalan lambat, Azzura sampai juga di meja Ray.

Aku hanya perlu memberikan ini sebentar, rapat, lalu pulang. Itu saja.
Azzura mengepal tangan untuk meyakinkan diri.

"Ray, ini progres pengerjaannya." Map kertas berwarna coklat tergeletak di meja kerja Ray.

Pemuda itu meremang. Ujung map Azzura tak sengaja menyenggol tangannya, menyadarkannya dari kekakuan.

"Oh, iya. Makasih."

Bunyi dari papan ketik komputer Ray terkesan mencepat. Ia tidak berani melihat Azzura setelah perdebatan mereka tadi pagi.

Azzura sendiri cuek saja. Tak terlalu memperhatikan.

Bola matanya bergerak ke kursi tambahan yang kosong di kubikel kerjanya. Menunda kepulangannya.

"Apa Rion ada datang ke sini, Rin?"

Gadis itu mendekati rekan terdekatnya.

Carina tampak sibuk dengan hasil percobaan print yang terserak di mejanya, menjawab sepintas.

"Tadi ada sebentar. Nyariin kamu juga."

Bibir Azzura berkedut.
Untuk apa pemuda satu itu harus menanyakan keberadaannya pada Carina? Azzura jadi berharap, hal sepele ini tidak jadi bahan ledekan Rin terhadap dirinya.

Ngomong-ngomong, setahunya, Rion hari ini punya jadwal panjang di Larose. Sedangkan menurut pengakuan Carina, ia hanya mampir.

Apa jangan-jangan ini ada korelasinya dengan aku? Apa benar Rion datang sebelumnya cuma untuk mencariku? Apa kelakuanku terakhir itu berlebihan? Hatinya jadi tak nyaman.

Mungkin nanti ia harus meminta maaf pada Rion.

"Ada pesan tentang projek?"

"Sedikit. Katanya dia sudah terima e-mail tentang back cover-nya. Nanti bakal dibaca dan kasih tau kamu setuju atau gak," jelas Carina, yang disambut baik oleh Azzura.

"Ada lagi?"

"Itu aja."

"Baik. Thank you infonya, Rin."

La Vie en Rose | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang