[교차로]1.0: Something

177 30 22
                                    

Sowon menatap sebuah figura yang dimana terdapat delapan belas orang di dalamnya termasuk dirinya yang saling merangkul dan tersenyum cerah, lalu beralih kepada figura disebelahnya lagi yang terdapat sebuah keluarga lengkap yang tengah tersenyum terlihat sangat bahagia.

Ia tersenyum saat ia menatap dalam sosok perempuan dewasa yang terlihat cantik dengan rambut hitam panjangnya tengah tersenyum dengan sangat anggun, Sowon rindu dengan bundanya. Ia menatap sosok sang ayah yang gagah dengan jas hitam melekat disana tak lupakan senyuman yang terlukis di wajah sang ayah.

Ah lelaki itu sangat sibuk sampai tak sempat pulang ke rumah meski hanya sebentar.

Sowon beralih pada gadis kecil yang sekitar berusia sepuluh tahun itu yang tengah tersenyum cerah, sangat menggemaskan. Apalagi dengan gaun warna pink pastel yang membuat seperti putri raja, gadis itu adalah dirinya. Dan terakhir pandangannya jatuh ke sosok pemuda berumur lima tahun tersenyum memperlihatkan dimplenya sama seperti sang ayah.

Itu Soobin, di dalam figura itu Soobin yang berusia lima tahun berada di gendongan sang bunda. Terlihat tampan dan menggemaskan dengan senyuman polos nan mempesona itu.

Tanpa sadar Sowon menitikkan air matanya, kembali mengingat diusia sekecil itu sudah ditinggalkan oleh ibu kandungnya yang memilih pergi melanjutkan hidupnya seorang diri.

Sowon sadar, ia melihat Soobin sudah beranjak dewasa bahkan ia yakin tinggi pemuda itu sudah melewati tinggi ayahnya, anak yang tidak diinginkan ibu kandungnya dan dirinya.

Rasanya dada Sowon sesak. Tidak, ia menyayangi Soobin lebih daripada Eunha namun entah mengapa ia tidak bisa menunjukkan kasih sayangnya pada Soobin. Sowon sadar jika Soobin sangat menginginkan kasih sayangnya, tapi Sowon tak bisa. Ia tahu bundanya pergi bukan salah Soobin namun kehendak Tuhan.

Tetapi Sowon masih terlalu gengsi?

Maka dari itu Sowon selalu meminta ke Seokjin agar terus berada di samping Soobin karena dia tidak bisa menemani adiknya itu. Perasaan itu masih ada, perasaan tak terima bundanya pergi dan membenci Soobin. Selama ini ia mencoba melupakan kebenciannya pada Soobin dan selama itu pula ia selalu mengawasi Soobin dari Seokjin.

"Maaf Soobin aku terlalu pengecut. Aku gagal menjadi kakakmu."

Pada dasarnya ia dekat dengan Eunha karena memang ia sudah menganggap gadis itu sebagai adiknya dan juga ia sebagai contoh sebelum ia benar-benar memaafkan Soobin. Namun sekarang Eunha sudah pergi, haruskah ia sekarang?

Sowon juga tahu Soobin kehilangan Eunha, sahabat Sowon yang paling disayangi oleh Soobin.

Sowon menenggelamkan wajahnya ke bantalnya, kepala sangat pusing, ia bimbang. Biasanya jika ada Eunha, gadis itu akan memberinya jalan keluar.

"Bunda maaf aku tak bisa menjaga Soobin seperti janjiku padamu, bahkan menatap matanya saja tidak sanggup."

"Dan sekarang aku akan memperbaikinya."

Sowon meraih sebuah jaket hasil rancangannya yang dibuat khusus untuk Soobin dari sebuah paperbag. Ya Sowon harus segera menemui Soobin agar rasa benci itu menghilang dan juga agar dia menjalankan janjinya kepada sang bunda.

Ini masih belum terlambat.

Sebelum keluar Sowon mencuci wajahnya yang masih sedikit mengantuk itu sampai ia keluar kamarnya ia dengan semangat menuju kamar Soobin yang agak jauh dari kamarnya.

Gadis itu membayangkan bagaimana nanti wajah Soobin jika Sowon datang memeluknya dan memberikan jaket hasil rancangannya sendiri kepada Soobin. Apakah adiknya akan senang?

Sowon menjadi tak sabar.

Sowon sudah berada tepat didepan pintu kamar Soobin, tinggal membuka pintu saja maka dia akan melihat adik yang selama ini dia abaikan. Baru saja ia ingin masuk namun suara keluhan Soobin dari dalam mengurungkannya.

CROSSROADS [HBL-un] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang