10

922 117 1
                                    

Happy Reading
















**********

"Kan kan sudah kuduga?" Ucap salah satu maid yang telah memprediksi datangnya perang.

Hari ini Renjun ada kelas pagi kuliah. Tetapi apa yang dilakukan anak itu? Justru ia bercanda bersama dengan sang tamu rumahnya itu. Tetapi, apakah ada yang mengira bahwa sang mata tajam telah menatap mereka berdua di tengah pintu.

"Renjun! "

Duarr!! Para maid berhamburan untuk segera berkumpul di pinggir pintu. Sementara Renjun menoleh dengan mulut diam membeku. Bahkan Lucas, yang sekarang masih posisi menggendong Renjun pun hanya terdiam.

Tak mau berlama-lama Renjun segera melompat turun dari gendongan Lucas. Menghampiri sang kekasih yang masih mengepalkan tangannya. Bahkan wajah lelaki tampan itu memucat dengan mata tajam yang hitam pekat.

"J-Jeno ? " Renjun berucap dengan gemetar berusaha menggenggam tangan Jeno yang sepertinya sudah sangat mengeras.

Jeno menyingkirkan tubuh Renjun dari hadapannya. Berjalan lantang menuju lelaki tinggi yang hanya diam. Tangan Jeno sepertinya sudah sangat gatal. Bogem mentah itu pun diterima oleh Lucas yang masih diam. Seketika tubuh Lucas oleng, memegangi pipi kirinya dan menatap tidak percaya pada Jeno di depannya.

Para maid sudah berteriak entah karena takut dengan Jeno atau kasihan dengan Lucas. Renjun berteriak memanggil Lucas dengan berusaha untuk menahan Jeno yang masih ingin menghabisi Lucas saat itu juga.

"Bangsat!! Apa yang kau lakukan dengan Renjunku?! Bodoh! Kau mengambil jalur yang salah! " Jeno terus berusaha ingin menghajar Lucas sedangkan beberapa maid membantu Renjun untuk menahannya.

Lucas bangun dengan santai. Mengusap ujung bibirnya dengan kasar. Menatap balik kepada sang kekasih dari Renjun. Segera Renjun mengode salah satu maid untuk membawa Lucas ke kamar . Dia harus memisahkan kedua lelaki ini.

"Jangan lari! Sial! Lepaskan aku! " Jeno mengumpat lalu mendorong para maid yang menahan mereka.

Sementara Jeno membawa Renjun dengan menariknya. Renjun pun segera meraih tas kuliahnya di sofa ruang tamu. Berusaha tetap tenang walaupun kini tangannya telah di cengkram kuat.

"Masuk! " Renjun hanya bisa menurut untuk masuk ke mobil Jeno.

Mobil itu melaju dengan kecepatan yang tinggi. Renjun hanya bisa menutup mata sambil merapalkan doa agar dirinya selamat sampai tujuan. Tujuan? Ah entah. Dia tidak tahu akan di bawa kemana oleh Jeno. Karena sekarang Jeno sedang emosi dia membawa mobilnya tidak ke arah kampus.

Sampai akhirnya Renjun tiba di sebuah lapangan basket di mana terdapat sebuah danau di dekatnya. Astaga! Apakah Renjun akan di tenggelamkan di sini? Membayangkan saja rasanya sudah mengerikan.

Renjun melihat Jeno turun kemudian ia ikut untuk keluar dari mobil itu. Jeno hanya memandangnya dengan saksama. Menatap Renjun dengan tatapan tajam . Renjun pun hanya bisa menunduk lalu memainkan ujung kemeja nya.

"Selingkuh? Atau apa? Bahkan ia sudah tinggal di rumah mu. " Ucap Jeno datar lalu berjalan menuju pinggir danau.

Segera Renjun menyusul Jeno memeluknya dari belakang. Hati Renjun sebenarnya sangat gundah karena nyatanya dia selingkuh. Bahkan sudah sangat jauh. Baru saja tadi malam ia bercinta dengan Lucas dan sekarang ia harus mencari alasan lagi untuk menutupinya.

Storia d'Amore • LurenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang