Happy Reading
**********
"Jeno, maaf. " Sudah ke sekian kalinya si mungil manis menyebut kata maaf dengan nada yang sangat pelan.
Namun semua itu sama sekali tidak mengusik keterdiaman seorang Lee Jeno. Pria bermata tajam itu hanya menyender kepala ranjang dan menatap kosong. Sementara Renjun terus menggenggam tangannya seraya memohon.
"Apa yang kau sembunyikan? Aku tidak butuh kata maafmu. " Jeno mengucapkan kata menusuk dengan sangat datar.
Renjun menggigit bibirnya. Apa dia harus jujur sekarang? Tapi, keluarga nya sama sekali belum menemukan identitas Lucas. Dia tidak mau membawa Lucas ke dalam masalah walaupun sebenarnya Lucas lah penyebab semua ini.
Renjun menggeleng pelan, dia tetap akan mempertahankan Lucas di rumahnya. Dia tidak akan bercerita dulu kepada Jeno. Dia tidak siap jika Lucas akan mendapat bencana besar akibat permasalahan Jeno dan Renjun.
"Akan ku jelaskan. Bulan ini aku memiliki proyek berkelompok di mana aku harus bekerja sama dengan beberapa pihak. Aku melukis di mana - mana. Dan tugasku sangat banyak membuatku harus segera menyelesaikannya. Aku tidak mau mengulur waktu dan malah membuatku semakin tidak bisa menemuimu, Jen. Akhir-akhir ini Baba selalu memintaku mengikuti acara keluarga karena sekarang aku sudah besar. Jadi mungkin ketika aku tidak sibuk tugas aku justru sedang sibuk dengan keluarga. Maaf. " Walaupun Renjun lancar berbicara perkataan bohong itu dia tetap merasa tidak enak hati.Jeno menatap mata Renjun dengan saksama. Mencari-cari kebohongan dari kekasihnya yang sudah ia miliki sejak 4 tahun yang lalu . Tetapi Jeno sama sekali tidak melihat kebohongan di mata Renjun. Mata rubah itu menampilkan kesan sedih menyesal dan ketulusan terdalam.
"Jeno, aku sungguh meminta maaf jika setiap kau ke rumah ku kau selalu di tolak. Aku berpesan pada maid akan hal itu. Aku takut kau menunggu ku di rumah terlalu lama padahal aku saja tidak tahu pasti kapan akan pulang. " Lanjut Renjun sendu.
Hampir 5 menit mereka sama-sama terdiam. Jeno yang berusaha memahami perkataan Renjun. Dan Renjun yang selalu merapalkan kata maaf di dalam hatinya. Namun setelahnya Renjun menyerah. Ia beranjak dari tempat tidur itu, berjalan pelan lalu mengucap maaf dengan lirih.
Jeno menatap punggung sempit milik kekasihnya. Ia ingin sekali memeluk tubuh kecil itu namun egonya mengalahkan segalanya. Jeno membiarkan Renjun keluar dari kamar nya itu.
"Nak, bagaimana dengan Jeno? " Sang nenek yang baru saja sampai dari rumah tetangga menanyai Renjun.
"Jeno masih belum memaafkan ku nek. Apakah aku boleh menginap di rumah nenek? "
"Astaga Renjun, tentu saja sayang! Di sini ada banyak kamar . Nenek juga akan sangat senang jika kau menginap di sini." Ucap nenek antusias.
"Baiklah Terima kasih nenek, kakek. " Renjun tersenyum lega. Mungkin ia akan meminta maaf dengan Jeno nanti lagi. Sekarang ia butuh istirahat.
"Bibi, mengapa jam segini Renjun belum pulang? Bukankah dia hari ini berangkat kuliah saat pagi? " Tanya Lucas ketika Sang bibi menghidangkan makan malam di sana.
"Maaf tuan, bibi tidak menahu soal tuan Renjun. Dia berpamitan pada bibi pagi tadi setelahnya bibi belum melihat ia kembali. Namun, ia sempat berpesan pada saya untuk melayani tuan Lucas sehari ini. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Storia d'Amore • Luren
RomansaTetap vote and comment ya! COMPLETE Semakin lama kau menjalin hubungan dengan seseorang maka akan semakin banyak rintangan yang membelah hubungan tersebut. Happy Reading(!) Main ship -- LuRen -- NoRen -- MarkMin #5 Luren - 31 Juli 2021 #4 Lure...