"YA! HWANG RHEYA!"
Mendengar pekikan lantang tersebut serta-merta membuat Rheya panik, lantas buru-buru mematikan bara rokoknya dengan membuangnya di bawah kaki kemudian menginjaknya hingga padam. Gadis itu sontak mengambilnya kembali sebelum kemudian membuangnya ke bawah. Sedang Yoongi buru-buru menyandarkan diri, merubah posisi duduknya sedikit tegap dengan menelan saliva kaku.
Sera datang dengan perasaan dongkolnya, manalagi ketika menemukan Rheya tengah melebarkan cengirannya sontak seolah menambah potongan hati yang dongkol untuknya. Kesal sekali. Seakan kekesalannya naik—merangkak hingga berada di ujung kepala untuk diledakkan.
"Kak, tadi—a-akkhhhh, akhhh, sakiiit... " Rheya sontak memekik manakala Sera menjewer telinganya cukup kuat hingga membuat gadis itu meringis kesakitan. Yoongi yang melihatnya bahkan bergidik ngeri dalam seketika.
"Sudah kubilang hentikan kebiasaan merokokmu itu! Kau tidak tahu bahwa itu berpengaruh pada kesehatanmu, hah? Perhatikan kesehatan rahim milikmu itu! Kau sama saja dengan kak Ryujin, ya, ternyata? Bengal sekali!"
Dia memang adiknya Ryujin, Pintar! -batin Yoongi.
"K-kak, sakiitt. Ya Tuhan, ampuun, Kak."
Sera pun akhirnya melepaskan telinga Rheya, mendadak merasa kasihan kendati rasa kesal jauh lebih mendominasinya.
"Bukankah aku sudah memberikanmu jadwal kapan kau merokok dan berhenti sejak minggu lalu? Ini bahkan bukan harimu untuk melakukannya. Mengerti tidak, sih? Jangan tiru-tiru kak Ryujin! Daripada menghisap rokok, kau lebih baik membeli permen dan sebagainya. Kemari, ikut aku!" Gadis itu mendadak menarik lengan Rheya begitu saja, dan Rheya tentu tak berani memberontak. Ia hanya terdiam mengikuti kemana Sera akan membawanya, sesekali memegangi telinganya dan mendesah lirih kesakitan.
Namun setelah langkah ketiga yang diambilnya, Sera mendadak berhenti. Gadis itu lekas berbalik dan membuat Yoongi sontak kembali terkesiap karena gadis itu menatapnya tajam, lengkap dengan kilatan kesalnya. "Dan kau, Choi Yoongi, Sialan! Awas jika kau diam-diam memberinya rokok lagi! Aku akan berhenti bicara padamu saat itu juga."
Selepas kalimat itu mengudara, Yoongi sontak menghela napas berat. Antara kasihan dengan Rheya dan dirinya sendiri, juga merasa setengah kesal akan takdir hidupnya. Mengapa ia harus hidup bersama gadis-gadis yang seringkali melewati batasnya? Dari mulai Ryujin, Rheya, dan bahkan sekarang Sera.
Pria itu tentu ingat bagaimana pendiamnya Sera, dan keterkejutannya atas tingkah laku Ryujin yang begitu berbeda dengan gadis pada umumnya. Kendati menjadikan Ryujin sebagai panutannya, gadis itu hampir tidak pernah absen untuk mengingatkan Ryujin perihal kesehatannya. Dan syukurnya, Ryujin tak pernah terusik dengan itu. Bisa dibilang, Sera akan menjauhi hal-hal yang dianggapnya menyimpang.
Dan sekarang, dia bahkan berani mengumpatinya secara terang-terangan.
"Ya Tuhan! Bagaimana bisa dia mengumpatiku? Tidakkah dia lupa aku ini kekasihnya? Sial! Usiaku bahkan tiga tahun di atasnya tetapi seolah dia seperti mengumpati bocah seumuran Rheya."
Di samping itu, Sera membawa Rheya ke mini market. Sengaja menjauhkannya dari Yoongi—tidak, sih, lebih tepatnya dari rokoknya. Rheya tak berkutik di sebelahnya, gadis itu beberapa kali memanyunkan bibirnya, menahan rasa dongkol akibat terhentinya kegiatan merokoknya. Namun, pun tak mengelak jika ia tidak berani membantah Sera. Berbeda dengan Yoongi yang memberinya kebebasan, Sera jauh lebih mengekangnya—menaruh rasa khawatir yang berlebih hingga tanpa sadar beberapa kali membuat Rheya jengah dan melewati larangannya.
"Beli jajan semaumu, asal jangan rokok! Aku akan mencincangmu nanti!" Ultimatum yang dilayangkan Sera serta-merta membuat Rheya memutar bola matanya jengah. Gadis itu memilih melebarkan jarak, menjauhkan dari Sera yang kini sibuk memilih barang belanjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carry You Home
Fanfikce[The Secret Series: Book II of Seize] [COMPLETED] Pada desir hebat yang membuncah, di antara detik yang merajam semakin cepat, bersama dengan lantunan isak dalam tangis yang dilayangkan, Rheya baru menyadari seberapa besar presensi si Kang itu meny...