*
"Hyun."
"Taehyun ih."
Hueningkai cemberut. Hampir setengah jam ia dibaikan oleh Taehyun yang masih fokus pada buku yang ia baca. Sekarang mereka berdua ada di perpustakaan sekolah dan ini sudah jam terakhir pelajaran jadi gurunya menyuruh kelasnya belajar di perpustakaan karena ada rapat dadakan.
Anak-anak kelas bukannya membaca buku seperti yang disuruh tetapi malah mereka tidur. Bukan apa, hanya saja mereka bosan hampir setengah jam dikurung di perpustakaan.
Mengingat kelasnya sekitar sembilan puluh sembilan persen anak yang berisik, bermasalah dan juga malas belajar sedangkan satu persennya adalah anak perajin dan itu Taehyun satu-satunya.
Hueningkai mengedarkan pandangannya kepada teman-teman sekelasnya yang bermain game, tidur ataupun lari-lari tetapi tak ada satupun yang dekat dengannya kecuali Taehyun. Satu-satu temannya di kelas adalah Taehyun.
Bisa dibilang Hueningkai adalah anak yang sering dikucilkan keberadaan oleh teman sekelasnya. Jadi begitulah.
"T-Taehyun..." Cicit Hueningkai takut sambil menarik-tarik pelan lengan seragam Taehyun saat ia ditatap tajam oleh kumpulan tiga remaja lelaki yang kini menyeringai ke arahnya.
Taehyun yang merasa terganggu karena tingkah Hueningkai akhirnya melepasakan earphonenya lalu menatap Hueningkai dengan tatapan bertanya.
"Kenapa?"
Hueningkai yang menundukkan kepalanya itu melirik ke arah belakangnya yang dimana kumpulan remaja itu tengah menatapnya. Taehyun melongokkan kepalanya melihat siapa yang dimaksud Hueningkai.
Lagi, lagi dan lagi. Apa mereka belum puas terakhir kali dihajar oleh Taehyun. Memang anak berandal sekalinya dikasih pelajaran bukannya takut malah kembali berulah. Padahal mereka masih Sekolah Menengah Pertama, bagaimana jadinya jika sudah Menengah Atas?
Dengan kesal Taehyun menutup bukunya keras. Sontak anak sekelas menatap Taehyun yang kini wajahnya terlihat kesal dan itu menakutkan.
Jangan salah, meskipun ia kutu buku dan anak kesayangan guru tetapi ia tidak lemah. Bahkan banyak yang takut padanya, mengingatkan Taehyun itu pernah mengikuti pelatihan boxing dan sekarang beralih ke Taekwondo bahkan sudah bersabuk hitam.
Tentunya ketiga lelaki yang menatap tajam Hueningkai dan kini tengah tertawa itu tiba-tiba sunyi kala melihat Taehyun di depannya.
"Kenapa Tae?" Tanya remaja lelaki yang rambutnya sudah diwarnai warna blonde itu dengan wajah menantangnya.
"Jay, bukankah sudah aku peringatkan. Jangan ganggu Hueningkai!" Tekan Taehyun geram, melayangkan tatapan tajam nan menusuk kepada Jay namun Jay tak takut yang ada ia malah terkekeh.
"Ck, kenapa sih anak lemah seperti dia selalu kau bela?"
Jay tertawa bersama kedua temannya. Tentunya Taehyun semakin geram dengan tingkah Jay yang selalu mengabaikan perkataannya, ingin saja rasanya Taehyun menampar mulut itu dengan sepatunya yang berat.
"Itu terserah padaku, ia sahabatku jadi aku berhak membelanya dari anak bermasalah sepertimu."
"O ow aku tidak takut."
"Ya kau memang tak takut padaku tapi kupastikan kau akan diam saat aku mengadukannya ke kak Jimin." Taehyun mengeringai dikala mendapatkan wajah Jay yang berubah tegang saat mendengar nama Jimin.
Park Jong Seong atau Jay adalah adik dari Park Jimin. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Jika Jimin mempunyai sifat yang penolong, ramah, baik itu berbeda dengan Jay yang hanya tahu menindas orang lain. Tetapi jika sudah ketahuan oleh Jimin kelakuannya maka Jay akan mendapatkan amarah dari Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROSSROADS [HBL-un] Revisi
Mystery / ThrillerSedang revisi GFRIEND - BTS - TXT Feat.ENHYPEN and SVT maybe? Hanya karena obsesi membuat persahabatan mereka ini harus diambang kehancuran. Hanya ada kebencian, dendam dan kehilangan yang mereka rasakan. Apa yang harus dilakukan? Apa mereka semua d...