Chapter 22

568 104 16
                                    

BIAR MAKIN NGE-FEEL, JAN LUPA BACKSONGNYA, ADA DI PLAYLIST THE SECRET SERIES, YA✨

——

"RHEYA!"

Yoongi yang baru saja masuk ke kamar Sera pun terkejut manakala gadis itu mendadak berteriak dan terjaga dari tidurnya, pria itu pun lekas buru-buru mendatangi Sera dengan rasa khawatir yang mulai merangsek di dalam sana dengan seketika.

"Ada apa?" tanya Yoongi yang khawatir seraya memberikan segelas air yang berada di nakas gadis itu sebelumnya.

Sera tampak masih terkejut dengan ketakutan yang tercetak jelas pada wajahnya. Seolah-olah ia baru saja berhasil lolos dari neraka yang sempat membakarnya, pada peluh yang membanjiri wajahnya, pada napas yang berhembus kasar, juga dengan tubuh yang bergetar ketakutan, ia pun menggeleng dengan lemah bersama sisa air mata yang meluncur bebas membasahi pipinya. "A-aku bermimpi... ba-bahwa Rheya bunuh diri."

Ya Tuhan!

Yoongi pun dapat merasakan hatinya spontan mencelos sakit begitu saja, terlebih ketika menemukan seberapa besar ketakutan gadis itu akan mimpinya yang masih tersisa. "Minumlah!" 

Sera pun menurut kala Yoongi mencoba membantunya untuk minum. Sepersekon kemudian, pria itu pun lekas mengusap lembut surai Sera.

"Aku tidak tahu, akhir-akhir ini aku sering bermimpi bahwa Rheya bunuh diri. Entah mengapa, aku selalu terbangun dalam rasa sakit dan berakhir menangis sesenggukan. I-itu terasa begitu menyakitkan."

Hei, apa dia begitu takut?

Yoongi pun dapat merasakan nyeri mendera ulu hatinya, seolah dihimpit beton dengan rasa sesak yang mulai menyeruak, pria itu pun lekas mengusap lengan gadisnya dengan lembut, mencoba untuk menenangkannya. Kendati tak mengelak, rasa bersalah kini serasa lebih dominan di dalam sana, Yoongi pun mati-matian mengulas senyumnya seraya menggenggam kedua tangan Sera dengan hangat. "Tidak apa-apa. Itu hanyalah bunga tidurmu. Rheya baik-baik saja."

Sejemang, ada keheningan yang menyapa keduanya. Saling terdiam, seolah sepakat untuk merasakan bagaimana perasaan mereka tengah bersorak ria dalam lara. Andai kata mereka terjebak dalam lara kembali, tidak Yoongi maupun Sera, tidak satupun dari mereka yang akan sanggup beranjak melewati duka.

Tidak. Tidak akan terjadi. Keduanya tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.

Yoongi pun sontak menatap Sera dengan lekat manakala gadis itu tampak begitu gelisah, lekas buru-buru merengkuhnya dengan erat.

"Ada apa? Kenapa kau seperti ini?" 

Bulir bening pada kedua irisnya mulai penuh, sedang Sera dapat merasakan bagaimana bulir bening tersebut jatuh perlahan membasahi kedua pipinya. "Aku takut, Yoon."

"A-apa yang kau takuti? Kenapa kau takut?"

Yoongi tengah berusaha bersikap seolah ia baik-baik saja. Sera tahu itu.

Tak mengelak, kendati Sera tidak mengatakannya, Yoongi tahu pada arah mana konversasi tersebut akan berakhir. Dan sejujurnya, ia pun tengah begitu kalut kali ini. Sama seperti apa yang Sera rasakan, pria itu juga merasakannya.

"Aku takut jika Rheya hanya berpura-pura baik-baik saja di depan kita. Aku selalu penasaran, bagaimana ia ketika di belakang kita?"

"Yoongi, aku takut. Apa ia akan menangis jika tahu? A-apa dia akan menyerah? A-aku tidak bisa membayangkan jika ia tahu kebenaran itu."

Yoongi pun membelai surainya dengan lembut, lekas mengecup keningnya sebelum kemudian melepaskan pelukannya. Terseyum getir, mencoba memberi Sera kekuatan seraya mengusap air mata gadis itu, Yoongi pun harus mati-matian menguatkan dirinya sendiri ketika berujar dengan pelan. "Taehyung akan menjaganya bila memang Rheya tidak baik-baik saja. Aku percaya padanya. Semua akan baik-baik saja. Kendalikan dirimu, hm! Jika Rheya tahu kau menangis seperti ini, dia akan sedih."

Carry You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang