Gimana? Masih nunggu nggak?
***
"Iya, Chika Hanara," jawabnya menyebutkan nama lengkap.
Akhirnya mobil mereka sampai ke terminal bus. Namun, keadaan di terminal tersebut sepi. Hanya ada sekitar 3 orang di sana yang di pastikan adalah supir bus.
"Sepi banget," gumam Chika. Kemudian menarik kopernya dan diikuti oleh Arya.
"Pak, bus ke Jatim ada, pak?" lanjutnya bertanya ke salah satu supir di sana.
"Sebenarnya, sih, ada, dek. Tapi sekarang akses keluar masuk Jakarta ditutup, dek," jawab supir yang sedang bersandar di bus miliknya.
"Loh, kenapa, pak?"
"Adek nggak liat berita? Akses keluar masuk DKI Jakarta, tuh, ditutup. Karena, katanya ada teroris yang masuk ke Jakarta," jelas supir tersebut.
"Aduh, pake ada teroris lagi, gimana dong. Kira-kira sampai kapan, pak?"
"Saya juga kurang tau, dek."
"Yaudah, makasih infonya, pak," ucap Chika lalu menatap Arya sekilas.
"Untuk sementara waktu, tinggal aja dulu di apartemen gue."
"Gak mau, ah, ntar lo macem-macem lagi."
"Udah gue bilang, gue nggak tertarik sama lo," ucap Arya dengan tatapan tajam.
"Ya ... gue nggak bisa percaya gitu aja, sih."
"Gue nggak maksa juga," ucapnya lalu berlenggang pergi.
"Eh, iya, iya, gue mau," balas Chika.
Arya mengangkat tangannya lalu mengerakkannya yang menandakan kalau pria tersebut mengatakan 'ayo'.
Chika yang mengerti instruksi itupun mengekor di belakang, lalu masuk ke dalam mobil Arya.
"Lo tinggal sendirian di apartement, lo?"
"Nggak, berdua sama lo," jawabnya datar.
"Em, maksud gue, sebelum gue dateng," ucapnya memperjelas.
"Sama ART."
"ART? Mana? Tadi nggak ada siapa-siapa tuh," tanya chika.
"Ada, cuman tadi ada urusan aja."
"Tuh, masker dibuka, kek, gak pengap apa?" ucapan yang spontannya malah mendapat tatapan sinis dari Arya.
"Bisa diem, gak?" tegurnya.
"Bisa dong!" ujar Chika semangat. Dan benar saja, Chika langsung diam. Tapi sepuluh detik kemudian ia kembali berbicara, "Tuh 'kan, gue bisa diem. Bahkan bisa lebih lama lagi. Sebut aja berapa lama? Sejam? Dua jam?" lanjunya.
"Setahun," ucapnya membuat Chika terdiam.
***
Di apartement Arya yang luasnya hampir seperti di istana negara itu, mereka langsung di sambut oleh ART di apartement tersebut. Wanita paruh baya tersebut, berusia sekitar 50 tahunan.
"Eh, aden udah pulang?" sambut ART yang biasa di panggil 'bibi' oleh Arya. Wanita paruh baya tersebut tersenyum ramah. "Ada temennya juga?" tanyanya pada Chika.
"Iya," jawab Chika tersenyum.
"Dia tamu di rumah ini," ucap Arya berlenggang masuk.
"Ayo masuk non!" ajak bibi sambil meraih koper Chika.
"Ehm, gak usah, bi, makasih. Gak usah repot-repot," tolak Chika tidak enak.
"Udah, gapapa, non. Ini emang tugas saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ArKa (End)
RomanceTypo bertebaran! Belum di revisi!!! "Tadi pas gue pegang lo, lo bilang bukan mahrom tuh maksudnya apa?" Mendapat pertanyaan tersebut membuat Chika menoleh dan melihat mata Arya sekilas. Entah mengapa ia tidak kuat jika harus menatap pria itu. "Itu...