Setelah melalukan sholat Ashar, Chika ingin pergi ke alfamart untuk sekedar beli cemilan dan ice cream.
"Arya! Arya! Mana sih?" Chika mengelilingi ruang utama lalu kekamar Arya sampai ke rooftop, tapi Arya tidak ada di sana.
"Bi? Arya kemana?" Chika menghampiri bibi di dapur yang sedang cuci piring.
"Oh, tadi katanya pergi sebentar, nggak tau kemana, non," jawab bibi sambil menoleh ke belakang.
"Oh, yaudah bi. Ntar kalo dia datang trus nyariin, bilang aja aku ke alfamart beli cemilan," jelas Chika lalu pergi.
Sekarang Chika sudah berani keluar karena sudah punya hp untuk google maps. Chika memilih untuk berjalan kaki. Jakarta sangat ramai, bahkan jalanan pun agak macet. Dengan jilbab saudia hitam dan longdress soft pink, Chika terus melangkahkan kakinya ke arah Alfamart di ujung sana. Saat sampai di halaman Alfamart, Chika melihat seorang laki-laki mengambil dompet di saku seorang laki-laki lainnya. Ia curiga kalau dia adalah copet.
"Hei! Copet ya?" tanya Chika kepada copet itu.
"Bukan! Jangan fitnah atuh neng!" ujar copet itu mengelak. Laki-laki di dekat copet tersebut menoleh karena merasa bahwa dia adalah korban copet.
"Jangan bohong! Tadi saya liat sendiri kok!" ujarnya membuat copet itu lari namun langsung ia cegat dengan menaha ciput sweater copet tersebut.
"Copetkan? Kalo nggak kenapa lari?" tanya Chika. Lalu copet itu menghempaskan tangan Chika. Namun dengan segera Chika menunjukkan kebolehannya dalam karate. Chika sangat menguasai teknik-teknik dalam karate. Tidak sia-sia dia ekskul selama 6 tahun. Orang-orang berkumpul untuk menonton aksi Chika. Dan berhasil! Copet itu ambruk ke tanah dan mengerang kesakitan. Dengan segera Chika mengambil dompet laki-laki yang kecopetan di saku copet tersebut.
"Makasih, maaf ya kalo mukulnya terlalu kuat," ucap Chika cengengesan. Lalu security di sana mengamankan copet tersebut.
Semua gerak-gerik Chika tidak luput dari pandangan laki-laki yang kecopetan. Laki-laki bermasker itu menatap Chika kagum karena keberaniannya.
"Nih!" Chika menyodorkan dompet laki-laki tersebut dan diterima.
"Thanks, ya?" ucap laki-laki tersebut.
"Iya," Chika hanya mengucapkan kata singkat itu sambil tersenyum lalu masuk kedalam Alfamart.
"Eh! Btw nama lo siapa?" tanya Laki-laki itu sambil menahan tangan Chika. Namun Chika segera menarik tangannya.
"Sorry, jangan sentuh! Bukan mahrom," ucap Chika.
"Eh sorry, gue Adri Gerian. Panggil aja Adri." Ya laki-laki itu bernama Adri. Dia mengulurkan tangannya berniat untuk menjabat Chika.
"Chika." Chika tersenyum sambil menautkan tangannya.
"Oh iya." Adri yang tangan indahnya di tolak pun langsung salah tingkah. "Sekali lagi makasih ya?" lanjutnya yang mendapat anggukan ringan dari Chika. Sepertinya gue pernah dengar nama Chika deh? Oh, apa jangan-jangan dia Chika yang Fania maksud? Batinnya.
"Iya sama-sama santai aja. Gue duluan ya? Mau belanja soalnya," pamitnya pada Adri.
"Oh ok!" sahut Ardi.
Chika melangkahkan kakinya kedalam Alfamart dan di sambut hangat oleh pegawai di tempat tersebut. Dia mencari beberapa cemilan dan ice cream. Dan membelikan beberapa cemilan untuk Arya dan bibi. Tiba saatnya dia harus membayar di kasir.
"Totalnya berapa, mbak?" tanya Chika.
"Lima puluh ribu mbak," ucap mbak kasir setelah melihat jumlahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ArKa (End)
RomanceTypo bertebaran! Belum di revisi!!! "Tadi pas gue pegang lo, lo bilang bukan mahrom tuh maksudnya apa?" Mendapat pertanyaan tersebut membuat Chika menoleh dan melihat mata Arya sekilas. Entah mengapa ia tidak kuat jika harus menatap pria itu. "Itu...