Bagian 10 : DID (Dissociative Identity Disorder)

117 48 24
                                    

"Kamu gak sendiri, udah cukup kamu menderita.
Hari ini, seterusnya sampai nanti, aku bakal selalu ada di sisi kamu."

-Samudera Noullan

🍀🍀🍀


Noullan berlari ke dalam ruangan yang telah dipenuhi suara riuh dentuman musik.
Ia mengambil kunci motornya dan bergegas menemui teman-temannya.

"Guys, sorry banget semuanya. Gue gak bisa lanjutin acara kita. Gue udah pamit sama bang Deni tadi kalau gue cabut duluan. So, have fun, gue cabut."

Noullan berlari meninggalkan ruangan itu tanpa mendengarkan pendapat Gepeng yang ingin protes. Begitupun teman-teman mereka yang lain, yang melihat Noullan pergi terburu-buru.
Ia tidak menggubris pertanyaan teman-temannya dan langsung bergegas melajukan kendaraannya ke arah kota.

Alice kamu kenapa...

Noullan tidak mempedulikan hujan yang mulai mengguyur tubuhnya dengan deras.
Jalanan yang berubah licin dan kaca helm yang sangat buram tak membuatnya berhenti berteduh barang sejenak.
Sekalipun cahaya matahari di atas sana telah tertutupi oleh gumpalan awan-awan yang menghitam.

Tujuannya hanyalah segera cepat-cepat menemui Alice. Memastikan sendiri bahwa Alicianya baik-baik saja.

***

Di kamar bernuansa biru laut itu, Jenny mengotak-atik laci mejanya. Ia menemukan album polaroid yang tersusun rapi di sudut sana.
Jenny kemudian beranjak duduk ke atas kasurnya dan mengusap album bersampul biru itu.

Since 2018, oktober

"Alicia Maurine"
❤️
"Samudera Noullan"

Begitulah kata pertama yang tertulis di atas sampulnya. Jenny membalik satu persatu foto di dalamnya, sesekali menganggukkan kepalanya dan menarik bibirnya tersenyum.

"Alice begitu mencintai seseorang yang bernama Noullan ini."

Jenny beralih kepada diary milik Alice. Membaca satu persatu halamannya dengan geli.
"

Apa-apaan ini? kenapa semua hanya tentang laki-laki itu. Sesekali tulis juga tentang aku!" Jenny meletakkan kembali buku diary itu dengan jengkel.


Namun ia terkekeh sendiri saat menyadari kalau itu adalah diary khusus yang dibuat Alice untuk kisah cintanya bersama Noullan.

"Gadis itu benar-benar, bahkan ia sudah bisa bercerita tentang cinta sekarang. Entah waktu yang begitu cepat berlalu, atau aku yang terlambat datang."
J

enny berdiri dan melihat-lihat ke dinding  di sekitarnya. Hasil karya Alice tergantung aesthetic dengan lampu Tumblr di sisinya.

Lukisan dan gambar anime yang dicoret dengan pensil murahan itu menghiasi pandangan Jenny.

"Kamar ini begitu berseni dan berantakan dalam satu waktu."

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarnya digedor dengan keras dari luar.
Jenny berubah kesal dan emosi kepada siapapun yang berada di balik pintu itu.
Siapapun dia, sudah pasti tidak pernah memiliki tata krama. Apa ini jaman prasejarah?!

For the Moon & the Night Sky [SEMI HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang